salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger
  • Di era digital seperti sekarang ini, Gen Z merupakan salah satu generasi yang tumbuh kembang saat teknologi tengah berevolusi dan berkembang. Gen Z lahir antara 1997-2012, dan disebut pula dengan digital native atau familiar dengan dunia digital seperti social media. 

    Gen Z dikenal sebagai sosok melek digital dan teknologi, terbuka dengan perubahan, kritis, multitasking, inovatif dan lain-lain. Namun, Gen Z terkadang dikenal sebagai pribadi individualis dan egois, tidak menghargai proses dan cenderung tertarik dengan hal instan, money oriented dan tidak fokus akan satu bidang. Kelebihan dan kekurangan tersebut memang wajar terjadi di Gen Z, dan dimiliki oleh setiap generasi sebelum dan sesudahnya. 

    Lalu, bagaimana cara memaksimalkan potensi yang dimiliki dan menguasai soft skill untuk menunjang karir dan masa depan? 

    Memaksimalkan Potensi Gen Z

    Siapa sih yang nggak kenal Gen Z? Generasi yang lahir di tengah gempuran teknologi ini punya segudang kelebihan yang bikin mereka beda dari generasi sebelumnya. Coba deh lihat, dari kecil saja mereka sudah akrab banget sama gadget, bahkan lebih jago ngutak-atik teknologi daripada orang tuanya. Inilah yang jadi modal utama mereka, melek digital. Dunia serba digital seperti sekarang ini, tentu nggak bikin mereka kaget atau gagap teknologi. Justru, mereka dengan mudah bisa memanfaatkan teknologi buat hal-hal kreatif, dari yang sekadar bikin konten seru sampai merintis bisnis online.

    Selain itu, Gen Z juga terkenal banget sebagai generasi yang terbuka dengan perubahan. Mereka nggak takut menghadapi sesuatu yang baru. Perubahan tren, teknologi, bahkan cara kerja yang fleksibel (kayak remote working) justru dianggap tantangan yang asyik. Mereka bisa cepat adaptasi dan menikmati proses belajar hal baru dengan semangat.

    Yang nggak kalah menarik, Gen Z juga dikenal kritis dan inovatif. Nggak gampang percaya begitu saja, mereka suka mempertanyakan sesuatu sebelum menerimanya bulat-bulat. Sikap kritis ini bikin mereka jadi generasi yang selalu pengin tahu, cari tahu, dan akhirnya melahirkan ide-ide kreatif yang segar.

    Oh iya, jangan lupakan juga kemampuan mereka yang multitasking. Gen Z bisa dibilang jago ngerjain beberapa hal sekaligus. Sambil video call, dengerin musik, terus ngerjain tugas? Bukan hal aneh buat mereka. Mungkin buat generasi lain itu pusing, tapi buat Gen Z? Justru udah kayak keseharian.

    Makanya, walaupun sering dibilang “generasi instan”, nyatanya Gen Z punya banyak potensi yang luar biasa kalau diarahkan dengan tepat.

    Soft Skills Wajib Gen Z agar Siap Hadapi Masa Depan


    Biar Gen Z makin bisa memaksimalka potensinya, dibutuhkan Soft Skill untuk menunjang karir dan masa depan. Sinotif bersama Novitania (Dosen dan Content Creator) membahas secara tuntas beberapa soft skill yang wajib dimiliki oleh Gen Z. 

    Pertama, Komunikasi dan Leadership. Zaman sekarang, pinter aja nggak cukup kalau nggak bisa komunikasi dengan baik. Mampu menyampaikan ide, mengajak orang bekerja sama, sampai memimpin tim adalah bekal penting. Gen Z butuh keberanian untuk speak up, belajar bertanggung jawab, bahkan nggak masalah kok kalau sesekali salah. Justru dari sana mereka bisa belajar jadi pemimpin yang bijak. Kasih juga mereka kesempatan untuk memimpin, meskipun cuma dalam kelompok kecil. Dan yang nggak kalah penting, tanamkan empati dan kemampuan kerja sama sejak dini.

    Kedua, soal Kreativitas dan Digital Skills. Kita semua tahu, dunia digital itu sudah jadi “rumah kedua” buat Gen Z. Tapi jangan cuma jadi penikmat, ajarkan mereka untuk jadi kreator. Dorong mereka mengeksplorasi teknologi mulai dari desain grafis, coding, sampai konten kreatif. Biasakan mereka berpikir “out of the box”, jangan takut salah. Bahkan media sosial pun, kalau dipakai dengan bijak, bisa jadi ladang berkarya sekaligus membuka peluang.


    Lanjut ke yang ketiga, Entrepreneurship & Future Careers. Gen Z punya privilege luar biasa, karena pilihan karier mereka jauh lebih beragam dibanding generasi sebelumnya. Mau jadi content creator, AI specialist, freelancer, atau malah bangun startup sendiri? Semuanya terbuka lebar. Tapi tetap, jangan cuma ikut tren, ajarkan mereka untuk cari tahu, belajar, dan merancang masa depan sesuai passion mereka.

    Terakhir, yang sering dilupakan tapi justru paling penting, yaitu Pengembangan Karakter dan Mental Health. Jujur saja, tekanan zaman sekarang nggak main-main. Tugas sekolah, ekspektasi orang tua, sampai tuntutan sosial media bisa bikin mental anak goyah. Maka dari itu, penting banget membekali Gen Z dengan kemampuan mengenali diri, mengelola stres, dan menjaga kesehatan mental. Ciptakan lingkungan yang suportif dan hindari tekanan berlebihan. Karena sukses itu nggak melulu soal materi, tapi juga soal bahagia.

    Sinotif, Teman Belajar Gen Z agar Lebih Percaya Diri di Sekolah


    Nah, ngomongin soal potensi Gen Z, rasanya nggak lengkap kalau nggak bahas bagaimana mereka bisa maksimal juga di bidang akademik. Untungnya, ada Sinotif yang sudah puluhan tahun konsisten jadi sahabat belajar bagi pelajar Indonesia, khususnya yang merasa kesulitan di pelajaran Matematika, Fisika, dan Kimia.

    Sejak berdiri tahun 2000, Sinotif punya misi sederhana tapi berdampak: membantu siswa agar bisa belajar dengan metode yang lebih personal, seru, dan efektif. Nggak hanya asal ngajarin rumus, Sinotif punya pendekatan yang fokus ke kebutuhan masing-masing anak. Gen Z yang suka serba cepat dan butuh variasi belajar, cocok banget dengan model belajar di Sinotif yang interaktif dan nggak monoton.

    Sinotif punya program bimbingan belajar privat dan bimbingan online yang fleksibel. Mereka juga dilengkapi dengan teknologi belajar berbasis aplikasi, jadi anak-anak bisa belajar kapan saja dan di mana saja, sesuai gaya belajar Gen Z yang mobile. Plus, ada Sinotif Smart Learning yang bantu siswa mengatur jadwal, latihan soal, dan progress belajar.

    Dengan metode yang sudah teruji, Sinotif nggak cuma fokus bikin nilai jadi bagus, tapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat belajar. Karena buat Gen Z, belajar bukan soal dapat angka tinggi aja, tapi juga merasa enjoy dan mampu menaklukkan tantangan.    

    Informasi Sinotif 

    Website : 
    https://www.sinotif.com/
    Instagram : 
    https://www.instagram.com/Sinotif.Official/


    Continue Reading

    Saya suka belajar bahasa apapun mulai dari bahasa Inggris dan Jepang. Namun dari ketiga bahasa yang saya pelajari, ternyata hanya bahasa Inggris saja yang masih melekat diingatan, sedangkan bahasa Jepang hanya mampu mengartikan kata-kata dasar yang tidak terlalu rumit. Oh iya, karena saya suka dengan Thailand, saya berkeinginan untuk belajar dalam waktu dekat melalui online. Yakin belajar bahasa melalui online? Iya donk yakin banget, apalagi pada saat pandemi sekarang ini, salah satu metode yang banyak dilakukan adalah kelas online baik belajar bahasa Inggris, maupun keahlian lainnya seperti keuangan, IT dan masih banyak lainnya. 

    Gayung bersambut ketika Komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur) mengadakan kelas online bahasa Inggris bersama TBI English Course. Saat itu saya terpikir untuk mengisi waktu pada saat pandemi dengan belajar apapun terutama skil bahasa Inggris yang nantinya akan sering saya gunakan. Iya, saya adalah seorang pemilik Trip Orginizer yang baru membuka usaha beberapa bulan belakangan in dan akan menggunakannya pada saat traveling ke beberapa negara lain seperti Thailand, Malaysia, dan Jepang. 


    Yang menarik dari kelas online bahasa Inggris dari TBI English Course ini adalah metode yang digunakan yaitu metode interaktif melalui google classroom dan zoom. Baru kali ini saya merasakan manfaat teknologi terutama google classroom yang mampu menyajikan banyak fitur sehingga kelas menjadi lebih hidup dan interaktif. Sedangkan pada beberapa sesi lain digunakan zoom untuk melakukan diskusi dan materi yang harus disampaikan dengan cara bertatap muka. 

    Saya cukup menikmati kelas ini, walaupun memang belajar online memerlukan 2 kali waktu lebih dibandingkan kelas tatap muka. Namun, keuntungannya adalah kita bisa mengerjakan tugas atau kelasnya dimana saja dengan dukungan koneksi internet yang cukup stabil. Namun, lagi-lagi internet di Indonesia memang masih memerlukan waktu menyesuikan gaya hidup di kala pandemi yang semuanya mengandalkan koneksi internet. 


    Salah satu materi yang saya sukai adalah pada saat membahas A Travel Blog. Tidak dipungkiri jika materi ini sangat related dengan hobi saya jalan-jalan dan juga saat ini sedang merintis sebuah usaha dibidang traveling. Materinya menjelaskan inspirasi atau awal mulai membuat postingan blog. Dalam diskusinya, beberapa pendapat menyatakan bahwa "Experience is the one of source to make a blogpost. Without the experience, the blog will be the same as media". Intinya adalah pengalaman adalah salah satu sumber dalam penulisan blog, selain itu dibutuhkan reserach atau pengumpulan data yang valid untuk mendukung pengalaman yang telah kita alami. 

    Selain itu banyak sekali materi yang mendukung saya sebagai blogger dalam mendalami bahasa Inggris dari prespektif yang lebih kaya lagi, bukan sekedar menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris saja, namun banyak hal yang mesti dipahami. Dan lagi-lagi bukan hanya tenses ataupun vocabuary saja, namun juga pemahaman kita dalam berbahasa Inggris yang baik dan benar. Jika bisa saya simpulakan, bahasa Inggris haruslah dipraktekan terus-menerus sehingga tidak hanya sebatas mengetahui saja namun kita bisa memahami maknanya lebih dalam agar lebih mudah dipahami lagi.

    Masih banyak hal yang belum saya pahami dalam berbahasa Inggris yang baik dan benar, namun saya yakin kedepannya akan jauh lebih baik. Beberapa hal yang biasanya saya lakukan dalam mempelajari bahasa Inggris adalah sebagai berikut :

    1. Biasakan melihat drama Korea atau Jepang atau negara manapun dengan subtitle bahasa Inggris
    2. Usahakan membaca artikel ringan dalam bahasa Inggris setiap minggu sekali
    3. Mulai menulis blog dalam bahasa Inggris sebagai latihan
    4. Mulai mempraktekan bahasa Inggris dengan teman yang mau belajar bersama 
    5. Mencoba beberapa test bahasa Inggris sebagai bahan evaluasi kita setiap beberapa bulan sekali

    Mungkin itu saja yang dapat saya bagikan dari satu bulan belajar bahasa Inggris online bersama TBI English Course. Semoga bisa melanjutkan di sesi lain terutama kelas tatap muka sehingga bisa lebih maksimal lagi. 

    Informasi mengenai TBI English Course

    Alamat :
    TBI - The British Institute - Kuningan
    Cohive 101, 10th Floor, Jl. DR. Ide Anak Agung Gde Agung No.1, RT.5/RW.2, Kuningan, East Kuningan, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12950

    Website :
    www.tbi.co.id

    Telepon :
    (021) 50820037



    Continue Reading
    Older
    Stories

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top