Matahari itu belum sempurna terbit dari ufuk timur. Mungkin aktivitas manusia pun baru belum di mulai pada pukul 5.00 WIB. Saya bersama Lea, Herdis, dan Arie (Teman-teman Blogfam) telah berada di sebuah taksi yang mengangkut kami ke Muara Angke, tempat dimana kami akan bertemu dengan teman-teman Blogfam yang lain. Perjalanan kami tempuh dalam waktu yang cukup singkat - mungkin karena masih pagi - sehingga hanya ditempuh dalam waktu relatif singkat sekitar 45 menit.
Sesampainya di Muara Angke, kami bergegas menuju titik pertemuan yang telah di sepakati bersama. Kami berjalan menyusuri jalanan yang berliku-liku untuk mengapai tititk temu tersebut. Sembari berjalan, saya tak lupa untuk mengabadikan beberapa momen yang menarik menurut saya. Apalagi, akhir-akhir ini saya memang tengah mengeluti dunia fotografi. Ada beberapa obyek yang menarik hati saya untuk mengabadikannya yaitu kapal, kapal dan kapal.
Setelah puas dengan beberapa hasil jepretan, saya dan teman-teman akhirnya berlalu dan menuju titik temu. Saya menyebutnya titik temu karena memang sangat terkenal diantara para traveller yang sering ke Kepulauan Seribu. Sebut saja kata minimarket, pom bensin dan ATM. Pasti siapapun akan menuju tempat sama di Muara Angke. Kami berdiiri diantara ratusan orang sama-sama mencari orang. Dalam lautan manusia itu kami pun mencari teman-temanBlogfamlain. Mas Bengsin ternyata telah berada di depan Minimarket bersama dua orang temannya. Kemudian datang Mba Itha, disusul dengan Mba Uyet. Setelah semua terkumpul, makan kami menuju di depan pemberhentian kapal-kapal yang bongkar muat (bukan barang) penumpang.
The Journey Begins
Trip kali ini dalam rangka #BlogfamTrip ke Pulau Pramuka berkat usulan dari Mba Itha (Thank you Mba Itha). Dengan hati riang gembira seperti anak SD yang darma wisata, kami pun memulai perjalanan dengan naik kapal pada sekitar pukul 8 lebih. Meskipun hampir saja kami tidak dapat naik ke kapal yang kami tumpangi saat ini karena terjadi kesalahpahaman dengan pengemudi kapal dan krunya. Alhamdulillah, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan damai dan tidak ada pihak yang dirugikan, termasuk kami.
Kapal itu berarak menjauh dari daratan Muara Angke. Saya memang membutuhkan sebuah hadiah berupa sebuah Trip seperti ini. Saya merasa bahagia. Memang sih terkesan 'lebay' namun kenyataannya seperti itu. Suasana laut memang berbeda dari daratan. Gelombang laut yang tenang membuat hati ini menjadi tenang (*sok puitis nih penulisnya*). Hal yang tak biasa itu membuat pikiran tentang rutinitas kerja dan kehidupan Jakarta yang macet itu musnah dan digantikan dengan suasana baru, yaitu laut yang tenang.
Pulau Pramuka
Apakah harta yang terpendam di Pulau Pramuka? Pasti semuanya bertanya, apa ya? Saya akan beberkan nanti. Yang pasti sangat berharga sekali.
Setelah hampir 3 jam dalam kapal, akhirnya kami sampai juga di Pulau Pramuka. Perjalanan yang panjang namun menyenangkan. Begitu saya turun dari kapal saya sempat memotret Kapal yang saya naikin, iya Kapal tersebut bernama KM (Kapal Motor) Pesona Alam. Setelah puas dengan Pemotretan Kapal, saya mengalihkan pandangan ke bawah dermaga. Jernih dan bersih air lautnya. Tidak sama seperti yang saya temui di Muara Angke yang kotor dan bau. Nah, tugas kita untuk menjaga agar Kepulauan Seribu dan Jakarta secara keseluruhan bersih dari sampah apapun. Ayo kita dukung bersama-sama Gerakan Yuk Buang Sampah Pada Tempatnya bersama @voulenteerTFI @PemprovDKI1 dan@Blogfam . Kepedulian Jakarta dimulai dari kita bersama. (Hahaha kayak iklan layanan masyarakat ya, tapi kan saya memang pengen Jakarta itu bersih dan aman, amin).
Kembali ke laptop ya, hehehe, pokoknya saya terpana dengan keindahan laut Pulau Pramuka. Pantas saja Wisatawan Aing pun berlomba-lomba untuk mengunjungi Kepulauan Seribu, saya tak heran dengan kedatangan mereka. Saya melihat ada beberapa turis dari Jepang dan Amerika yang berkunjung di Pulau Pramuka pada saat itu. Berarti saya tak salah pilih menjadikan Pulau Pramuka ini sebagai destinasi Trip bersama Blogfam . Pulau ini memang tak terlalu luas di bandingkan dengan Pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu. Namun, pasir yang putih, air laut yang jernih serta tempat yang bagus dan bersih menjadikan Pulau Pramuka lebih menarik untuk disinggahi. Ya, dan saya sudah berada di Pulau Pramuka. Apakah ini harta terpendamnya? Hmmm, mungkin saja iya. Namun, saya masih menyangsi kan, pasti ada sesuuatu yang lebih menabjubkan sehingga pantas si sebut sebagai harta karun terpendam. Saya masih berpikir, sementara teman-teman lain dengan lahap menghabiskan makan siang mereka. Saya pun turut larut dengan kenikmatan makan siang di bawah pohon rindang, mendengar suara ombak dan angin yang membelai halus kulit-kulit yang haus akan belaian alam.
Snorkling
Nah, kegiatan yang satu ini juga sangat menyenangkan tentunya. Sebetulnya saya agak takut dengan snorkling, bukan karena air lautnya yang dalam atau pun takut tengelam. Yang saya takutkan adalah mengelapnya warna kulit saya. For your information, kulit saya sudah sawo matang dari lahir, sehingga kalo 'nyemplung' laut dengan kondisi yang terik kala siang bolong seperti itu maka bisa dibayang kan nantinya. Saya akan pulang dengan muka yang sangat gosong. *Derita Seorang Berwarna Kulit Sawo matang*.
Bermain di Semak Daun
Semak Daun, apa yang terlintas di benak anda mendengar kata semak daun. Pasti terlintas sesuatu yang kecil berupa semak-semak dedaunan kan? *iya aja deh ya biar cepet*. Jadi memang benar semak daun ini merupakan kawasan yang kecil -semacam pulau kecil- yang berada di Kepuluan Seribu. Tapi, jangan anggap remeh semak daun ini. meskipun kecil tapi menyimpan sejuta keindahan. Ya pantainya, ya pepohonannya, ya pasir , dan kucingnya :).
Kali ini acara di Semak Daun adalah berburu Sunset, karena memang pada saat kami tiba hampir tengelam Mataharinya. Sehingga kami memutuskan untuk berburu sunset. Kami pun siap dengan berbagai macam peralatan. Mulai dari tripod, kamera, spot untuk pemotretan dan lainnya. Pokoknya semua serba lengkap. Namun, matahari rupanya tak mau menghampiri kami. Jadi lah perburuan sunset yang gagal. Namun, sangat terobati berkat adanya master fotografi (suhu) Bengsi. Mas Bengsin mengajarkan kami beberapa teknik foto mengunakan flash yang benar.
Nah, ini lah hasil fotonya :
Bermain lagi di Semak Daun
Keesokan harinya, kami memutuskan untuk kembali mengunjungi Semak Daun yang belum sempat bermain dengan puas. Acara kali ini pun sangat bebas, kami bisa mengatur acara sesuka kami. Suasana pantai yang indah dan menarik membuat orang-orang enggan melewatkan kesempatan untuk sekedar 'nyemplung' ke pantai. Saya pun berminat untuk 'nyemplung' dan ternyata asik.
Sebelum nyemplung kami pun mencoba levitasi atau pun Foto seolah-olah terbang secara alami.
Harta Karun Terpendam
Akhirnya, setelah puas bermain, tibalah kami harus berpisah dengan Pulau Pramuka. Namun, sebelum meninggalkan Pulau Pramuka kami tak lupa menyempatkan diri untuk mengunjungi 'harta karun terpendam' di Pulau Pramuka. Harta Karun terpendam tersebut adalah Penyu Sisik. Penyu Sisik yang wajib kita lestarikan dan kita rawat supaya ekosistem dalam luat pun kembali normal. Karena Penyu Sisik mempunyai peranan sama dengan mahluk hidup lain di Dunia ini yang berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem di laut kita. Mengapa saya menyebut Penyu Sisik sebagai harta karun terpendam, karena memang telur penyu kan di pendam sebelum di tetas kan. Iya Ngga? (Coba kita renungkan kengawuran saya secara bersama-sama, merenung mulai!).
_Salman Faris_
2013