salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger

  • Apa kabar dengan sampah yang kita buang setiap harinya? Apakah kamu memikirkan bahwa sampah yang kita buang itu akan dibuang ke tempat sampah, kalau ke tempat benar pun belum tentu berakhir di tempat benar pula, kadang ada truk sampah yang tidak membawanya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) malah berujung pada sungai. Belum lagi dengan kebiasaan masyarakat yang membuang sampah langsung ke sungai tanpa adanya rasa bersalah. Sampah aku mengalir ke sungai dari hulu dan berakhir di hilir serta bermuara di laut. Miris, laut menjadi tempat sampah yang paling besar di Bumi ini. Faktanya adalah sumber air bersih itu salah satunya berasal dari air laut. Air laut bisa dijadikan air melalui proses penyulingan dan proses lainnya.

    Bulan lalu, saya melakukan kunjungan ke sebuah pulau di Kepulaun Seribu, salah satunya adalah Pulau Untung Jawa bersama AQUA Danone. Dalam kunjungan itu, kami mengunjungi salah satu pulau konservasi yang dilindungi. Disana juga terdapat ekosistem hewan langka yang dilindungi terutama beberapa burung langka seperti elang bondol. Selain itu kami juga melakukan bersih-bersih pinggir laut. Mulanya saya tak dengan menumpuknya sampah, padahal pulau tersebut merupakan pulau tak berpenduduk. Bayangkan apabila beberapa pulau tak berpenduduk terkena imbas sehingga habitat hewan langka pun terus tergerus sehingga mereka tidak memiliki tempat tinggal lagi.


    "Bayangkan loh, kita hanya bersih-bersih selama 30 menit saja, sampah yang kumpulkan sudah banyak."

    Saya mengangguk tanda setuju bahwa sampah yang terbawa arus ombak itu pun sangat banyak. Sebelum lebih jauh, kita lihat tayangan video dari liputan pada saat Donone Vlogger Academy bulan lalu.


    Kami memunggut sampah botol plastik, sandal jepit, botol kaleng, stereofom, tabung gas elpiji, kipas angin dan masih banyak lainnya.

    "Tabung gas elpiji loh ini!"

    Teman saya sempat menemukan tabung gas elpiji yang biasanya untuk memasak. Bukan hanya itu namun stereofom dan botol plastik sangat mendominasi sampah yang berada di pulau konservasi tersebut.

    "Kalau arusnya sedang pasang, maka sampahnya akan menupuk dan lebih banyak. Penyu, ikan dan hewan lainnya yang akan bertelur atau mencari makan pun terpaksa mencari tempat lain yang lebih jauh."

    Bapak penjaga pulau ini menyatakan bahwa bukan hanya manusia saja yang rugi akibat sampah tersebut namun hewa laut dan hewan-hewan lainnya. Mari kita renungkan bersama.


    Plastik Itu Bisa Dimanfaatkan

    Siapa bilang kalau plastik itu merugikan? Iya saya setuju. Ada juga yang bilang kalau plastik itu juga bisa dimanfaatkan? Yes, sebagian orang yang berada di diskusi panel bersama MC ternama, Rory Asyari, juga memiliki banyak inovasi yang tidak terpikir oleh kita sama sekali.

    Kelima pemuda-pemudi ini merupakan inovator dan inisiator dalam teknologi pengelolaan limbah plastik dan juga terdapat Tasya Kamila, publik figur yang memiliki kecintaan terhadap lingkungan.


    Salah satu yang menarik perhatian saya adalah teknologi yang mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat yaitu energi baru sebagai pengganti bahan bakar yang kita gunakan setiap harinya. Seperti kita ketahui bahwa plastik berasal dari minyak bumi, dan dengan teknologi tersebut, maka plastik dapat diubah bentuknya menjadi cair dan siap dijadikan bahan bakar untuk apapun.

    Tasya Kamila memiliki peran yang strategis karena memiliki power dalam dunia social media sehingga bisa mempengaruhi banyak orang untuk lebih tanggap terhadap isu lingkungan seperti kampanye #BijakBerplastik yang sedang dilakukan oleh AQUA Danone. 

    The Ocean Clean Up By Boyan Slat


    Selain dari perilaku kita yang tidak membuang sampah secara sembarangan baik, juga dilakukan program bersama antara AQUA - Danone dengan The Ocean Clean Up dan Pemprov DKI Jakarta untuk membersihkan sampah disekitar utara Jakarta yaitu di Cengkareng, DKI Jakarta. 

    Ialah Interceptor 001 sebagai sebuah solusi untuk laut Indonesia yang lebih bersih. Interceptor 001 menjadi salah satu solusi pencegahan sampah di sungai untuk tidak masuk ke laut pertama yang ada di dunia. 

    Interceptor 001 saat ini berada di drainase Cengkareng ( Cengkareng Drain ), Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Sistem ini sendiri sangat ramah lingkungan karena 100% bertenaga surya dengan baterai lithium-ion sehingga dapat beroperasi siang dan malam tanpa suara bising ataupun mengeluarkan asap. Sistem ini berfungsi untuk mengambil sampah plastik dari sungai, yang kemudian akan disortir, dan mencegah agar sampah tersebut tidak masuk ke laut.


    It is time for us to change the world with our habit first. Sudah saatnya mengubah mindset kita bahwa buang sampah pada tempat itu bukan hanya jadi slogan semata namun sudah saatnya menjadi gaya hidup serta memberanikan diri untuk mengurangi sampah plastik yang ada di hidup kita, caranya dengan langkah yang bisa kita lakukan saat ini juga

    Mengurangi pemakaian kantong plastik pada saat belanja,
    Mengurangi sedotan plastik,
    Membawa tumblr,
    Belilah AQUA galon dan isi ulang di dispenser,
    Dan buanglah sampah plastik pada tempatnya

    Bagaimanapun sampah plastik itu memiliki manfaat ekonomi bagai pemulung dan beberapa industri yang mengolah dan mendaur ulang plastik tersebut. Yang harus kita lakukan adalah bijak menggunakan plastik, sudah saatnya #BijakBerplastik.



    Continue Reading


    Suhu panas itu menguapkan keringat yang membasahi kepala saya. Memang saya bisa dibilang manusia yang penuh dengan keringat walau hanya berjalan sebentar saja dari kosan ke ujung gang. Jakarta memang akhir ini memang sangat panas, apalagi daerah lain pun bernasib sama, seperti rumah saya di Pemalang. 

    "Daerah Jawa Tengah katanya kekeringan loh."

    Saya terperanjak mendengarkan teman saya mengucapkan tempat saya di besarkan.

    "Daerah mana saja?"

    "Katanya sih hampir sebagian loh."

    "Mana aja sih?"

    Teman saya pun tak tahu menahu, mungkin ia pun hanya mendengar dari berita di televisi tanpa melihat detailnya.

    "Fan, jarene kekeringan?"

    "Ora kok."

    Saya langsung menanyakan kondisi kampung halaman saya sekali lagi untuk memastikan apakah kekeringan atau tidak, dan syukurlah Pemalang dalam kondisi tak kekeringan.


    Kekeringan, kata itu sering menjadi momok bagi saya. Bukan karena saya takut kehabisan air untuk mandi ataupun air bersih, namun saya lebih takut dampak yang ditimbulkan nantinya. Bayangkan saja, jika air yang semula mengalir dari hulu ke hilir itu tiba-tiba saja kering tanpa sebab. Bukan hanya tumbuhan dan hewan saja yang merasakan dampaknya, melainkan kita yang tinggal disekitarnyalah yang sangat menderita. Mungkin tidak terjadi sekarang, namun kita tidak tahu 5, 10 atau bahkan 20 tahun kedepan apa yang terjadi dengan jumlah air didunia ini. Ketakutan ini saya harapankan tidak terjadi apalagi pada anak dan cucu kita nantinya. 

    Sembari membayangkan apa yang terjadi, ternyata pesawat yang saya naiki telah melintas pegunungan Sindoro Sumbing. Artinya sebentar lagi kami tiba di Solo dalam rangka Jelajah Alam AQUA. Semoga pertanyaan saya selama ini tentang kekeringan dan air pun bisa terjawab secara tuntas.






    Salah satu motivasi saya mengikuti Jelajah Alam bersama AQUA Danone adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan yang ada di kepala, salah satunya adalah seberapa besar peran AQUA dalam membantu masyarakat dalam mengatasi kekeringan dan masalah air. Sedangkan kita tahu bahwa AQUA pun merupakan usaha yang bergerak dalam pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat. 

    Saya di sambut oleh beberapa pimpinan AQUA baik di pusat maupun di Klaten. Pak Arief Mujahidin, sebagai perwakilan dari pusat mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu membuka mata banyak orang mengenai bagaimana peran besar yang dilakukan oleh AQUA DANONE yaitu mulai dari mengedukasi masyarakat sehingga mampu mengatasi beragam permasalahan yang terjadi di daerah seperti Klaten. Selain itu, kualitas serta peningkatan pelayanan pun terus dilakukan sebagai suatu langkah menuju pencapaian yang ramah lingkungan. 


    Penasaran kan dengan bagaimana cara AQUA menjaga kualitas produknya? Saya pun berkesempatan mengunjungi proses produksi dari mulai awal sampai akhir berupa kemasan karton yang sering kita jumpai jika membeli satu kardus penuh air minum kemasan. 

    Matahari mulai memuncak, itu tandanya kami harus segera ke arah puncak bukit yang dinamakan Gumuk Mundu. Seberapa indah bukit yang akan kita datangi? Saya juga sangat penasaran. Namun, sebelum mengunjungi bukit, kami mendatangi pengembangan bunga krisan.




    Krisan adalah salah satu komoditas yang bisa dikembangkan mulai dari pembibitan, penanaman, dan perawatan. Salah satu alasan mengapa bunga krisan ini dikembangkan adalah potensi ekonomi dan juga bisa mengatasi lahan kosong yang berpotensi mengalami kekeringan di daerah hulu. Selain itu, krisan pun dapat dipanen dalam waktu relatif singkat sekitar 3 bulan sehingga bisa digantikan dengan tanaman lain seperti bunga krisan yang memiliki nilai ekonomis.



    "Ini daun jati ya?"

    Saya mencoba menebak daun apakah yang menjadi alas kami makan siang itu di Gumuk Mundu. Perjuangan sebelumnya, kami harus berjalan menanjak dengan tanjakan dan kecuraman yang semakin menjadi ketika kita melihat dari sisi pingir. 

    Dan, perjuangan menaiki bukit itu pun terbayar dengan makanan yang sangat enak. Mulai dari ayam goreng, ikan asin, tahu, tempe dan sambal, dan ternyata alas yang kami adalah daun yang guratannya mirip namun masih bisa didapatkan disekitar bukit ini. 

    Bukit ini pun membuka mata saya, bahwa bukan hanya tugas beberapa pihak saja untuk menjaga alam perbukitan sebagai salah satu sumber mata air. Mungkin apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai dalam waktu yang cukup lama, puluhan tahun berikutnya yang tidak dapat menikmati air yang melimpah saat ini.







    Setelah itu kami mengunjungi pemanfaatan biogas dari kotoran sapi yang mampu menerangi rumah serta dapat dijadikan bahan bakar untuk memasak kebutuhan sehari-hari. Selain itu, produk lainnya pun dihasilkan dari peternakan sapi yaitu permen dan susu sapi segar. 






    Teh Telang, Beras Sehat, Pestisida Nabati merupakan produk pertanian dari Desa Polanharjo yang mampu menggerakan masyarakat sekitar sehingga mampu memanfaatkan produk inovasi yang kreatif dan diambil dari lahan mereka sendiri. Selain itu terdapat Tyto Alba, sebuah burung hantu muka monyet yang memangsa hama tikus. Seperti inilah yang dilakukan warga untuk mengatasi hama pengganggu dengan langkah yang cukup strategis.




        
    Cerita dari Polanharjo juga berlanjut dengan hadirnya bank sampah yang memanfaatkan sampah menjadi pundi-pundi ekonomi. Lebih kreatifnya lagi,warga berhasil mengubah sampah plastik menjadi tas dan beragam produk cantik yang sangat unik. Saya tidak menyangka kalau tas warna-warni tersebut merupakan hasil olahan sampah plastik yang didaur ulang.





    Dua hari Jelajah Alam bersama AQUA, saya semakin mengerti mengapa banyak hal yang dilakukan terutama partisipasi warga di sekitar hulu sampai hilir. Perjalanan ini belum selesai, kami mengunjungi Taman Kehati AQUA Klaten, kemudian mengunjungi Sumur Sumber Air yang dikelilingi banyak sekali flora dan fauna. Dapat dijelaskan bahwa banyak sekali yang mempertanyakan bagaimana cara AQUA menjaga kualitas, maka salah satunya dengan menjaga ekosistem di sekitar sumber air. 

    Dari sumur inilah saya memahami, betapa hulu pun memiliki peranan sangat penting bagi keberlangsungan. Hulu inilah yang mengirimkan air ke sumbernya dari hasil penampungan dan proses selama beberapa puluh tahun. Bayangkan apabila kita tidak menjaga lingkungan dan membiarkannya, maka anak cucu kitalah yang akan menanggung akibat darinya. 


    Selepas itulah, saatnya menyusuri sungai yang menjadi hilirnya. Kali ini kami menyusuri sungai sekaligus body rafting yang merupakan salah satu manfaat air yang dapat kita rasakan. Pada saat itu juga, kami merasakan betapa indahnya jika sungai pun tidak dijadikan sebagai tempat sampah terpanjang di dunia. 

    Sebagai penutup, dari Jelajah Alam ini saya bisa mendapatkan sebuah pencerahan, bahwa bukan hanya pihak perusahaan atau pemerintah saja yang bertanggung jawab atas keberlangsungan melimpahnya air. Sudah saatnya kita bersama-sama sadar bahwa air yang kita gunakan bukan hanya milik kita, sehingga bijaklah menggunakan air serta menjaga alam sebagai bagian dari menjaga sumber mata air dan sumber kehidupan bagi flora fauna. Kita hidup berdampingan dengan seluruh mahluk hidup di dunia ini. 
    Continue Reading

    Ketika liburan di pantai, bukannya pemandangan indah yang tercipta namun tumpukan sampah yang berasal dari berbagai daerah hulu sungai yang mengalirkan airnya ke laut. Lantas, kita mengumpat dan menyalahkan orang lain atas sampah-sampah ini. Kemudian, bukannya menyingkirkan dan sampah-sampah ini, namun meninggalkannya begitu saja. Memang betul bukan salah kita, namun apa salahnya memberikan dampak sedikit saja bagi lingkungan yang sebentar lagi akan menjadi musuh manusia jika terus-menerus terjadi. Mau sampai kapan kita berpangku tangan seperti ini? Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melakukan hal kecil namun berdampak sangat banyak ini? 

    Sampah plastik itu sudah menjadi momok bagi lingkungan sekitar. Plastik bisa terurai dalam waktu yang sangat lama, sekitar puluhan bahkan ratusan tahun. Lihat saja di sungai-sungai, kini alirannya bukan hanya daun-daun atau sampah organik saja melainkan banyak sampah plastik yang ikut bersama aliran air. Sebagai warga masyarakat, tentunya kita sangat jengkel atau dongkol, namun apa daya memang butuh komitmen untuk tidak membuang sampah plastik secara sembarangan. 


    Plastik, plastik dan plastik akan bertebaran dimana-mana bahkan di penampungan akhir sampah seperti Bantar Gebang di Jakarta. Mungkin kita akan sangat berterima kasih kepada pemulung yang mengumpulkan sampah plastik bekas botol minuman kemasan atau bekas kemasan lainnya. Pemulung patut mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak karena telah menyelamatkan lingkungan dari limbah plastik. 

    Lalu bagaimana cara kita berpartisipasi mengurangi sampah plastik atau bijak berplastik? Rumah adalah tempat yang sangat strategis untuk mengurangi sampah plastik, karena dari rumahlah sampah ini dihasilkan dan akan dibuang ke tempat sampah atau malah ada yang membuangnya langsung ke sungai. Dari rumahlah kita bisa membiasakan diri untuk bijak berplastik sehingga seluruh keluarga pun mengikuti kebiasaan ini. Dari rumah kita bisa menularkan ke tetangga, saudara jauh, teman dan masyarakat di RT/RW. Sederhana namun sangat strategis sekali untuk memulainya. 


    Selama ini di sekolah kita diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, namun pada prakteknya tidak seperti yang diharapkan. KIta cenderung membuang sampah seenaknya tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan. 

    Untung saja saya mengikuti Bincang #BijakBerplastik bersama Ibu Emenda Sembiring, Peneliti dari ITB, Bapak Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director, Danone Indonesia dan Sweitenia Puspa Lestari, Diver Clean Action. Dari perbincangan ini, dismpulkan bahwa sampah plastik masih menjadi momok yang sangat menakutkan. Regulasi yang jelas dan kebiasaan masyarakatlah yang harus dirubah untuk secara bersama-sama mengurangi pemakaian plastik.


    Lalu bagaimana cara mudah mengurangi sampah plastik di rumah? Caranya sangatlah mudah seperti berikut ini :

    Pisahkan Sampah 


    Selama ini kita tidak memisahkan sampah yang akan kita buang. Padahal hal kecil memisahkan sampah organik dan non organik ini juga bisa mengurangi sampah plastik dengan cara disalurkan ke Bank Plastik atau ke pemulung. Sedangkan sampah organik bisa kita gunakan untuk membuat pupuk organik sehingga menghemat pembelian pupuk. 

    Gunakan Tumblr atau Botol 


    Pemakaian tumblr atau botol pada saat keluar rumah juga bisa mengurangi sampah plastik. Dengan mengunakan tumblr atau botol juga bisa menghemat pembelian air minum kemasan yang sampahnya semakin menggila belakangan hari ini. 

    Wadah Tanaman Hias


    Tanaman hias dirumah biasanya mengharuskan kita untuk membeli lagi wadah tanaman tersebut. Tapi dengan menggunakan dirigen atau botol bekas, maka tanaman pun menjadi menarik sekaligus dapat menghemat biaya pembelian pot atau wadah tanaman hias. 

    Membuat Eco Brick

    Jika kehidupan kita dekat dengan laut dan pulau, pasti tahu Eco Brick. Eco Brick ini adalah botol bekas yang berisi kumpulan sampah plastik yang digunakan untuk membuat produk seperti meja, kursi, dinding, rumah dan lainnya dan sangat ramah lingkungan karena dibuat dari berton-ton sampah plastik. 

    Sudah saatnya kita membuat gebrakan di rumah untuk mengurangi sampah plastik yang dari hari ke hari semakin tidak terkendali. Nah, kini saatnya giliranmu untuk mengurangi pemakaian plastik dengan bijak, kalau bukan sekarang kapan lagi. Selamat bijak berplastik.
    Continue Reading

    Sadar ngga sih kita sering minum air kemasan tanpa melihat kandungan yang terdapat didalamnya? Dan, kita selalu terlena karena sudah haus dan cuaca sangat panas. Minum sekaligus satu botol dan rasanya haus yang mendera itu sudah terhapus begitu saja. Tapi tahu ngga sih sebetulnya satu botol itu bukan sekali minum? Tahu ngga sih di dalam air minum kemasan itu mengandung banyak kalori atau karbohidrat bahkan gula dan natrium yang membuat tubuh kita bukan tambah sehat dan segar malah akan terlihat sebaliknya.

    Saya banyak mendengar seorang yang meninggal karena serangan jantung atau diabetes gara-gara minuman kemasan. Mirisnya lagi bukan dari usia senja melainkan dari usia muda dan produktif. Bayangkan saja, setiap hari ia minum air kemasan dengan kadar gula dan zat-zat lain secara berlebihan sehingga membuat kerja organ tubuh menjadi terhambat. Kebiasaan ini ia lakukan setiap hari bahkan dalam satu hari ia bisa menghabiskan 2-5 botol minuman kemasan. 


    Sepertinya yang kita nikmati itu tidak ada pengaruhnya bagi tubuh kita, namun setelah akumulasi lebih dari kebiasaan tahunan, maka tubuh akan memberikan tanda-tanda yang kurang baik. Seperti buang air secara berlebihan, tubuh mulai letih dan lesu serta banyak tanda-tanda lainnya yang membuat kita menjadi sangat tidak sehat. 

    Lalu apakah benar minuman kemasan membuat kita gemuk? Jawabannya bisa iya bisa juga tidak. Iya karena yaang kita konsumsi sangat banyak dan berlebihan setiap harinya, dan tidak apabila kita tahu kandungan gizi dan zat yang terkandung dalam minuman serta minum sesuai dengan takaran saji serta tidak berlebihan. 


    Masyarakat Indonesia memang sangat suka dengan gula termasuk saya. Tidak dipungkiri kebiasaan meminum teh dengan gula setiap hari membuat kita ketergaantungan dan tidak bisa lepas dari gula. Rasanya jika kita minum teh tanpa gula itu akan terasa hambar, padahal kita harus tahu aroma dan rasa teh sebetulnya tanpa adanya embel-embel gula. Seperti penikmat kopi yang bisa menikmati keaslian rasa kopi tanpa gula, sebetulnya ini bisa berlaku bagi seluruh minuman. Rasa yang jujur dari minuman itu akan terasa nikmat tanpa campuran gula. Biasanya kalau ke luar negeri terutama Jepang, maka banyak sekali teh kemasan yang tidak mengandung gula sama sekali sehingga rasanya betul-betul teh dengan aroma-aromanya. 

    Obesitas itu menjadi momok bagi siapa saja termasuk saya. Saya berusaha untuk menguransi porsi makanan dan mengganti ya dengan yang lebih sehat seperti sayur dan buah. Selain itu juga mengurangi konsumsi gula dalam minum dan beralih ke air putih yang lebih sehat dan lebih murah.


    Dalam Hydration Talk lalu, saya terkejut dengan fakta bahwa kita sebetulnya harus lebih memperhatikan lagi minuman kemasan yang ada di supermarket dan mini market. Perhatikan hal-hal kecil seperti label dan takaran serta kandungan gizi. Jangan sampai kita mengkonsumsi tanpa memperhatikan berapa kalori yang tercantum dalam label sehingga kita terlalu berlebihan. 

    Selain itu, perhatikan keseimbangan nutrisi sehingga badan kita akan tetap sehat dan jiwa dan pikiran akan lebih fresh dan sehat juga. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.


    Sudah saatnya kita memperhatikan detail sampai ke label dan takaran saji yang dianjurkan. Kalau bukan kita yang mulai dari hal-hal kecil ini siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi kita dapat memulainya. 


    Continue Reading
    Older
    Stories

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top