salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger
  •  

    Beberapa waktu lalu saat pulang kampung, keponakan saya yang masih SD tiba-tiba bertanya, “Uang itu datangnya dari mana, Pakde?”

    Saya sempat diam sebentar. Di kepala saya langsung muter-muter mikirin cara menjelaskan uang tanpa bikin dia bingung atau malah makin banyak tanya yang susah dijawab. Kalau dijelasin soal gaji, slip pembayaran, atau invoice kerjaan, ya jelas belum masuk ke logika anak-anak.

    Tapi dari situ saya sadar, ternyata anak-anak itu sudah mulai sadar soal uang dari usia yang jauh lebih muda dari yang saya bayangkan. Mereka penasaran. Mereka ingin tahu. Dan ini bisa jadi pintu masuk buat mulai ngenalin mereka ke dunia keuangan, tentunya dengan cara yang sesuai umur dan menyenangkan.

    Kenapa Anak Perlu Belajar Keuangan Sejak Dini?

    Waktu saya kecil, jujur aja, nggak banyak dapet pelajaran tentang ngatur uang. Uang jajan ya habis ya udah, nabung pun kadang tergantung sisanya kalau ada. Makanya pas udah gede, baru kerasa banget pentingnya ngerti soal duit dari kecil.

    Ngomongin soal keuangan ke keponakan itu bukan berarti ngajarin mereka jadi perhitungan atau terlalu fokus sama uang, lho. Tapi lebih ke bagaimana mereka bisa menghargai nilai uang, belajar prioritas, dan yang paling penting, ngerti kalau semua itu butuh proses dan usaha.

    Contohnya, waktu keponakanku pengen banget beli mainan mahal. Saya tanya, “Kalau kamu nabung dari uang jajanmu seminggu berapa?” Dia jawab, dan ternyata butuh waktu hampir dua bulan buat ngumpulin. Dari situ dia mulai ngerti kalau nggak semua hal bisa didapat instan.

    Penting banget ngajarin keuangan sejak dini karena ini bisa jadi bekal hidup mereka. Anak-anak yang diajarin ngatur uang sejak kecil biasanya lebih bijak saat dewasa, lebih siap ambil keputusan, dan bisa lebih mandiri secara finansial.

    Saya sendiri termasuk yang terlambat belajar soal keuangan. Waktu kecil, uang itu cuma sebatas buat jajan. Nabung? Kadang iya, kadang enggak. Dan waktu pertama kali punya penghasilan, saya pun sempat mengalami fase boros karena nggak terbiasa mengatur uang.

    Dari pengalaman pribadi itulah saya ingin keponakan saya nggak mengulangi kesalahan yang sama.

    “Kalau dulu saya dikenalkan ke soal keuangan lebih awal, mungkin saya nggak bakal kelimpungan waktu mulai kerja.”

    Mereka nggak harus ngerti konsep compound interest atau investasi reksadana sejak kecil. Tapi setidaknya, mereka tahu bahwa:

    • Uang itu hasil dari kerja keras

    • Nggak semua keinginan bisa dibeli saat itu juga

    • Ada prioritas dalam mengelola pengeluaran

    • Menabung itu bukan sisa dari jajan, tapi bagian dari perencanaan

    Anak yang udah kenal soal keuangan dari kecil, biasanya lebih ngerti cara ngatur uang dan nggak gampang kalap waktu gede nanti. Mereka belajar tentang tanggung jawab, pengambilan keputusan, dan juga menghargai proses. Ini bekal hidup yang sangat berharga.

    Tapi Gimana Cara Ngenalinnya? Masa Langsung Kasih Buku Keuangan?

    Tentu saja nggak. Anak-anak itu belajarnya paling cepat lewat bermain. Kalau dikasih teori atau buku berat, ya kemungkinan besar mereka ngantuk atau malah kabur. 

    Nah, di zaman digital kayak sekarang, bermain itu udah berubah bentuk. Nggak cuma lari-larian di halaman atau main congklak. Sekarang mereka pegang tablet atau laptop, dan dunia mereka itu digital banget.

    Saya nemuin cara yang cukup efektif: pakai game edukasi bertema keuangan.

    Awalnya saya ragu juga. Emang bisa belajar soal duit dari game? Tapi ternyata setelah saya dampingi keponakan saya main, saya kaget sendiri. Banyak game yang ngajarin mereka konsep penting soal uang mulai dari belanja bijak, menabung, bahkan sampai ngelola bisnis kecil.

    Belajar Uang Lewat Game? Bisa Banget!

    Game edukasi ini punya kekuatan buat ngajarin hal rumit dengan cara yang sederhana dan menyenangkan. Anak bisa bermain sambil belajar, tanpa merasa sedang ‘disuruh belajar’.

    Contohnya, di salah satu game, keponakan saya jadi kasir supermarket. Dia harus hitung belanjaan pelanggan dan kasih kembalian. Seru banget buat dia, dan tanpa sadar dia belajar matematika dasar dan logika keuangan.

    Di game lain, dia jadi pemilik warung kopi. Harus nentuin harga jual, nyiapin bahan baku, dan bahkan memantau cuaca yang ternyata bisa memengaruhi penjualan. Di situ dia belajar tentang risiko, perencanaan, dan keuntungan.

    Lewat game, mereka bisa belajar tentang

    • Cara berpikir strategis

    • Mengatur prioritas

    • Mengelola risiko

    • Dan tentunya, memahami alur keuangan secara sederhana

    Kenalan Sama Money Games Seru

    Waktu lagi cari-cari referensi game edukatif soal keuangan, saya nemuin satu situs yang menarik banget yaitu mortgagecalculator.org/money-games

    Awalnya saya pikir situs ini cuma buat orang dewasa yang mau hitung cicilan rumah atau KPR. Tapi ternyata mereka punya satu bagian khusus yang isinya puluhan game seru bertema keuangan, dan semuanya cocok buat anak-anak maupun remaja.

    Keponakan saya langsung jatuh cinta sama beberapa game, dan saya juga ikutan main biar bisa dampingin.

    1. Grocery Cashier

    Jadi kasir di toko? Siapa sangka ini bisa jadi pelajaran soal hitung cepat dan kejujuran. Game ini bikin keponakan saya belajar berhitung, memahami nilai uang, dan pentingnya keakuratan.

    2. Coffee Shop Game

    Game ini luar biasa. Keponakan saya harus jadi manajer kedai kopi yaitu menentukan harga, stok bahan, hingga memperhatikan kondisi cuaca. Beneran kayak mini simulasi bisnis yang seru dan penuh strategi.

    3. Sushi Bar

    Kalau yang ini, menurut saya sangat cocok untuk mengenalkan bagaimana pentingnya kecepatan layanan dan manajemen urutan kerja. Pemain harus menyusun sushi sesuai pesanan pelanggan dengan cepat dan tepat. Cocok banget buat melatih koordinasi, fokus, dan efisiensi kerja.

    4. Flower Shop

    Game ini punya konsep bisnis yang manis tapi cukup menantang. Pemain harus meracik dan menjual buket bunga berdasarkan permintaan pelanggan. Selain mengenalkan soal keuntungan dan pelayanan pelanggan, game ini juga ngajarin kreativitas dalam bisnis.

    5. Tractor Mania

    Mungkin ini salah satu game yang terlihat “tidak keuangan”, tapi nyatanya justru menarik! Di sini pemain membawa hasil panen dengan traktor, menjaga agar muatannya nggak tumpah sampai tujuan. Ini bisa jadi pengantar yang bagus buat ngajarin anak soal supply chain, logistik, dan pentingnya efisiensi dalam pengiriman hasil produksi.

    Yang bikin saya tenang, semua game di mortgagecalculator.org/money-games ini:

    • 100% gratis tanpa iklan

    • Bisa langsung dimainkan tanpa perlu download atau registrasi

    • Desainnya ramah anak dan mudah dipahami

    • Cocok dimainkan bareng supaya bisa sambil ngobrol dan berdiskusi 

    Menurut saya, mengenalkan keuangan ke anak atau keponakan itu bukan sesuatu yang harus ditunda sampai mereka remaja. Justru sejak dini, kita bisa mulai pelan-pelan lewat cara yang mereka suka.

    Dan game adalah salah satu cara paling efektif buat itu. Dengan bermain, mereka belajar tanpa merasa digurui. Mereka belajar sambil tertawa, sambil penasaran, sambil mengeksplorasi.

    Jadi, buat kamu yang punya keponakan atau anak kecil di rumah, coba deh kenalkan mereka ke game-game edukatif seperti di mortgagecalculator.org/money-games. Nggak cuma seru, tapi juga punya nilai edukasi yang tinggi.

    Dan buat saya pribadi, ini bukan cuma tentang ngajarin uang tapi juga tentang menciptakan momen kebersamaan yang bermakna. Karena di balik setiap game yang dimainkan bareng, ada pelajaran, ada tawa, dan ada waktu berkualitas yang sulit digantikan.

    Continue Reading

     

    Era Globalisasi sudah di depan mata, mungkin dalam waktu beberapa tahun negara tetangga seperti Malaysia, Singapore atau Thailand misalnya sudah bisa masuk ke Indonesia dan bekerja sebagai tenaga professional sesuai bidangnya, jika tak siap dengan kompetensi tersebut, maka pemuda pun akan menjadi budak di negaranya sendiri. Kalaupun tidak masuk ke Indonesia, persaingan global pun akan semakin kompetitif dengan hadirnya teknologi dan perkembangannya di masa mendatang. Bisa dipastikan jika tanpa kompetensi yang baik, Indonesia akan menjadi konsumen dari pasar global saja. 

    Mimpi buruk? Tentu saja tidak, karena Indonesia memiliki banyak sekali keunggulan diantaranya ekonomi dan bonus demografi. Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia pada 2045. Saat ini, Indonesia berada di peringkat 16 di antara negara-negara G20. Indonesia memiliki bonus demografi yang bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dimana sebagian besar penduduk Indonesia memiliki usia produktif atau kerja. Sebut saja tantangan terkait beberapa permasalahan yang harus dituntaskan sehingga ekonomi dan bonus demografi ini menjadi sebuah kekuatan di masa mendatang. 

    Potret Kesehatan di Indonesia 


    Menuju bonus demografi pada 2045 mendatang, sepertinya permasalahan kesehatan di Indonesia masih perlu dibenahi. Generasi mendatang yang akan menjadi pemimpin di negeri ini serta mengelola sumber daya di Indonesia menjadi penguasa pasar di Asia dan Dunia nantinya. Hal itu terjadi apabila anak-anak yang dilahirkan saat ini memiliki gizi baik dan  akses pendidikan serta fasilitas kesehatan. Namun, faktanya masih banyak masalah kesehatan yang berhubungan dengan anak dan ibu. Beberapa permasalahan kesehatan di Indonesia antara lain : 

    Masih Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak 

    Menurut Kemenkes, berdasarkan data Sampling Registration System (SRS) tahun 2018, sekitar 76% kematian ibu terjadi di fase persalinan dan pasca persalinan dengan proporsi 24% terjadi saat hamil, 36% saat persalinan dan 40% pasca persalinan. Yang mana lebih dari 62% Kematian Ibu dan Bayi terjadi di rumah sakit. Artinya akses masyarakat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sudah cukup baik.

    Tingginya kematian ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi mulai dari fase sebelum hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kalori, obesitas, mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis dan lain-lain. Pada saat hamil ibu juga mengalami berbagai penyulit seperti hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung dan lain-lain.

    Tingginya Angka Penyakit Tidak Menular ( Diabetes, Obesitas, Jantung)

    Kemenkes mengungkapkan masih tingginya prevalensi Penyakit Tidak Menular di Indonesia disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 95,5% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami obesitas sentral serta 21,8% terjadi obesitas pada dewasa.

    Permasalahan Gizi Buruk dan Stunting 

    Anak dengan gizi buruk dan stunting masih menjadi momok di Indonesia. Bonus demografi yang harusnya menjadi kekuatan utama Indonesia tidak akan terjadi jika pemasalahan gizi buruk dan stunting masih melanda sampai saat ini. Dibutuhkan kesadaran dari orang tua, pemerintah dan berbagai pihak untuk bersama-sama menyadarkan bahwa gizi seimbang sebagai solusi menjadikan generasi mendatang yang mampu bersaing. 

    Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama, umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.

    Penyebab Stunting menurut situs Adoption Nutrition menyebutkan, stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau semua faktor-faktor berikut:
    • Kurang gizi kronis dalam waktu lama
    • Retardasi pertumbuhan intrauterine
    • Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
    • Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
    • Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
    Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak berarti bahwa asupan makanan saat ini tidak memadai. Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di masa lalu seorang.

    Literasi Gizi Masyarakat Indonesia Masih Rendah 

    Dalam acara Kami Sadar Gizi, Siap Bersaing di Era Globalisasi yang diadakan oleh YAICI dan Kampung Dongeng Indonesia, Pak Arif Hidayat, ketua YAICI mengungkapkan bahwa literasi gizi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Terbukti dengan masih banyaknya ibu yang memberikan Kental Manis sebagai pengganti asupan ASI,padahal gizinya sangat berbeda. Ditambahkan oleh Kang Maman bahwa masyarakat Indonesia ini sering malas membaca bahkan untuk sekedar membaca kandungan gizi yang ada dibalik kemasan setiap makanan dan minuman termasuk kental manis. Dan, hal ini mengakibatkan disinformasi sehingga bertebaran hoax tentang berbagai hal termasuk kental manis yang masih dikonsumsi sebagai pengganti ASI. 

    Literasi gizi sebetulnya sudah diajarkan dari bangku sekolah dasar, namun pengetahuan gizi tersebut hanya dipahami sebagai hafalan semata tanpa mempraktekan pengetahuan gizi seimbang tersebut. Oh iya, kalau dahulu dikenal sebagai 4 sehat 5 sempurna, maka kini gizi seimbang disebut sebagai izi piringku yang membagi porsi makanan dalam sebuah piring dengan komposisi seimbang seperti karbohidrat, protein, sayuran, buah-buahan dan lainnya. 

    Pola Konsumsi Jaman Now

    Konsumsi makanan dengan gizi seimbang masih sangat rendah, karena pola konsumsi yang salah seperti fast food dan minuman kemasan. Bahkan menurut data 2015 dari Riskesdas, pola konsumsi masyarakat Indonesia sangat mengkhawatirkan, seperti hal diantaranya :

    • 55,41% remaja di Indonesia mengkonsumsi fast food setiap minggunya.
    • 27,93% remaja di Indonesia minum minuman soda 1x atau lebih setiap hari
    • 53,10% masyarakat Indonesia mengkonsumsi gula berlebih 
    • 26,20% masyarakat Indonesia mengkonsumsi garam berlebih 
    • 40,70% masyarakat Indonesia mengkonsumsi lemak berlebih
    Dan, dari data tersebut juga disebutkan bahwa konsumsi buah dan sayur sangat rendah setia harinya. Dan, permasalahan ini sangat menghantui pembenahan pola konsumsi dan gizi seimbang bagi anak serta masyarakat Indonesia pada umumnya. Lalu bagaimana mengatasi permasalahan tersebut? 

    Pentingnya Sadar Gizi Seimbang di Era Globalisasi


    Apa yang harus dilakukan dengan beberapa fakta yang membuat kita terkejut. Daripada diam dan mengharapkan keajaiban, sudah saatnya menjadi agent of change sehingga generasi mendatang menjadi generasi kebanggaan kita bersama. 

    Beberapa hal yang bisa dilakukan sedikit demi sedikit untuk mengubah kebiasaan kurang baik, mulai dari memperbaiki gizi yang dikonsumsi, membaca dan mengerti literasi dan melakukan aktivitas fisik.

    Generasi Muda Harus Melek Literasi 

    Buta huruf di Indonesia memang sangat rendah, namun bukan berarti literasi di Indoensia baik, namun bisa dikatakan literasi masih dari kata baik. Masyarakat Indonesia malas membaca, bahkan sekedar membaca informasi sederhana dibalik kemasan yang akan dikonsumsi. Dengan rendahnya literasi, maka disinformasi berbagai hal di masyarakat menjamur, bahkan kini hoax pun merajalela. 

    Rendahnya literasi bisa dihindari dengan membaca dan melakukan riset yang mendalam tentang apapun termasuk tentang gizi seimbang yang dikonsumsi. Setelah membaca dengan benar, maka informasi yang diserap pun akan lebih mendalam sehingga bisa disampaikan lagi kepada orang yang belum mengerti informasi tersebut. 

    Pernah mendengar kalau jurnal ilmiah di Indonesia sangat sedikit, hal tersebut karena memang terbatasnya literasi dan minat masyarakat terhadap riset dan pengetahuan, padahal kalau masalah kepo masalah rumah tangga orang, masyarakat sangat jago, namun tak demikian dengan riset ilmiah. 

    Sadar Literasi Gizi (Baca Label dan Jangan Asal Ikut-ikutan)

    Ibu-ibu biasanya akan mengikuti apa yang dikatakan tetangga termasuk pada saat memberikan makanan kepada balita. Salah satu yang dikonsumsi sebagai pengganti ASI adalah Kental Manis, namun ternyata gizi yang terkandung di dalamnya jauh dari kata bergizi dan hanya mengandung gula, sekitar 50%. Bagaimana kalau dikonsumsi balita setiap hari sebagai pengganti ASI? Kental manis bukanlah susu, dan sangat berbahaya jika dikonsumsi terus menerus tanpa ada tambahan makanan lainnya. Sangat penting bagi ibu-ibu untuk membaca label dalam kemasan apapun termasuk kental manis. 

    Jangan Lupa Aktivitas Fisik dan Olahraga

    Pandemi mengubah kegiatan semua orang termasuk rutinitas gerak yang menjadi sangat terbatas. Yang biasanya berolahraga di luar rumah, kini terbatas menjadi hanya di rumah saja. Memang betul kegiatan fisik berkurang, namun bukan berarti di rumah menjadi alasan untuk tidak melakukan aktivitas fisik atau olahraga. 

    Kegiatan dirumah sebetulnya banyak manfaatnya terutama apabila sehari-hari sibuk dengan rutinitas kerjaan, kini bisa lebih banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan dengan membersihkan rumah dan menata ulang rumah sehingga lebih nyaman untuk ditinggali. Misalnya menata kamar dan membereskan barang-barang yang jarang atau sudah tidak dipakai sehingga kamar atau rumah akan terasa lega dan lebih bersih. Selain itu, kamu bisa membeli peralatan penunjang yang memacu kamu untuk berolahraga di rumah seperti matras, dumbell dan lainnya sehingga merasa nyaman untuk berolahraga di rumah.

    Batasi Konsumsi Gula, Garam dan Lemak 

    Konsumsi gula, garam dan lemak merupakan hal yang sebetulnya mudah namun pada kenyataannya justru sebaliknya. Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan minuman manis dan makanan asin dan pedas serta berlemak, sehingga jika dikatakan bahwa konsumsi gula, garam dan lemak harus dibatasi, maka tidak semudah yang dibayangkan. Namun, jika melihat penyakit tidak menular yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, maka membatasi konsumsi ketiga hal tersebut adalah sebuah keharusan. 

    Konsumsi gula, garam dan lemak yang dipebolehkan setiap harinya adalah sebagai berikut :

    • Batas konsumsi gula harian adalah 4 sendok makan atau sekitar 54 gram 
    • Batas konsumsi garam harian adalah 1  sendok teh atau sekitar 2000 miligram 
    • Batas konsumsi lemak/minyak harian adalah 5 sendok makan atau sekitar 72 gram 

    Kampanye Sadar Gizi Melalui Dongeng 

    YAICI dan Kampung Dongeng Indonesia menyadari bahwa untuk menyadarkan orang tua dan anak pentingnya gizi seimbang itu hal yang tidak mudah. Untuk mengkampanyekan Kental Manis bukan susu misalnya, dibuatlah media penyebaran melalui story telling atau dongeng sehingga mudah diterima oleh anak dan orang tua. 

    Selain itu, dengan dongeng atau story telling akan timbul kreativitas anak sehingga memacu kesadaran dan membuat anak semakin termotivasi melakukan kegiatan positif dan nantinya akan lahir pendongeng cilik yang mampu menyadarkan banyak pihak pentingnya literasi gizi.Semoga dengan tulisan ini bisa menyadarkan banyak pihak pentingnya melek literasi baik tulisan dan gizi sehingga membuat masyarakat lebih sehat dan berpengetahuan luas. 


    Continue Reading

    Hai Ilmuwan cilik, siapa yang ingin mengikuti Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2019? Sebelum masuk membahas apa saja sih persyaratan dan ketentuan KJSA 2019. Siapa yang pernah bercita-cita menjadi Ilmuwan pada saat kecil? Kalau saya dulu hanya bercita-cita menjadi presenter atau MC, pokoknya saya memang banci tampil deh dulu, walaupun masih malu-maluin banget, hahaha.

    "Kamu cita-citanya jadi apa?"

    "Polisi."

    "Dokter."

    "Pegawai."

    "Guru."

    Begitu banyak cita-cita yang sudah dilihat anak-anak namun sangat jarang yang menyebutkan cita-citanya menjadi "Ilmuwan".


    Siapa yang membuat produk dengan inovasi luar biasa? Siapa yang menemukan listrik? Siapa yang membuat Laptop? Siapa yang membuat smartphone kita? Siapa yang membuat kehidupan jauh lebih praktis sekarang? Semuanya ditemukan oleh Ilmuwan yang memiliki kapasitas di bidangnya. Bahkan rata-rata diantara mereka adalah seorang Profesor dengan berbagai gelar keilmuannya. 

    Mantan Presiden ketiga kita, Prof. BKJ. Habibie pun merupakan ilmuwan dan salah satu pembuat pesawat asi buatan Indonesia dan beberapa pesawatnya pun pernah di beli oleh pihak luar negeri yang percaya dengan kualitas tersebut. BJ. Habibie merintis Industri Dirgantara Indonesia (DI), DI didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.


    Dari salah satu mantan Presiden kita di Indonesia ini yang menginspirasi untuk menjadi seorang Ilmuwan, Kalbe berusaha menwadahi seluruh Anak Indonesia yang memiliki cita-cita menjadi Ilmuwan. Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) adalah program lomba karya sains untuk siswa tingkat sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh Indonesia. Program ini diadakan setiap tahun, dimulai tahun 2011 sampai sekarang.


    Nah, siapa yang mau menjadi Ilmuwan cilik melalui Kalbe Junior Scientist Award ini ada beberapa persyaratan dan kategori yang dilombakan.

    Kategori Karya Sains yang Dilombakan
    • Merupakan lomba, karya sains untuk tingkat sekolah dasar kelas 4-6 dan tingkat SMP kelas 7-9. Karya sains dapat berupa produk atau alat yang di dalamnya sudah menerapkan teknologi digital atau ada potensi dikembangan menerapkan teknologi digital.
    • Ruang lingkup teknologi digital tidak dibatasi, mulai dari penggunaan alat bantu yang termasuk komputerisasi (tombol, sensor, remote, chip, micro-controler, micro-bit, raspberry pi, dl), automatisasi, programming dan lain sebagainya
    • Ide Karya sains diciptakan atas permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar dan memberikan solusi melalui karya sains tersebut.
    • Bidang karya sains dapat berasal dari IPA, teknologi terapan, tidak termasuk bidang-bidang sosial

    Persyaratan
    • Peserta adalah siswa/i SD kelas 4-6  dan SMP kelas 7-9 ketika mendaftar
    • Perorangan (1 orang)
    • Mendaftarkan karya sains sesuai bidang yang ditentukan (IPA dan teknologi terapan). Karya sains yang didaftarkan dapat berupa karya yang sudah jadi atau rancangan karya yang dapat direalisasikan pada saat presentasi.
    • Karya sains/rancangan yang dibuat sudah menggunakan teknologi digital atau ada potensi dikembangkan menggunakan teknologi digital
    • Merupakan karya sendiri  dan belum memenangkan lomba sejenis pada tingkat nasional
    • Didaftarkan atas nama sekolah atau lembaga lain (bimbingan/kursus)
    • Karya sains yang terpilih sebagai finalis akan mendapat pembimbingan (mentoring) untuk diberikan perbaikan/penyempurnaan
    • Pendaftaran karya sains/rancangan harus mengikuti template yang disediakan panitia,  dapat dilengkapi gambar/foto/video.
    • Karya sains /rancangan dikirim ke ke alamat panitia secara elektronik (melalui email atau registrasi online)


    Proses Seleksi
    • Seluruh hasil karya sains akan dinilai oleh dewan juri berdasarkan ide, latar belakang permasalahan yang dihadapi, solusi yang diberikan dalam menjawab permasalahan, inovasi/kebaruan/keunikan, serta manfaatnya.
    • Aspek digitalisasi karya.
    • Dewan juri akan memilih 20 finalis. Terdiri dari 10 finalis SD dan 10 finalis SMP.
    • 20 finalis terpilih akan dilakukan mentoring/pembimbingan oleh mentor yang ditunjuk.
    • Setelah proses mentoring, masing-masing finalis harus membuat video tanpa edit tentang karya sains yang dibuat. Video dikirimkan ke panitia atau di upload ke youtube
    • Terhadap 20 finalis, akan dipilih menjadi 10 pemenang  (5  pemenang SD dan 5 pemenang SMP) melalui penilaian video karya sains dan tanya jawab jarak jauh oleh tim juri .
    • 10 pemenang akan diundang ke Jakarta, untuk mengikuti rangkaian kegiatan yang terdiri dari: penjurian final, pameran karya sains, dan awarding.
    • Semua biaya akomodasi dan transportasi akan ditanggung oleh panitia.

    Informasi lebih lanjut bisa diakses melalui website resmi Kalbe di http://kalbe-kjsa.com/. 
    Continue Reading

    Anak-anak yang polos dan ceria menambah semaraknya lingkungan rumah kita. Bayangkan bila anak-anak kemudian murung dan tak ceria seperti biasanya? What happen with them? Kita akan bertanya seperti itu. pasti ada sebab mengapa anak-anak kelihatan murung dan cenderung pendiam. Tugas orang tua akan lebih berat dalam menjalankan tugasnya untuk membuat anak-anak kembal ceria dan bermain.

    Salah satu cara membuat anak-anak bermain adalah dengan memberikan ruang untuk bermain dan mengekspresikan diri. Lingkungan tumbuh kembang anak pun perlu diperhatikan, apalagi zaman sekarang yang penuh dengan dinamika dengan arus globalisasi yang bukan tidak mungkin mempengaruhi perkembangan anak. 


    Baru -baru ini, Desa Curug, Kota Bogor mengadakan sebuah program yang seru bertajuk "Fun For Fam : Lingkungan Ramah Anak". 




    Continue Reading
    Older
    Stories

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top