salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger
  • salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Entah kenapa Cirebon selalu memanggil saya kembali. Mungkin saja masih banyak cerita-cerita yang masih terpendam, dan mengundang saya untuk terus mencarinya disini, di tanah pesisir gerbang utama Jawa Barat di Utara. 

    "Man, kita ke Cirebon yuk."

    Tanpa angin tanpa badai, Sari mengajak saya ke Cirebon. Saya kemudian mengecek jadwal untuk beberapa hari ke depan. Masih kosong, sekosong hati ini, hehehe. Tapi pada saat itu saya berada di Kuningan dalam rangka International Angklung Festival Kuningan 2018. Sebetulnya setelah itu saya harus ke Bandung karena ada sebuah event juga. Saya masih bimbang karena mata saya agak bermasalah dan harus di bantu dengan kacamata. Namun, setelah beberapa hari melihat pemandangan alam yang lumayan hijau membuat mata saya kembali normal seperti sebelumnya. 

    "Oke, Chali."

    Beberapa hari setelah dipikirkan dengan matang akhirnya saya mengiyakan ajakan Sari. Jadilah kami berdua merencanakan dan memesan tiket kereta api. Salah satu alasan mengapa kami menggunakan kereta adalah karena tidak macet dan cukup mudah memesan melalui online. 

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Ternyata bukan hanya kami berdua yang berangkat, rombongan kami berubah menjadi 6 orang. Rencana naik kereta dari stasiun pasar senen pun terpaksa diurungkan dan berganti menjadi mobil. Namun, pulangnya saya dan Sari tetap menggunakan kereta api. Bener saja, perjalanan kereta yang hanya 3 jam lebih sedikit tidak bisa diimbangi oleh mobil yang menempuh perjalanan hampir 6 jam. Kami sarapan, main ke Keraton dan kemudian kami terlelap kelelehan sebelum akhirnya kami makan malam dan mempersiapkan untuk ritual Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan.

    Esok paginya, kami memutuskan mengunjungi Gua Sunyaragi terlebih dahulu. Memang tak lengkap rasanya jika ke Cirebon tidak mengunjungi Gua yang sangat spesial. Tujuan kami tak lain tak bukan hanya untuk mengabadikan momen dengan kamera kami masing-masing.

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Tujuan selanjutnya setelah Sunyaraagi adalah Keraton Kanoman. Karena Kanoman dan Kasepuhan saling berdekatan, maka kami mampir terlebih dahulu untuk berfoto-foto. Namun, ternyata acara Panjang Jimat pun dilaksanakan di Kanoman.

    Suasana ramai pedagang sepanjang jalan menuju keraton membuat jalan kami tidak secepat yang diperkirakan. Apalagi cuaca di Cirebon sangat panas pada saat itu meski kadang hujan pun terjadi pada saat sore harinya. Saya sempat melihat-lihat beberapa barang yang dijual sangatlah murah dibandingkan dengan harga toko atau mall, namun memang kualitasnya belum terjamin.

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Aroma khas kemenyan membuat hidung saya sensitif, biasanya saya mencium bau parfum atau softener pada saat mencuci dan berpakaian. Panjang Jimat adalah ritual yang dilakukan oleh Keraton untuk menyucikan dan membersihkan diri dari kotoran atau keburukan dan dosa menjelang Maulud Nabi Muhammad SAW. Ritual ini telah terjadi turun temurun dari Keraton Kasepuhan sebagai keraton tertua di Cirebon. Ritual bersih-bersih ini biasanya dilakukan bukan hanya manusianya saja melainkan seluruh lingkungan keraton seperti bangunan dan pusaka peninggalan yang masih tersimpan di Keraton. 

    Biasanya pada saat inilah Sultan dan Pangeran serta keluarga keraton akan berkumpul dan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk bersilaturahmi. Biasanya Sultan akan bersalaman langsung dengan masyarakat tanpa adanya jarak diantara mereka. Selain itu, biasanya masyarakat akan membersihkan diri di sumber mata air atau sumur di keraton Kanoman. Konon katanya, barang siapa yang ikut mandi di sumur tersebut akan mendapatkan jodoh atau mendapatkan banyak berkah dan rejeki. Kepercayaan ini memang masih dipegang masyarakat sampai saat ini. Dan, puncaknya pada saat Mauludan ini.

    Selain sumur suci, ternyata terdapat batu yang dipercaya akan mendatangkan keberuntungan jika dapat menghitungnya melalui hitungan jengkal tangan. Masyarakat yang menghitungnya melalui jengkal satu persatu mengelilingi batu yang berbentuk persegi sampai akhirnya mengelilinginya. Namun, jarang sekali yang dapat menghitungnya pas dengan jengkal tangannya.

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Suasana sore itu makin ramai karena sebentar lagi arak-arakan Pusaka dan Hidangan pada saat malam nanti atau Pelal Ageng akan diarak menuju ke Keraton Kanoman. Ibu-ibu dengan pakaian kuning dan membawa baki ditutupi kain kuning dan hijau tampak sudah siap menunggu rombongan utama termasuk keluarga besar keraton Kanoman yang dipimpin oleh Pangeran.

    Sementara menunggu rombongan, saya dan teman-teman berdiri di tengah tepat berlawanan dengan pintu gerbang masuk. Dari pintu gerbang inilah nantinya rombongan akan memasuki wilayah keraton. Sementara itu, iring-iringan yang lain sudah menunggu. Antusiasme warga masyarakat untuk menyaksikan ritual ini memang sangat besar, terbukti dengan penuhnya halaman keraton bahkan sampai ke halaman luar.


    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Panji kebesaran keraton Kanoman yang bertuliskan dua kalimat syahadat memasuki pintu gerbang. Artinya tak berapa lama lagi rombongan akan masuk dan membawa pusaka dan hidangan untuk ritual Panjang Jimat.

    Dan, setelah panji dengan warna hijau dengan tulisan kalimat syahadat dengan tinta emas itu berlalu. Pusaka-pusaka keraton pun silih berganti memasuki jalan yang sangat sempit karena dipadati oleh masyarakat.

    "Panas ya."

    Saya menyeka keringat dan memberitahu Mia kalau saya kepanasan dari tadi.

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Banyak sekali pusaka dan hidangan yang diarak memasuki keraton Kanoman. Saya tidak dapat menghitung atau mengabadikan dengan leluasa karena penjagaan oleh abdi dalem pun sangat ketat. Adegan dorong dan mendorong atau kamera tertutup tangan pun tak bisa dihindari, sehingga foto yang disajikan pun apa adanya.

    Ritual ini memang telah terjadi turun temurun dari generasi ke generasi sehingga masyarakat telah mengetahuinya dari kakek nenek dalam perbincangan keseharian mereka. Tak heran mereka masih menjunjung adat istiadat yang terjadi di keraton, salah satunya Kanoman ini.

    Setelah arak-arakan ini, tujuan kami selanjutnya adalah keraton Kasepuhan, untuk mengikuti ritual Panjang Jimat dari dekat karena kami pun memiliki undangan resmi dari pihak keraton. Saya kan lanjutkan kisahnya nanti ditulisan selanjutnya.

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Pada saat pulangnya, saya dan Sari pulang terlebih dahulu, sedangkan ketiga teman saya memutuskan untuk ke Majalengka dan daerah lain di Jawa Barat. Sedangkan Mia, langsung pulang pada malam hari setelah acara Panjang Jimat.

    Bagi saya, kereta api adalah pilihan yang sangat tepat karena walaupun akses tol sudah sangat bagus, namun kita tidak akan tahu apa yang terjadi di jalan, bisa saja akan macet karena terdapat beberapa pembangunan LRT/MRT di arah Jakarta ke tol Cipali.

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Ritual Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Nah, jangan lupa pesan kereta apinya melalui pegi-pegi karena mudah dan praktis, bisa juga membelinya melalui aplikasi yang bisa di download di google playstore dan apps store.

    So, selamat jalan-jalan dan menemukan hal-hal unik disekitar kamu ya. Traveling itu tidak harus jauh dan mahal, yang penting traveling membuatmu bahagia. Happy Traveling! 

    Continue Reading

    Tempat perisirahatan

    Menyambangi sebuah hamparan bangunan penuh kesunyian itu menyenangkan. Tidak saja membuat keadaan yang panas, menjadi dingin dan sejuk tapi dapat meredam emosi dan menawarkan keadaan, sehingga tercipta suatu sinergi. Makna dari Sunyaragi selaras dengan bentuk bangunan yang sunyi dan menyepi. Sunya bermakna sepi dan Ragi adalah sebuah raga.  Dua buah kata yang berasal dari bahasa sansekerta. Konon, tujuan dari pembuatan Sunyaragi diperuntukan Sultan Cirebon untuk beristirahat dan bersemedi. 

    Dalam Gua Peteng

    Nampak Luar Gua Peteng

    Luas kompleks gua dan bangunan mencapai 15 hektare. Kompleks terdiri dari gua-gua dan pesanggrahan. Dari beberapa gua yang ada, gua peteng merupakan gua utama yang memiliki fungsi sebagai ruang semedi Sultan. Apabila menyusuri beberapa gua, nuansa sunyi dan mistis begitu terasa. Apalagi, disekitar gua terdapat taman air yang menghubungkan beberapa gua disekitarnya. Disekitar gua, terdapat beberapa bukit, jalanan dan danau sebagai pintu utama yang terlihat dari jalan bridgen Dharsono.

    Nuansa damai juga sangat terasa, ketika menyusuri jalan menuju bangunan yang disebut sebagai pesangrahan. Sebuah bangunan dengan beberapa ruang tidur, kamar rias, ruang ibadah, dan serambi yang sangat sejuk. Ketika kaki ini lelah menghampiri beberapa gua, dan tak sengaja tersengat matahari Kota Cirebon yang panas itu, duduk di serambi merupakan penawar segalanya. Hampir saja mata ini terpejam karena belaian angin sepoi-sepoi yang lembut itu.



    Desain Sunyaragi memadukan beberapa unsur campuran dari berbagai aliran arsitek bangunan. Beberapa referensi menyebutkan bahwa Sunyaragi memiliki perpaduan gaya Eropa, Tiongkok, Arab dan Jawa. Sangat wajar apabila ukiran khas Jawa berakulturasi dengan gaya Tiongkok maupun Arab dan Eropa. Taman air yang mengalir disela-sela gua merupakan inspirasi nyata dari teknologi Eropa yang terkenal dengan teknologi bendungannya.



    Sinar matahari kian redup dan menghilang di ufuk barat. Menyusuri Sunyaragi merupakan penawar rasa galau dengan bermeditasi dan menikmati indahnya siluet Gunung Cermai yang bisa dipandang dengan mata telanjang. Rasa damai itu masih terus tersisa saat melewati pintu keluar. Ada keinginan untuk kembali lagi untuk sekedar rehat dari segala rutinitas yang menghalau kalbu ini.



    Artikel ini juga ditayangkan di blog pribadi khusus travelling www.bluepackerid.com

    Continue Reading
    Older
    Stories

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top