salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger
  • Sumber Foto : Pak Adi dan Mas Bisot

    Kreativitas bukanlah menemukan sesuatu yang baru, tetapi membuat sesuatu yang sudah ada menjadi baru – James Russell Lowell
    Beberapa hari lalu, saya didaulat Blogger Family (Blogfam) untuk berbagi mengenai cara membuat majalah dinding di SMP Terbuka di daerah Bekasi, tepatnya di Desa Samudra Jaya. Ester (SMP Terbuka) merupakan salah satu dari beberapa sekolah yang masuk dalam jaringan Sekolah Raya. Rasa senang dan bangga dapat menularkan virus kreativitas hinggap di dada.

    Sebelum membahas majalah dinding secara keseluruhan, saya bisa berbagi cerita asal mula perkenalan saya dengan dunia mading (majalah dinding). Tepatnya di Madrasah Tsanawinyah (MTSN) Pemalang, sebuah sekolah dengan konsep Agamis, dibawah naungan Departemen Agama, yang merupakan tempat pertama saya mengenal apa itu Mading.


    Awalnya saya melintas di depan perpustakaan sekolah, tepat di depan perpustkaan terdapat beberapa papan pengumuman dari sekolah. Mata saya tidak langsung tertuju pada pengumuman sekolah, namun saya melihat tulisan yang tak biasa, berwarna-warni, sangat menarik dan kreatif. Ternyata, karya tersebut bernama "Mading". Kemudian saya mulai tertarik untuk membuat sebuah puisi dan menampilkannya di mading MTSN Pemalang.

    Pertemuan pertama begitu mengoda. Mungkin situasi inilah yang membuat saya semakin terpacu untuk terus berkarya. Dari momen inilah, saya mulai menulis puisi secara rutin di buku diary. Sampai-sampai saya memiliki beberapa buku yang penuh dengan puisi. Dan, saat kuliah pun, saya aktif diberbagai bidang terutama jurnalistik dan sastra, padahal saya kuliah di jurusan akuntansi. Namun, antusiasme itu makin menjadi, apalagi setelah saya membuat blog pribadi yang berisi puisi dan catatan harian.

    Begitulah kira-kira yang melatarbelakangi kecintaan saya terhadap dunia kreativitas sampai saat ini.

    Pelatihan Mading di SMP Terbuka
    Sumber Foto : Pak Adi dan Mas Bisot
    Matahari memancarakan sinarnya secara penuh sehingga membuat suhu naik seketika siang itu. Sebuah sepeda motor milik Mas Bisot berhenti sempurna di halaman sebuah SMP di Samudra Jaya, Bekasi. Saat Saya turun dari motor beberapa murid yang berseragam pramuka menyambut saya dengan cium tangan. Mereka sangat antusias menyambut saya, karena mereka tahu, bahwa saya akan sharing mengenai mading. Kemudian langkah kaki saya pacu dengan cepat karena Pak Adi, Kepala Sekolah SMP Terbuka, telah berada di sebuah ruangan terbuka dengan beberapa murid lain.

    Senyum simpul dan tulus menyambut saya di ruangan tanpa pintu dan jendela serta tak berlantai keramik. Masih dalam tahap pembangunan, dan menantikan beberapa donasi dari pihak yang dermawan. Kemudian saya duduk, dan memulai materi yang kali ini saya bawakan dengan ringan.

    Kreativitas dan Mading
    Metode pembelajaran Mading yang saya gunakan hanya metode berbagi dan langsung praktek. Bagi saya, teori apapun yang saya sampaikan akan sia-sia saja tanpa langsung mengaplikasikannya, apalagi Mading merupakan karya kreativitas yang memiliki sisi bentuk dan rasa yang harus langsung diaplikasikan.

    1. Perkenalan

    Metode ini saya gunakan untuk mengenali murid SMP Terbuka.

    2. Hobi 

    Dengan mengetahui hobi masing-masing, saya bisa mengarahkan langsung, apa saja yang dapat di gali lebih dalam, dan dapat dikembangan sehingga dapat disajikan dalam Mading. Kemudian, secara spontan, murid Ester tersebut saya berikan waktu untuk menuangkan hobi dan minat mereka terhadap sesuatu kedalam sebuah kertas kosong. Hobi dan minat tersebut sangat beragam, misalnya puisi, pantun, musik, gambar, karikatur, olahraga, beladiri dan lainnya.

    Sumber Foto : Pak Adi dan Mas Bisot

    3. Kelompok

    Setelah menyelesaikan sebuah tugas secara individu, saya mulai mengelompokan dalam beberapa grup dengan masing-masing grup terdiri dari 5-6 murid.

    4. Membuat Mading

    Dengan kelompok tersebut, kemudian mulailah membuat sebuah mading dengan bahan-bahan karton dengaan ukuran sedang, kertas warna, gunting, lem dan majalah/koran bekas. Untuk metode yang saya gunakan kali ini adalah memadukan kreativitas individu yang dipadukan dengan karya bersama, serta didukung oleh penambahan dari majalah/koran bekas. Perpaduan karya tersebut yang memacu beberapa kelompok untuk menjadi yang terbaik.

    Mading Terbaik SMP Terbuka
    Berikut beberapa karya dari murid SMP Terbuka :




    Sebuah kepuasan batin telah berbagi kebahagian kecil bersama murid SMP Terbuka Samudra Jaya, rasanya saya ingin terus mendampingi mereka dalam berkreativitas dan mengembangkan segala kemampuan dan hobi sehingga dapat membuat karya yang lebih baik lagi. Amin.


    Untuk selanjutnya, saya akan mengunjungi Sekolah Dasar Alam Anak Soleh (SDAAS) dan Pondok Yatim Darussalam yang juga termasuk dalam jaringan Sekolah Raya.

    Baca Juga :
    Great Budha di Kamakura Jepang
    Berkeliling Museum Benteng Vredebrug Yogyakarta
    Indahnya Symphony of Light Hongkong
    Rasa Indonesia di Causeway Bay Hongkong
    Cara Mengajukan Visa Korea Selatan
    Continue Reading

    Tahun ini diawali dengan sebuah niat baik dan ketulusan untuk menyumbangkan sebagian harta kepada yang memang membutuhkan. Awalnya saya iseng-iseng main ke Blognya Mba Dedew dan ternyata ada sebuah Personal Project dari Oky.

    Setelah beberapa hari memikirkan kegiatan tersebut, maka beberapa hari lalu saya memutuskan untuk mengikuti project tersebut. 

    Term and Condition

    Aturan dari Donate for Comments ini sebetulnya sangatlah simple. Intinya adalah seluruh komentar yang masuk dari tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 akan dihitung berapa totalnya. Kemudian setelah dihitung, akan diketahui jumlah komentar. Kemudian jumlah komentar tersebut akan dikalikan dengan nominal yang telah di janjikan. Misalnya saya akan menyumbangkan Rp 500 setiap komentar, dan misal komentar yang tekah dihitung berjumlah 500 komentar, maka jumlah sumbangannya adalah Rp 250.000. Begitulah kira-kira gambaran singkatnya. 

    Untuk lebih jelas mengenai peraturan dan segala tata caranya silahkan mengunjungi Blog Oky dan Buku.

    Sekolah Raya  
    Setelah saya renungkan sejenak, Kenapa tidak saya aplikasikan langsung ke Sekolah Raya. Saya juga kan tergabung dalam relawan Sekolah Raya. Nah, beberapa ide tersebut saya dapatkan dari "Donate for Comments" dari Oky ini. Intinya dari program ini adalah outputnya dalam bentuk sumbangan. Maka dari itu saya berkeinginan untuk membuat "Donate for Comments" dan "Donate for Tweets" yang sedang didiskusikan dengan pihak Sekolah Raya. 

    Sahabat Sekolah Raya 


    Masih Rancangan

    Masih Rancangan

    Nama program tersebut adalah Sabahat Sekolah Raya. Sahabat Sekolah Raya terdiri dari "Donate for Comments" yang ditunjukan bagi Blogger  dan "Donate for tweets" yang ditujukan bagi Twitter lovers. Keduanya tentu saja bertujuan menyumbangkan secara langsung ke pihak Sekolah Raya.

    Untuk info lebih lengkap mengenai Sekolah Raya, silahkan kunjungi Web Sekolah Raya.

    Semoga bisa terlaksana, amin.


    Continue Reading
     “One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.” – Henry Miller
    Sebuah destinasi atau tujuan itu bukan hanya sebuah tempat, melainkan sebuah cara untuk melihat sesuatu dengan pandangan yang berbeda. Saya buka tulisan saya ini dengan sebuah Quote dari Henry Miller untuk mengantarkan atau untuk membuka wawasan kita bahwa sesungguhnya tempat atau tujuan itu bukan sebuah masalah bagi kita, namun yang lebih penting dari sebuah perjalanan adalah perjalanan itu sendiri. Makna dari sebuah perjalanan lah yang dititik beratkan oleh Henry. Bermakna, hanya sekedar saja atau malah sia-sia sebuah perjalanan, kita sendiri yang akan menentukan. Yes, that's right. 

    Seperti yang saya alami beberapa waktu lalu, tepatnya akhir Desember 2014. Saya mengikuti Jambore Anak Tangguh yang diadakan oleh berbagai macam relawan dari berbagai komunitas yang peduli dengan bencana longsor di Banjarnegara. Komunitas yang tergabung antara lain :

    • KMPLHK RANITA Universitas Islam Negeri Jakarta
    • One Day One Service Movement ; ODOSMOV
    • Konsorsium Relawan Indonesia “Sahabat MERAH PUTIH”
    • Gerakan Satu Juta Buku “SAJUBU”
    • Komunitas Fotografi Kamera Lubang Jarum Indonesia (KLJi)
    • Komunitas Literasi One Day One Book
    • Komunitas BLOGFAM
    • Jejaring Penggiat Pendidikan ; SEKOLAH RAYA
    • DPP Syarikat Islam
    • Sobat Kolong

    Sumber Gambar disini
    Foto menggunakan kaleng dan bermain bersama

    Kegiatan Jambore Anak Tangguh sedianya dilaksanakan dua hari, namun mengingat kondisi daerah bencana dan mobilitas anak-anak yang kurang, maka dengan berat hati dilaksanakan dalam satu hari. 

    Kegiatan diisi dengan sebuah sambutan dari Kepala Desa Leksana, Karangkobar, Banjarnegara. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan sangat mendukung kegiatan yang sangat positif ini. Kemudian dilanjutkan dengan sebuah acara perkenalan dan pembagian kelompok. Setiap kelompok akan diberikan sebuah kaleng yang disiapkan untuk membuat sebuah foto dari kamera kaleng tersebut.

    Dari sebuah kaleng tapi dapat menghasilkan sebuah foto? Iya, sebutan dari kamera tersebut adalah Kamera Lubang Jarum (KLJ). Ddidalam kaleng tersebut tentunya ada film yang dapat menangkap bayangan atau cahaya dari luar sehingga bisa menghasilkan sebuah foto hitam putih. 

    Bagaimana cara memotretnya? Caranya hanya membuka tutup kaleng, dan membiarkan beberapa menit di hadapan obyek yang diinginkan, kemudian di cuci cetak di kamar gelap. Mudah bukan? 

    kemudian acara di akhiri dengan bermain-main bersama, dan bergembira bersama melupakan sejenak bencana yang mereka alami. Saya sangat senang dan antusias dengan kegiatan ini. 

    Pengalaman Pertama 

    Jujur saja, Mengikuti sebuah kegiatan kerelawanan dan terjun langsung ke daerah bencana merupakan pengalaman pertama bagi saya. Saya tidak menyangka bisa mengikuti kegiatan yang bermanfaat bagi pemulihan anak-anak secara mental tersebut.

    Di kampus dulu saya hanya mengikuti beberapa kegiatan yang bersifat keorganisasian saja, namun tidak pernah sekali pun ikut terjun langsung melihat ke daerah bencana. Saya saya lakukan apabila terdapat bencana seperti dahulu gempa di Yogyakarta, Tsunami Aceh, dan lainnya, saya hanya sekedar mengumpulkan sumbangan dana dari teman-teman organisasi saja, tanpa sekali pun terlintas untuk menjadi relawan langsung. 

    Menurut pendapat saya sebagai relawan, kegiatan ini sungguhlah postif. Anak-anak nampak sangat menikmati acara dan bisa melupakan sejenak bencana yang melanda daerah mereka.

    Foto -Foto Kegiatan Jambore Anak Tangguh

    Sebuah Kamera Lubang Jarum yang dipegang Anak-anak
     
    Hasil Karya Anak-Anak

    Seluruh Anak-Anak bergembira 

    Enjoy the moment 

    Referensi :
    Travel Quote : http://pursuingmydreams.com/2012/02/08/the-50-most-inspiring-travel-quotes-of-all-time/ 
    Continue Reading
    Older
    Stories

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top