salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger
  • “Traveling is a brutality. It forces you to trust strangers and to lose sight of all that familiar comfort of home and friends. You are constantly off balance. Nothing is yours except the essential things: air, sleep, dreams, sea, the sky - all things tending towards the eternal or what we imagine of it.”
    ― Cesare Pavese

    Yeah, tapi kata-kata ini mengingatkan perjalanan saya ke sebuah pantai di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta. Perjalanan yang mungkin saja merupakan sebuah perumpaman yang sesuai dengan quote yang menyatakan bahwa berwisata itu sangat brutal dan diluar akal nalar kita, bagaimana tidak, aku bisa saja berbicara dengan orang asing yang sama-sama tidak mengenal sebelumnya, saat membuka pembicaraan, satu sama lain akan mengucapkan kata salam, dan mulai menceritakan tentang sebuah hal.

    Sama saat saya travelling ke Malaysia, saat itu di Penang, saya ketemu dengan seorang agen TKI disana. Dia menceritakan bahwa kehidupan di Malaysia itu layaknya sebuah harapan baru bagi dirinya. Di Malaysia dia mendapatkan lebih dari pada saat ia bekerja di Indonesia. Dia memberitahukan pemberhentian yang saya tuju. Saya senang juga bisa mengobrol ngalor-ngidul untuk menawar rasa rindu kampung halaman.

    Sumber : http://idanaaathename.tumblr.com/page/3
    Lalu, saya bertemu dengan sepasang kakek nenek dari Korea Selatan, saya menanyakan sebuah lokasi pemberhentian shuttle bis, dan mereka memberi tahu saya dengan Bahasa Inggris mereka yang tak begitu baik, namun ajaibnya saya dapat memahaminya. Kemudian saat mereka berdua turun dari bus, saya mengucapkan terima kasih dalam bahasa Korea "gamsahamnida". Mereka berdua tersenyum dan kakek menepuk pundak saya tanda senang. Saya pun merasakan getaran tulus. Betapa sebuah kekuatan komunikasi dalam berbagai bahasa membuat saya menerima berbagai macam kebaikan.

    Sebuah cerita di Jepang juga membuktikan, bahwa saya harus benar-benar percaya pada orang asing. Bagaimana tidak, saat saya travelling ke Jepang, saya hanya bermodalkan sebuah buku karya Claudia Kaunang dan pengetahuan yang saya cari melalui google. Untung saja ketika saya kebingungan mecari jalan ke sebuah agen penjualan tiket terusan ke Hakone, saya bertemu dengan seorang wanita, saya sudah lupa namanya, namun karena kebaikannya saya dapat menemukan agen perjalanan tersebut. Tak tanggung-tanggung, saya diantar sampai agen tersebut. Saya hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih dalam bahasa Jepang tentunya. 

    What a travelling story, we must trust stanger every time we ask some question about the direction.

    Pantai Ndrini

    Kalau perjalanan menuju Pantai Ndrini ini membutuhkan waktu sekitar satu setengah sampai dua jam dari Yogyakarta, lebih jauh dari lokasi Goa Pindul. Saya dan teman saya harus menyewa sebuah mobil karena perjalanan yang sangat jauh itu. Disamping itu, untuk menghemat waktu karena berdekatan dengan Goa Pindul, maka saya dan dua teman saya dengan sangat rasional menyewa sebuah rental mobil.

    Mempercayai orang asing pun harus saya alami pada perjalanan saat ini, perjalanan kali ini penuh dengan cerita tentang Yogyakarta mulai dari Obyek wisata yang akan kami kunjungi yaitu Pantai Ndrini. Kebetulan Pantai Ndrini ini adalah salah satu dari gugusan pantai-pantai di Gunung Kidul. 


    Selfi tak harus tampak muka kan hahaha
     
    Keunikan dari Pantai Ndrini ini adalah gugusan batu koral yang menyerupai  Tanah Lot di Bali. Keindahannya pun hampir sama bahkan lebih indah karena pasirnya yang putih bersih.  

    Karena sebuah jejak yang harus ditinggalkan hanya sebuah tapak kaki, dan hal yang bisa diambil hanyalah foto, maka saya mengabadikan kenangan yang indah itu di Pantai Ndrini. Sebuah pantai dimana saya bisa mengambil sebuah makna baru, bahwa travelling kemana pun akan terus menerus menambah kenalan baru berupa orang asing yang telah teruji, dan bisa jadi orang asing itu akan menjadi teman, sahabat atau bahkan jodoh saya nantinya, hanya Tuhan yang tahu. 


    Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Selfie Story bersama Smartfren
      


    SmartFren

     
    Continue Reading

    Rasa Goa Pindul ini sangat familiar ditelinga saya. Saya mencoba mengingat-ingat lagi. Dan, ternyata setelah saya ingat-ingat, saya pernah melihat sebuah tayangan di youtube mengenai Goa Pindul ini. Jalan-jalan Men, yang telah mengantarkan saya ke Goa Pindul ini.

    Goa Pindul ini terletak di Gunung Kidul, sebuah daerah yang terletak di sebelah selatan Yogyakarta. Jarak tempuh sekitar satu  sampai satu setengah jam ini memang membutuhkan sebuah transportasi yang 'safety'. Sekedar informasi, waktu tempuh dan jarak yang lumayan jauh patut disiasati dengan mengunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewa. Untuk transportasi umum, sangat jarang yang langsung sampai ke lokasi.

    Tips Sewa Kendaraan

    Di Yogyakarta, banyak pilihan untuk menyewa kendaraan sebagai pilihan menuju goa pindul. Berikut beberapa tips memilih sewa kendaraan di Yogyakarta :

    Informasi Hotel
    Biasanya jika kita menginap di salah satu hotel, di resepsionis biasanya terdapaat beberapa brosur mengenai informasi travel atau sewa kendaraan. Apabila belum cukup informasi pada brosur, coba tanyakan kepada resepsionis mengenai travel atau sewa kendaraan tersebut. Jangan lupa tanyakan apakah ada harga khusus atau diskon.

    Tanya ke Teman
    Teman yang berada di Yogyakarta juga sangat berperan penting. Yup, selain bisa dijadikan sebagai guide, anda bisa manfaatkan untuk bertanya sewa kendaraan yang memiliki rate bagus dengan kualitas bagus juga.

    Bandingkan Harga
    Apabila anda telah cukup memiliki informasi mengenai beberapa penyewaan kendaraan, maka anda bisa membandingkan rate harga per masing-masing penyewaan kendaraan. Jangan lupa perhatikan berapa jam sewa, harga sewa sudah termasuk dengan bahan bakar dan supir atau tidak, dan kapasitas kendaraan tersebut.

    Kredibilitas Rental
    Selain harga yang bersaing, jangan lupa untuk memperhatikan kredibilitas penyewaan kendaraan tersebut. Apabila memiliki nama baik, anda bisa memesan dengan tenang dan aman.

    Tetapkan harga deal dan minta Kontak Driver
    Setelah deal dan melakukan pemesanan dengan harga yang telah disepakati, jangan lupa untuk mencatat baik-baik nomor kontak driver yang bertugas.

    Nah, itu dia beberapa tips apabila anda memilih untuk menyewa sebuah kendaraan.


    Perjalanan Menuju Goa Pindul

    Sumber : http://goapindul.com/lokasi-dan-peta-cave-tubing-goa-pindul/
    Waktu tempuh yang lumayan jauh yaitu sekitar  satu sampai satu setengah jam. Goa pindul sendiri terletak di Desa Bejiharjo, Gunung kidul. Apabila anda menyewa kendaraan, maka perlu dipersiapkan seperti cemilan, dan minuman ringan sebagai teman selama perjalanan.

    Ada beberapa hal yang patut anda coba sehingga perjalanan ke Goa Pindul pun menjadi menyenangkan :

    Play Music and Sing Together
    Nah, ini jurus jitu banget untuk mengusir jenuh selama perjalanan. Seperti Video berikut ini :


    Selfie dengan Teman
    Jelas sekali selfie merupakan sesuatu yang wajib selama perjalanan sehingga suasana yang jenuh berubah menjadi menyenangkan.

    Tidur
    Apabila kondisi anda kurang begitu fit, maka disarankan untuk tidur dan menikmati perjalanan dengan mimpi yang indah, siapa tahu di mimpi kita bisa ketemu bidadari yang mirip cinderella hahaha.

    Makan dan Minum
    Uhuuy, ini malah akan membuat lemak-lemak yang ada bertambah banyak, tapi kalau belum makan atau sarapan sebaiknya memang makan dulu, agar tidak mabuk selama perjalanan.

    Wirawisata Goa Pindul



    Goa Pindul termasuk wisata yang dikelola oleh karang taruna atau penduduk sekitar dengan membentuk beberapa agen wisata (tempat outbound). Menurut Mas “X”, mungkin ada lebih dari 10 tempat “outbound” yang dikelola. Meskipun telah memiliki lebih dari 10 tempat outboud, mereka sering kewalahan menampung wisatawan lokal maupun asing yang datang setiap harinya. Apabila musim ramai, tempat-tempat outbound tersebut sempat menyatakan ada pembatasan setiap harinya, karena memang kapasitas goa pindul sendiri yang memiliki kapasitas yang tidak terlalu banyak dan tergantung dari aliran sungai yang fluktuatif apalagi kalau saat musim kering.



    Wisata Goa pindul terdapat tiga jenis wahana , yaitu Goa Pindul, Sungai Oya, dan Goa Sioyot. Anda akan disajikan dengan Goa aktif yang dialiri oleh sungai, dan satu-satunya di  ASEAN. Kemudian, anda bisa menyusuri sungai Oya dan bisa merasakan terjun bebas ke sungai dari tebing dengan ketinggian sekitar 5-10 Meter. Dan terakhir, Goa Sioyot merupakan goa yang dipenuhi stalagtit dan stalagmid dan hanya bisa dilalui dengan merunduk karena ketinggian goa hanya setinggi dada orang dewasa. Selain stalagtit dan stalagmid, pada beberapa bagian Sioyot ini dialiri oleh air yang mengalir seperti Goa pindul, namun hanya air yang tak terlalu deras. Selain itu, yang menjadikan Sioyot istimewa adalah anda dapat melihat batu-batuan dalam bumi yang menarik dan masih alami.

    Tiket Masuk Wisata

    Goa Pindul
    Domestik : Rp 40.000
    Non Domestik : Rp 60.000

    Sungai Oya
    Domestik : Rp 50.000
    Non Domestik : Rp 70.0000

    Goa Sioyot
    Domestik : Rp 50.000
    Non Domestik : Rp 70.0000













    Keajaiban Goa Pindul

    Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pindul_Cave,_Indonesia.JPG

    Salah satu keajaiban yang patut kita nikmati adalah Goa aktif yang dialiri oleh sungai. Dan, merupakan satu-satunya di ASEAN. Jadi, kita harus bangga dengan keajaiban yang dimiliki oleh  Indonesia ini. Kita harus bangga dengan obyek wisata yang satu ini. Anda bangga kan? Iyaaaaaaa.

    Sebelum “nyemplung” ke sungai, anda diwajibkan untuk memakai pelampung untuk keselamatan, serta memilih Ban besar yang digunakan untuk menyusuri Goa Pindul.

    Goa Pindul berisikan tiga zona, zona terang, zona remang dan  zona gelap. Namun, menurut cerita legenda yang ada, dahulu kala Joko Singlulung mencari Ayahnya hingga ke sebuah Goa. Sehingga pada saat menyusuri Goa-goa yang ada, Joko ini menabrak sebuah bebatuan besar di bagian pipi, sehingga Goa ini dinamakan Goa Pindul yang berasal dari kata Pipi Gebendul "Pindul" atau dalam Bahasa Indonesia berarti pipi yang terbentur.

    Seperti layaknya nyemplung di air, menyusuri Goa Pindul dengan sebuah ban besar dan pelampung itu memiliki sensasi tersendiri. Waktu pertama kali rafting pada tahun 2013, saat outing kantor, saya menikmati sekali, karena kesan pertama kali itulah, saya menikmati setiap momen saat berada di Goa Pindul. Ya basah-basahan nya, ya nuansanya yang mistis, ya keramaian orang-orangnya, dan yang paling penting adalah kita saling gandengan, eh, hahaha.

    Susuri Sungai Oya



    Beda saat rafting dengan permainan di Sungai Oya ini adalah, saya menaiki sebuah Ban, dan melawan arus sungai yang lumayan deras. Saya bersama beberapa teman berpegangan erat sekali, takut terbawa arus, apalagi kalau ada arus yang lain, kasih tahu ngga ya. Hehehe.

    Setelah menyusuri sungai, di pertengahan Sungai Oya, terdapat wahana untuk menguji nyali, yaitu lompat dari tebing sungai yang tingginya sekitar 5-10 meter. Saya menyatakan berani. Awalnya sih ragu-ragu, tapi saat meloncat dan kemudian mendarat diair, perasaan takut pun berubah menjadi perasaan lega.

    Setela berhasil lompat, saya pun berenang ketepian, setelah menepi, dan pada saat menuju ke arah teman-teman saya disisi yang bersebelahan, saya merasakan sesuatu yang berat menahan badan saya. Ternyata saya berenang melawan arus. Saya mencoba sekuat tenaga untuk melawan arus tersebut. Akhirnya dengan keadaan yang lemah, saya berhasil menepi disisi yang berbeda. Sungguh perjuangan yang sangat berat, seberat badanku, eh.

    Setelah basah-basahan, saya pun menghangatkan badan dengan menyantap mie ayam kuah yang panas. Semoga kuah mie ayam ini dapat mengusir masuk angin yang hinggapi badan ku yang telah terisi oleh lemak-lemak.

    Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Gua_Pindul

    Baca Juga 
    Edisi Yogyakarta
    Berburu Senja Ratu Boko Berburu Senja Ratu Boko
    Raminten, Prambanan & Ratu Boko Raminten, Prambanan & Ratu Boko

    Edisi Korea Selatan 
    7 Tempat Wisata Menarik di Seoul 7 Tempat Wisata Menarik di Seoul

    Continue Reading

    Stasiun Tugu Jogjakarta - Salah Satu gerbang menuju Jogjakarta

    Berbicara Yogyakarta memang tiada habisnya. Banyak tempat-tempat wisata yang harus kita singahi. Salah tiganya adalah House of Raminten, Candi Prambanan (Candi Sewu) dan Candi Ratu Boko.

    House of Raminten

     
    Moto Raminten : Hidup adalah Bekerja 
     Raminten, siapa yang tak kenal sosoknya yang lucu dan merupakan sosok inspiratif dari Yogyakarta. Jujur saja, saya baru tahu kalau Raminten ini merupakan tokoh. Saya mengira bahwa Raminten ini nama sebuah tempat atau sebuah benda, namun teman saya menuturkan bahwa Raminten ini seorang tokoh yang terkenal di Yogyakarta.

    Raminten sendiri merupakan tokoh yang diperankan oleh Hamzah. Raminten lahir dari Komedi Situati di stasiun televisi terkenal di Jogja yaitu Jogja TV.

    House of Raminten berjarak sekitar 1,1 kilometer dari jalan Malioboro. Alamat lengkapnya di jalan FM Noto 7. Jadi apabila anda mau ke sana, anda bisa naik becak atau pun transportasi lainnya seperti taksi, dan apabila mau lebih sehat lagi anda bisa jalan kaki.

    Note : Lokasi dan Peta House of Raminten

    Menu Spesial 


    House of Raminten menyajikan berbagai macam masakan khas Yogyakarta (tentunya), masakan Indonesia dan masakan ala Raminten. Masakan ala raminten ini merupakan ide bilian dari House of Raminten yaitu memadukan Koteka dan Ayam dan disebut dengan Ayam Koteka. Konsepnya adalah memasak ayam dengan bungkus bambu yang mirip koteka. Ayam dimasak dengan cara seperti ayam suwir dengan telor didalamnya. Jadi kebayang dong gimana rasanya ayam suwir yang gurih dan telornya, hmmm sedap.

    Ayam Koteka dan Gudeg 
    Selain Ayam Koteka masih terdapat menu-menu lainnya seperti Gudeg, Es Dawet, Rawon , Sego Goreng, Garang Asem (Ini dia menu yang bikin merem melek karena segarnya), dan lainnya.

    Kaos Raminten Lucu & Jajanan



    Selain masakan dan makanan, terdapat souvenir berupa kaos dan gantungan kunci serta asesoris lainnya. Kalau anda berburu oleh-oleh jajanan, jangan khawatir, di House of Raminten ini disediakan beberapa jajanan seperti bakpia dan jajanan khas Yogyakarta lainnya.


    Candi Prambanan




    Sore itu matahari enggan muncul di Prambanan, entah karena memang malas atau sang awan saja yang menutupinya sehingga saya pun tak bisa merekam keindahannya bersama matahari. Hanya saja saya mencoba mengabadikan dengan kondisi mendung dan hampir senja.

    Niat dan tujuan ke Candi Prambanan adalah berburu senja yang kemerahan itu. Saya telah observasi di google bagaimana indahnya sebuah senja di Candi Prambanan. 
    Betapa Indahnya Senja di Candi Prambanan

    Naik TransJogja

    Transjogja merupakan transportasi massal di Yogyakarta. Jika anda ingin menuju ke Prambanan, anda bisa naik Transjogja dari rute mana saja. Saya kebetulan menginap di daerah dekat Malioboro sehingga saya mengikuti rute Malioboro - Prambanan. Pilih Rute/Trayek 1A yaitu Prambanan - Bandara Adi Sucipto - Stasiun Tugu - Malioboro. (Sumber : Wikipedia Trans Jogja )

    Museum Prambanan 

    Pintu Masuk Museum Prambanan
    Apabila kita menyusuri bagian utara Candi Prambanan (terletak di pintu keluar Candi Prambanan) terdapat sebuah museum. Museum ini menyimpang benda-benda purbakala temuan di sekitar kompleks Candi Prambanan. 

    Salah Satu Arca Purbakala 
    Berbagai macam Arca dan Batu-batuan yang di simpan di Museum Prambanan diantaranya arca lembu Nandi, resi Agastya, Siwa, Wishnu, Garuda, dan arca Durga Mahisasuramardini, serta batu Lingga Siwa. (Sumber : Wikipedia )


    Setelah mengelilingi Museum Prambanan, di sebelah kanan tengah Museum, terdapat Museum Audio Visual. Museum tersebut mempertunjukan Video Prambanan.

    Dalam Museum Audio Visual
    Prambanan yang "Memerah"

    Setelah puas berkeliling dan menonton pertunjukan di Museum Prambanan, saatnya untuk pulang. Masih membayangkan betapa indahnya sunset di Prambanan ini. 

    "Sayang sekali tidak bisa melihat sunset yang melegenda di Prambanan," Batin Saya dalam hati.

    Saya berjalanan beriringan dengan lainnya. Sepertinya memang sudah tidak ada harapan lagi sebab memang langit di Prambanan memang sudah gelap, dan orang telah bergeges pulang. Candi Prambanan di tutup sekitar pukul 18.00 WIB, jadi wajar saja pengunjung sudah bergeges pulang.

    Entah apa yang menyebabkan saya berjalan menuju arah tengah. Dan, di jalan tengah itu saya melihat beberapa orang yang tengah memotret sesuatu. Betapa kagetnya saya ketika melihat kearah Candi Prambanan. Candi itu "Memerah"dan menyajikan pemandangan yang luar biasa. Inilah takdir yang tak disangka-sangka. Betul kata pepatah, kalau jodoh tak kemana. 

    Prambanan "Memerah"

    Candi Ratu Boko

    Ratu Boko yang Ramai
    Candi Ratu Boko ini unik karena terletak di perbukitan di Yogyakarta. Tipikal landscape Yogyakarta memang berbukit dan terkenal juga dengan pantai-pantai yang bagus. 

    Untuk menuju Candi Ratu Boko, anda bisa masuk melalui Candi Prambanan. Candi Prambanan menyedikan shuttle bus menuju Candi Ratu Boko, tapi ada syaratnya, yaitu harus beli tiket terusan Candi Prambanan dan Ratu Boko. Harga tiket terusan sekitar Rp 45.000. Hanya menambah sekitar Rp 15.000 dari tiket Candi Prambanan yaitu Rp 30.000.

    Salah satu kegiatan yang bisa anda lakukan di Ratu Boko adalah berburu senja. Silahkan baca Berburu Senja di Ratu Boko.

    Anda pun bisa menikmati Indahnya pemandangan di sekitar, menikmati air buah kelapa yang segar, kemudian anda bisa juga melakukan yoga seperti yang saya lakukan hihihi.
    Yoga Yogi ini namanya hahaha
    Untuk informasi Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko anda dapat mengunjungi website resmi dari pengelola yaitu Borobudur Park Group . Dan ternyata layanan tiket online sudah ada, namun masih terkendala masalah teknis webnya. Semoga bisa secepatnya digunakan.

    Continue Reading

    Ratu Boko 

    Finally, I was here. Candi Ratu Boko yang terkenal karena beberapa cerita yang membuatnya seperti melegenda hingga sekarang. Konon katanya, menurut masyarakat setempat, nama Ratu Boko merupakan Raja Bangu. Raja Bangau merupakan Ayah dari Loro Jongrang. Tentu saja, ini sangat terkait dengan Candi Prambanan yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Candi Ratu Boko. 


    Versi lain menyebutkan bahwa Ratu Boko merupakan peninggalan bangunan dengan nuansa Hindhu, sesuai dengan Prasasti Abhayagiri Wihara, namun ternyata terdapat nuansa Buddha yang kental juga, ini terkait dengan Arca Dyani Buddha  yang ditemukan di Ratu Boko yang menyatakan Rakai Panangkaran (Tokoh dalam kedua prasasti) beragama Buddha.

     Kemegahannya tak terbantahkan 

    Bagaimana caranya sebuah Candi yang dibangun sekitar abad 8 pada masa Wangsa Sailendra ini dibangun di atas bukit, dan tinggi sekitar 196 meter dari permukaan laut? 

    Jawabannya akan sangat rumit bagi saya, namun secara logika, saya mengandaikan bahwa pada masa tersebut, teknologi pahat akan sangat diandalkan. Dan, mungkin saja butuh waktu yang sangat lama untuk memahat batuan hingga membentuk sebuah ornamen yang sangat cantik itu.Uniknya, Ratu Boko ini merupakan  Candi yang dibangun di bukit, sementara candi lain seperti Candi Prambanan berdiri diatas tanah yang landai dan cenderung datar.

    Secara struktur bangunan, terdapat beberapa gerbang, benteng, keputren, gua dan pendopo serta kolam dan bangunan lainnya. 

    Apabila kita masuk melalui gerbang pertama, maka kita harus melalui beberapa anak tangga dan menuju ke pendopo-pendopo. Pendopo ini digunakan sebagai tempat peristirahatan dengan pemandangan yang sangat indah apabila kita melihat ke arah berlawanan dengan pendopo-pendopo tersebut. Tak jauh dari pendopo tersebut, terdapat juga kolam, serta paseban (ruang resepdi). 

    Setelah itu kita akan menaiki anak tangga kembali menuju gerbang utama. Nah, pada gerbang utama tersebut terdapat beberapa bangunan seperti gua lanang (male cave), gua wadon (female cave), dan candi pembakaran. Sesuai dengan ritual yang dilakukan dalam agama Hindhu maupun Buddha, maka setiap yang meninggal akan di bakar dengan api suci.


    Misteri Ratu Boko

    Saya sebenarnya pernah ke Yogyakarta sebelumnya, mungkin sekitar 3 kali saya mengunjungi kota gudeg ini. Namun ada satu hal yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, yaitu mengabadikan senja yang ada di Ratu Boko. Mengunjungi Prambanan rasanya akan sangat terasa luar biasa ketika saya mengunjunginya pada saat pertama, nah perasa itulah yang saat itu saya rasakan. Rasa "penasaran" itu yang membuat saya akhirnya menyempatkan ke Yogyakarta dan mengunjungi Ratu Boko. Awalnya saya mengira bahwa Candi ini merupakan istana yang dibangun sebagai persembahan kepada seorang ratu yang bernama Boko, namun sekali lagi saya belum sepenuhnya menemukan "Ratu Boko", karena memang masih banyak misteri yang hingga saat ini masih belum terpecahkan tentang "Ratu Boko"


    Senja "Emas"

    Fotografer mana pun akan berfikiran sama dengan saya mengenai satu hal yang tak akan di lewatkan ketika berkunjung ke Ratu Boko. Iya, berburu senja di Ratu Boko. 

    Rasa penasaran itu seperti memang menguatkan saya untuk datang ke sini. Saya ditemani dua orang sahabat, yaitu Arina dan Mas Bayu, berburu senja yang memang sangat sebentar. Saya harus berlari mengejar senja yang memang hanya beberapa puluh menit saja. Sesudah itu, saya hanya dapat menikmati Ratu Boko dalam kegelapan. Untungnya saya berhasil mengabadikan senja "Emas" itu. Rasa senang, dan terpuaskan itu menyatu. Suatu saat saya akan kembali dan menikmati senja itu berlama-lama. 



    Referensi : 
    http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Ratu_Baka
    http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/ratu-boko/
    http://www.kamusilmiah.com/sejarah/misteri-candi-ratu-boko/


    Continue Reading
    Older
    Stories

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top