Mengasah Kreativitas Dengan Mading (SMP Terbuka)

5/16/2015 12:01:00 AM

Sumber Foto : Pak Adi dan Mas Bisot

Kreativitas bukanlah menemukan sesuatu yang baru, tetapi membuat sesuatu yang sudah ada menjadi baru – James Russell Lowell
Beberapa hari lalu, saya didaulat Blogger Family (Blogfam) untuk berbagi mengenai cara membuat majalah dinding di SMP Terbuka di daerah Bekasi, tepatnya di Desa Samudra Jaya. Ester (SMP Terbuka) merupakan salah satu dari beberapa sekolah yang masuk dalam jaringan Sekolah Raya. Rasa senang dan bangga dapat menularkan virus kreativitas hinggap di dada.

Sebelum membahas majalah dinding secara keseluruhan, saya bisa berbagi cerita asal mula perkenalan saya dengan dunia mading (majalah dinding). Tepatnya di Madrasah Tsanawinyah (MTSN) Pemalang, sebuah sekolah dengan konsep Agamis, dibawah naungan Departemen Agama, yang merupakan tempat pertama saya mengenal apa itu Mading.


Awalnya saya melintas di depan perpustakaan sekolah, tepat di depan perpustkaan terdapat beberapa papan pengumuman dari sekolah. Mata saya tidak langsung tertuju pada pengumuman sekolah, namun saya melihat tulisan yang tak biasa, berwarna-warni, sangat menarik dan kreatif. Ternyata, karya tersebut bernama "Mading". Kemudian saya mulai tertarik untuk membuat sebuah puisi dan menampilkannya di mading MTSN Pemalang.

Pertemuan pertama begitu mengoda. Mungkin situasi inilah yang membuat saya semakin terpacu untuk terus berkarya. Dari momen inilah, saya mulai menulis puisi secara rutin di buku diary. Sampai-sampai saya memiliki beberapa buku yang penuh dengan puisi. Dan, saat kuliah pun, saya aktif diberbagai bidang terutama jurnalistik dan sastra, padahal saya kuliah di jurusan akuntansi. Namun, antusiasme itu makin menjadi, apalagi setelah saya membuat blog pribadi yang berisi puisi dan catatan harian.

Begitulah kira-kira yang melatarbelakangi kecintaan saya terhadap dunia kreativitas sampai saat ini.

Pelatihan Mading di SMP Terbuka
Sumber Foto : Pak Adi dan Mas Bisot
Matahari memancarakan sinarnya secara penuh sehingga membuat suhu naik seketika siang itu. Sebuah sepeda motor milik Mas Bisot berhenti sempurna di halaman sebuah SMP di Samudra Jaya, Bekasi. Saat Saya turun dari motor beberapa murid yang berseragam pramuka menyambut saya dengan cium tangan. Mereka sangat antusias menyambut saya, karena mereka tahu, bahwa saya akan sharing mengenai mading. Kemudian langkah kaki saya pacu dengan cepat karena Pak Adi, Kepala Sekolah SMP Terbuka, telah berada di sebuah ruangan terbuka dengan beberapa murid lain.

Senyum simpul dan tulus menyambut saya di ruangan tanpa pintu dan jendela serta tak berlantai keramik. Masih dalam tahap pembangunan, dan menantikan beberapa donasi dari pihak yang dermawan. Kemudian saya duduk, dan memulai materi yang kali ini saya bawakan dengan ringan.

Kreativitas dan Mading
Metode pembelajaran Mading yang saya gunakan hanya metode berbagi dan langsung praktek. Bagi saya, teori apapun yang saya sampaikan akan sia-sia saja tanpa langsung mengaplikasikannya, apalagi Mading merupakan karya kreativitas yang memiliki sisi bentuk dan rasa yang harus langsung diaplikasikan.

1. Perkenalan

Metode ini saya gunakan untuk mengenali murid SMP Terbuka.

2. Hobi 

Dengan mengetahui hobi masing-masing, saya bisa mengarahkan langsung, apa saja yang dapat di gali lebih dalam, dan dapat dikembangan sehingga dapat disajikan dalam Mading. Kemudian, secara spontan, murid Ester tersebut saya berikan waktu untuk menuangkan hobi dan minat mereka terhadap sesuatu kedalam sebuah kertas kosong. Hobi dan minat tersebut sangat beragam, misalnya puisi, pantun, musik, gambar, karikatur, olahraga, beladiri dan lainnya.

Sumber Foto : Pak Adi dan Mas Bisot

3. Kelompok

Setelah menyelesaikan sebuah tugas secara individu, saya mulai mengelompokan dalam beberapa grup dengan masing-masing grup terdiri dari 5-6 murid.

4. Membuat Mading

Dengan kelompok tersebut, kemudian mulailah membuat sebuah mading dengan bahan-bahan karton dengaan ukuran sedang, kertas warna, gunting, lem dan majalah/koran bekas. Untuk metode yang saya gunakan kali ini adalah memadukan kreativitas individu yang dipadukan dengan karya bersama, serta didukung oleh penambahan dari majalah/koran bekas. Perpaduan karya tersebut yang memacu beberapa kelompok untuk menjadi yang terbaik.

Mading Terbaik SMP Terbuka
Berikut beberapa karya dari murid SMP Terbuka :




Sebuah kepuasan batin telah berbagi kebahagian kecil bersama murid SMP Terbuka Samudra Jaya, rasanya saya ingin terus mendampingi mereka dalam berkreativitas dan mengembangkan segala kemampuan dan hobi sehingga dapat membuat karya yang lebih baik lagi. Amin.


Untuk selanjutnya, saya akan mengunjungi Sekolah Dasar Alam Anak Soleh (SDAAS) dan Pondok Yatim Darussalam yang juga termasuk dalam jaringan Sekolah Raya.

Baca Juga :
Great Budha di Kamakura Jepang
Berkeliling Museum Benteng Vredebrug Yogyakarta
Indahnya Symphony of Light Hongkong
Rasa Indonesia di Causeway Bay Hongkong
Cara Mengajukan Visa Korea Selatan

You Might Also Like

26 Comments

  1. madingnya cantik ya...bener sekali dengan cara itu si anak akan terasah kreatifitasnya...ingat zamanku dulu pas smp suka sekali tiap minggu buat mading :) biar dibaca teman2 :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Dwi, hahaha iya Mba, mereka kreatif banget dan senang banget belajar bikin mading :)

      Hapus
    2. jdi inget dulu wktu SMP.. lomba buat mading bagus2an.. jdi kangen masa lalu..hehe

      Hapus
  2. Mading adalah sebuah awal untuk masuk ke dunia informasi dengan bukan hanya menjadi konsumen tapi produsen, semoga kreatifitas adik-adik SMP Terbuka akan terus terasah. Terima kasih Mas Salman :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Mas Bisot, hahaha sama2 Mas, ini juga yang mampu saya berikan untuk anak2, semoga bermanfaat :)

      Hapus
    2. bener banget mas, mading menjadi salah satu jendela informasi..:)

      Hapus
  3. mading itu emang bisa mengasah kreatifitas.
    kalau di sekolah gue, anak jurnal doang yang diizinkan menyentuh mading...

    BalasHapus
    Balasan
    1. @IJeverson, hohoho iya kan anak mading itu ekslusif banget :D

      Hapus
    2. keren emang mading.. menjadi salah satu jendela kreatifitas para anak2 ;)

      Hapus
  4. ahhh jadi ada ide nih mas untuk anak-anak kompleksku lagi libur seminggu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Dewi Rieka, Mba Dedew, aiihhh silahkan Mba dilatih bikin mading pasti ketagihan bikinnya hehehe

      Hapus
  5. Luar biasa. Kami di Pontianak Post juga sering mengadakan ROAD SHOW ke beberapa SMP atau SMA di Kota Pontianak, dalam rangka membina mereka untuk mengelola Majalah Dinding. Sebagai bentuk realisasi nya adalah mengundag pihak SMP atau SMA untuk mengelola 1 halaman penuh mereka untuk dipajang di koran Pontianak Post.

    Namanya halaman KORAN SEKOLAH. Seluruh naskah, teks dan jajaran redaksinya dari SMP atau SMA yang bersangkutan, dan dimuat di koran Sungguhan. Mereka belajar mengelola sebuah Koran

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Asep, Wah keren sekali Kang, semoga disini juga ada yang melakukan hal serupa

      Hapus
  6. Aku dongs dulu anak mading. Wkwkwk.. :P
    Seru aja rasa menuh-menuhin jatah mading kelas. Isinya kebanyakan meriah. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Beby, anak mading emang gahul dan punya kuasa hahaha

      Hapus
  7. bagus madingnya kreatif banget

    BalasHapus
  8. wah mading itu..ingat jaman sekolah ya memang..kreatif -kreatif nih anak sekarang...

    BalasHapus
  9. HAHAHHA
    kalau dulu di smp saya sering bikin mading/...

    BalasHapus
  10. Mading adalah sebuah awal untuk masuk ke dunia informasi dengan bukan hanya menjadi konsumen tapi produsen, semoga kreatifitas adik-adik SMP Terbuka akan terus terasah.

    BalasHapus
  11. Terima Kasih.. artikelnya menarik dan bermanfaat banget ka..
    bisa dapet banyak inspirasi dari mading di sekolah

    BalasHapus
  12. Mading memang keren banget :D dulu waktu SMP sama SMK mading jadi tempat berbagi cerita yang keren :D hehe. apalagi saat ada cerita lucu e

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahah :D bener banget mas :3 saya suka bagian cerita lucu e juga

      Hapus
  13. Mading adalah sebuah awal untuk masuk ke dunia informasi dengan bukan hanya menjadi konsumen tapi produsen, semoga kreatifitas adik-adik SMP Terbuka akan terus terasah.

    BalasHapus