salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger
  • Sumber : http://kumpulbocah.indocharity.org


    Hari Kamis lalu, merupakan hari yang spesial. Bukan karena saya mendapatkan hadiah ataupun menang kuis, namun karena pada hari itu saya mendapatkan kesempatan berharga menemani adik-adik dalam acara Kumpul Bocah. It is very special for me.
    Kumpul Bocah = Indo Charity

    Kumpul Bocah atau disingkat sebagai Kumbo, merupakan sebuah acara charity yang diselengarakan oleh Indo Charity . Tema yang diangkat adalah Bakti Sosial Melalu Lomba Tari dan Permainan Tradisional. Permainan tradisional yang dilomba diantaranya adu layangan dan lompat karet, sedangkan permainan tradisional lainnya juga turut di tampilkan di booth permainan seperti congklak, gasing, egrang, bakiak, bekel dan kelereng. Indo Charity seakan mengingatkan kita bahwa budaya permainan tradisional telah digeser oleh permainan digital. Untuk sekeder keluar dari rutinitas dan tetap melestarikan permainan tradisional tersebutlah maka Kumbo ini diselenggarakan.

    Dok Pribadi
    Dalam kegiatan ini, terdapat dua tempat penyelenggaraaan, yaitu di Monas dan Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia (GIK GI). Sebagai informasi, Lomba adu layangan dan lompat karet diadakan di Monas, begitu pulan booth permainan tradisional juga terdapat di Monas, sedangkan untuk lomba tari tradisional mengambil tempat di GIK GI.

    Peserta Kumpul Bocah

    Dok Pribadi
    Peserta Kumpul Bocah kali ini merupakan Rumah Belajar, Bimbingan Belajar, dan Sekolah Bersama di daerah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan yang terjauh Banten.

    Melihat peserta yang sangat antusias dengan kumpul bocah kali ini, membuat panitia semangat untuk memberikan pelayanan terhadap setiap peserta.

    Lomba Adu Layangan dan Lompat Karet 
    Foto Oleh  Novita Anggraini , Seorang Reporter Sedang Mencoba Permainan Lompat Karet
    Kegiatan bermain di lapangan terbuka merupakan sebuah kesenangan. Saat usia sekolah dasar, saya sering melakukan permainan  tradisional yang mungkin saja di saat sekarang telah bergeser dan mulai sedikit yang memainkannya. Ketika itu saya sangat senang bermain gobak sodor, lempar batu, kasti, berenang di sungai, kwartet, main monopoli, main ludo, dan masih banyak permainan yang dimainkan bersama teman-teman di luar rumah.

    Menarik, itulah pendapat saya pribadi terhadap acara kumpul bocah edisi 2015 ini. Selain mengajarkan anak-anak untuk kreatif dan memiliki jiwa kompetisi, namun anak-anak juga merasakan kebersamaan serta relaksasi dari segala rutinitas yang selama ini mereka lakukan.

    Saya bertugas sebagai pendamping adik-adik dalam adu layangan. Saya mendampingi dua anak yang berasal dari rumah belajar di sekitar Jakarta. Tugas saya hanya mendampingi dan memperhatikan permainan adu layaangan yang dilakukan oleh anak-anak. Mudah bukan? Namun, bukan mudah atau tidaknya tugas ini, melainkan makna berbagi dan bermain bersama anak-anak inilah yang membuat saya senang. Aih, magis benar kata-katanya.

    Foto : Novita A. Malaikat Tanpa Sayap :D

    Oh iya, untuk tim voulenteer Adu Layangan sering di sebut sebagai "Alay" , bukan dalam makna sebenarnya ya, namun merupakan singkatan semata. Selain Alay, ada juga Akar, loh kok ada tumbuh-tumbuhan, bukan ini merupakan singkatan dari tim Adu Lompat Karet.

    Adu layangan di mulai sekitar pukul 11.30 dan berakhir sekitar pukul 12.15, jam makan siang. Alhamdulillah, anak yang saya dampingi mendapatkan juara dua. Kriteria yang digunakan dalam menentukan juara sangat mudah, dengan metode last man standing, dan bisa mengalahkan lawan-lawannya. Beruntung sekali, anak yang saya dampingi jatuh sekitar beberapa detik sebelum juara satu berhasil menerbangkannya tanpa jatuh sekalipun. Selamat ya udah juara dua.

    Foto : Novita A. Kakak-Kakak Alay Yang Belum Puas Bermain Layangan
    Setelah lomba, pun masih terdapat beberapa anak yang masih menerbangkan layangan. Tidak ada salahnya kan untuk bermain-main di Mona yang luas itu. Beberapa menit kemudian, kakak-kakak dari Alay pun turut serta menerbangakan layangan. Dan, ternyata sensasi bermain layangan itu memang luar biasa menyenangkan. Ah ingin berlama-lama rasanya bermain layangan. Rasanya Ingin main layangan lagi-lagi dan lagi. Next, kapan-kapan kita bermain lagi ya Kakak-kakak.

    Tari Tradisional

    Untuk melestarikan budaya dan permainan tradisional, maka langkah terkecil yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan ruang kreasi. Ruang ini telah diselenggarakan oleh Indo Charity dalam Kumpul Bocah kali ini. Dan, salah satu yang mendapatkan ruang adalah tari tradisional.

    Rupanya antusias anak-anak rumah belajar dari berbagai daerah ini sangat luar biasa, terbukti dengan gerakan-gerakan tari tradisional, mereka mampu menunjukan kelihaiannya dalam menari. Tak hanya perempuan saja, namun laki-laki pun turut ambil bagian dalam kegiatan postifi ini.

    Luar biasa sekali, itulah gambaran kata-kata yang dapat mengambarkan sebuah kegiatan yang mendukung kreativitas dan juga mendukung kelestarian budaya tradisional yang makin tergerus oleh budaya digital. Semoga Kumpul Bocah 2016, dan acara sejenis lainnya dapat terlaksana mendatang. Amin.

    Galeri Foto



    Baca Juga :
    Great Budha di Kamakura Jepang
    Berkeliling Museum Benteng Vredebrug Yogyakarta
    Indahnya Symphony of Light Hongkong
    Rasa Indonesia di Causeway Bay Hongkong
    Cara Mengajukan Visa Korea Selatan
    Continue Reading
    Older
    Stories

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top