salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger
    • Home
    • About Me
    • Contact Me
    • Film
    • Travel
    • Food

     cp43Hx.md.jpg

    de Amstel, Amsterdam, permulaan kisah tiga orang yang terjalin benang merah mengarungi perjalanan kalbu. Antara sahabat dan cinta, manakah yang harus direlakan? Tabu, begitulah sekelumit persoalan yang akan menghias film Merindu Cahaya de Amstel dengan pemeran utama Amanda Rawles, Bryan Domani dan Rachel Amanda. Film ini diangkat dari novel dengan judul sama karya Arumi E. 

    Film ini seperti perjalanan hidup, baik dari sisi cinta dan religi, serta pilihan hidup yang kadang sangat sulit dipilih karena memang sangat menentukan masa depan. Namun, dari beratnya sisi pesan yang disampaikan nyatanya film ini sangat related dan mudah dinikmati. Demikian dengan saya, yang sampai saat ini jauh dari kata sempurna baik dari sisi mana pun, namun saya tergugah untuk menjadi pribadi lebih baik dan bisa meraih mimpi-mimpi yang tertunda. 

    Ikhlas dan berkorban, seakan menjadi pesan dari film ini. Setiap perjalanan kehidupan, pasti banyak suka dan duka, namun jika ingin meraih apa yang kita mau, butuh pengorbanan untuk meraihnya. Dan, itulah yang dibuktikan dalam film ini. Menjadi pemenang dalam kehidupan, bukan tentang siapa yang menang atau kalah, melainkan mengikuti hati nurani dan menjunjung nilai-nilai kehidupan sehingga memberikan kebahagiaan bagi sebagian besar orang. 

    Baca juga : Ali dan Ratu-Ratu Queens

    Trailer dan Sinopsis Film Merindu Cahaya de Amstel

    Apa yang kamu rasakan setelah melihat trailernya? Pasti penasaran kan dengan filmnya? Apalagi dengan latar belakang sungai Asmtel di Amsterdam, Belanda, dengan lalu lalang sepeda serta trem-trem yang mengingatkan Jakarta dan kota besar di Indonesia puluhan tahun silam. Film ini bukan hanya tentang religi dan cinta saja melainkan persahabatan dan nilai-nilai dalam menjalani kehidupan, walau tak sempurna namun Tuhan menerima kita apa adanya. 

    Sinopsi Film Merindu Cahaya de Amstel ini mengisahkan seorang gadis Belanda yang menyukai Indonesia dan belajar bahasa Indonesia. Khadijah (Amanda Rawles), seorang dengan paras khas orang Eropa bermata biru, namun ia mengenakan hijab yang membuatnya spesial. Saat sedang berada di de Amstel, Nico (Bryan Domani) tak sengaja mengabadikan Khadijah dalam lensanya. Sosok Khadijah seperti malaikat yang berhias cahaya ditengah orang-orang yang lalu lalang. Tak disangka, foto Nico ini menarik atasannya untuk menerbitkan dalam headline. Perjuangan Nico menemui Khadijah memang mudah, namun untuk meyakinkan foto itu untuk terbit ternyata tak semudah dibayangkan. Sampai pada akhirnya, Khadijah bertemu dengan Mala (Rachel Amanda) dalam sebuah bus dan terjadi insiden pencopetan. Dan, akhirnya mereka bertemu beberapa kali, sampai Khadijah meminta tolong Mala untuk sebuah project perkenalan budaya Indonesia - Belanda. Di sebuah restoran kemudian 3 orang bertemu ditambah Joko (Ridwan Remin) yang akhirnya membantu project Khadijah ini. 

    Selanjutnya, konflik antara persahabatan dan cinta, kemudian antara cinta dan keyakinan ini menghias film karya sutradara Hadrah Daeng Ratu dengan penulis skenario Benni Setiawan. 

    Review Film Merindu Cahaya de Amstel

    cpDdU7.jpg

    Setelah menonton film ini pada saat press conference senin lalu, saya menganggap bahwa film ini bukanlah film yang sangat religius, artinya film bisa dinikmati siapa saja, karena film ini adalah perjalanan kehidupan menuju kearah yang lebih baik. Dan, setiap orang punya cara masing-masing untuk menuju kearah yang lebih baik. Setiap karakter dalam film ini memiliki pernanan yang sama, dan memiliki persoalan hidup yang tidak mudah. Namun, jika tekada kuat maka semuanya bisa dilalui dan membuat bahagia dirinya dan orang lain. 

    Saya bisa katakan bahwa film ini sangat baik dan bagus, dari segi visual dan segi cerita. Namun, memang ada beberapa hal yang harus ditingkatkan lagi mengingat bahwa kebanyakan film Indonesia terkesan tidak natural, dan cenderung dramatis. Selain faktor itu, film ini memang mengubah pandangan bahwa film religius pun bisa dikemas dengan sangat ringan dan tidak melulu tentang agama secara hardselling, namun dikemas dengan bumbu percintaan dan pergolakan batin pemerannya. 

    Overall, sudah cukup baik dan menantikan karya-karya sineas dari Indoensia yang bisa mengharumkan nama Indonesia dikancah internasional. Amin-amin. Jangan lupa saksikan film Merindu Cahaya de Amstel di biskop diseluruh Indonesia mulai 20 Januari 2022 ini ya.

    Baca juga : Film surga yang tak dirindukan 

    Pemain Film Merindu Cahaya de Amstel

    Pemeran Film 

    Amanda Rawles sebagai Marien “Khadija” Veenhoven
    Bryan Domani sebagai Nicholas Van Djick
    Rachel Amanda sebagai Kamala
    Oki Setiana Dewi sebagai Fatimah
    Ridwan Remin sebagai Joko
    Maudy Koesnaedi sebagai Ibu Kamala
    Dewi Irawan sebagai Bibi Kamala
    Rita Nurmaliza Alizar

    Sutradara dan lainnya 

    Sutradara : Hadrah Daeng Ratu
    Produser : Oswin Bonifanz Yoen K
    Penulis skenario : Benni Setiawan
    Continue Reading

     190147757-1161012834366944-3937408208589115448-nc

    Sepintas, film dengan latar belakang New York ini hanya menyajikan cerita keluarga, namun ternyata dibalik itu semua, Ali dan Ratu-Ratu Queens ini menyajikan makna keluarga yang lebih dalam daripada hubungan darah sekalipun. Bagi yang belum menonton di netflix (salah satu platform streaming online), kamu sudah bisa menyaksikan tanyangnya beberapa hari lalu, tepatnya 17 Juni 2021. Jangan pada tanya lagi ini bisa didownload atau nggak ya? Kamu bisa berlangganan bareng sama temen-temen ramean 4 orang kok untuk bisa melihat akting pemerannya mulai dari Iqbal Ramadhan, Nirina Zubir, Tika Pangabean, Happy Salma, Astri Welas dan Marrisa Anita.

    Selain pemeran film yang familir, ternyata dibalik itu terdapat sutradara dan kru lain yang membuat film ini sangat berkesan dan menyentuh. Sang Sutradara Lucky Kuswandi, Penulis Skenario : Ginatri S. Noer, Editor : Aline Jusria dan Produser: Muhammad Zaidy, Meiske Taurisia sangatlah memahami sebuah keterikatan emosi antara New York, Ali dan Ratu-Ratu Queens sehingga menyajikan film bukan hanya menarik dari seting tempat saja melainkan lebih dari film-film lainnya. 

    Bagaimana dengan sinopsis, jalan cerita dan review selengkapnya? Saya akan mengupas dari sudut pandang seorang yang punya cita-cita menjelajah dunia tanpa batas apapun nantinya, amin.

    Baca juga : Review Imperfect The Series : Kisah Seru Genk Anak Kosan

    Trailer dan Sinposis Ali dan Ratu-Ratu Queens

    Dari latar belakang New York, Ali menaruh harapan besar untuk bertemu dengan Ibunya. Sebelum, melangkah dan terbang ke New York, mari kita saksikan trailernya terlebih dahulu ya. 

     

    Film Ali dan Ratu-Ratu Queens ini berpusat pada mimpi Mia (Marisa Anita), Ibu Ali, yang mengejar mimpinya di New York. Mia memilih meninggalkan Ali (Iqbal Ramadhan) dan Suaminya di Jakarta. Setelah bertahun-tahun mengejar mimpinya, ternyata banyak sekali hambatan yang terjadi. Suaminya akhirnya meninggal tiga bulan sebelum akhirnya Ali mencari kabar tentang Ibunya. 

    Berbekal dari surat-surat yang ditemukan pada rak pada saat membereskan barang milik Ayahnya, Ali kemudian berusaha mencari kabar Ibunya. Budhe Ali dan keluarga besar dari pihak Ayahnya seakan menyembunyikan sesuatu sehingga melarang Ali untuk pergi ke menyusul Ibunya. Keinginan Ali menyusul Ibunya sangat kuat setelah bertahun-tahun tak menerima kabar dari Ibunya. 

    Singkat cerita, Ali kemudian berhasil berangkat ke New York. Pada saat ia mencari alamat yang pernah dikirimkan melalui surat, Ali menemukan apartemen milik Ibunya. Sayangnya bukan Ibunya yang ia temukan melainkan teman Ibunya yaitu Party (Nirina Zubir). Ibunya telah lama pindah dari tempat tersebut. Party tidak tinggal seorang diri, ia bersama sahabatnya Ance (Tika Pangabean), Biyah (Asri Welas) dan Chinta (Happy Salma). 

    Dari apartemen inilah bermula cerita pencarian Ibu Ali dan beberapa pergulatan batin. Setelah bertemu Ibunya, ternyata tak semulus yang dibayangkan. Bukan penerimaan, melainkan penolakan yang membuat Ali semakin emosional dan terjadi pergulatan batin yang tak biasa. 

    Review Ali dan Ratu-Ratu Queens

    Ali-1

    Emosional dan sangat related, dua hal yang membuat film Ali dan Ratu-Ratu Queens ini sangat memikat. Menurut saya, bukan hanya latar belakang tempat saja yang dijadikan sebuah magnet untuk menarik penonton, namun kedalaman dari makna keluarga yang mungkin saja selama ini hilang ketika dihadapkan dengan impian. Kenapa sangat related? Film ini memiliki keterikatan yang kuat ketika seseorang yang ingin mengapai cita-citanya di sebuah kota besar di negara nun jauh disana. Sama halnya dengan saya, seorang perantauan dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah, yang ingin mengapai mimpi dan cita-cita saya untuk menjadi sukses, namun ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak sekali pengorbanan yang harus dilakukan seperti materi, tenaga, waktu, teman dan keluarga, semuanya harus dikorbankan demi semua mimpi tersebut. 

    Kadang kala pengorbanan tersebut sebetulnya tak menjamin sebuah kebahagiaan, malah membuat makna kesuksesan itu tidak berarti apa-apa tanpa kehadiran keluarga dan sahabat. Inilah makna yang ingin disampaikan dalam film ini. Ali yang menerima penolakan dari hubungan sedarah, Ibunya, ternyata justru menemukan keluarga baru di Queens. 

    Secara keseluruhan, film ini sangat menarik karena tidak melulu menceritakan cinta sepasang kekasih namun lebih dalam lagi yaitu cinta terhadap keluarga. Menurut saya, film seperti inilah yang harusnya diperbanyak di Indonesia, realita dalam sebuah keluarga yang sebetulnya harus dipecahkan bersama-sama. 

    Baca juga : Review Film Toko Barang Mantan

    Pemain dan Cast 

    Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan sebagai Ali, Aurora Ribero sebagai Eva, Nirina Zubir sebagai Party, Tika Panggabean sebagai Ance, Asri Welas sebagai Biyah, Happy Salma sebagai Chinta, Bayu Skak sebagai Zulpang, Ibnu Jamil sebagai Hasan (Ayah Ali), Cut Mini Theo sebagai Bude, Marissa Anita sebagai Mia (Ibu Ali), Arief Didu sebagai Pakde, Reza Chandika. 

    Sutradara Lucky Kuswandi, Penulis Skenario : Ginatri S. Noer, Editor : Aline Jusria dan Produser: Muhammad Zaidy, Meiske Taurisia. 
    Continue Reading
    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Film Toko Barang Mantan

    Siapa yang punya mantan lebih dari satu? Hayo jujur deh, berapa banyak jumlah mantan kamu? Dan, apa saja sih barang-barang yang pernah dikasih sama mantan kamu dan masih kamu simpan sampai saat ini? Jujur, dulu pernah punya mantan yang pintar banget dan selalu bikin terpukau dengan wawasannya apalagi semangat untuk belajar, jadilah saya sering ngasih buku. Selain buku, pernah ngasih juga kayak baju gitu, tapi paling sering sih buku.

    Dan, masih ingat banget waktu itu saya ulang tahun, dia ngasih kejutan dengan datang ke kantor klien dan ngerayain bareng temen kantor. dan, hadiah yang saya terima waktu itu kemeja. Kalau ngga salah sih, waktu itu masih lembur di kantor klien karena mau ngejar penutupan catatan keuangan. Yah begitulah lika-liku kehidupan sebagai Auditor disebuah kantor akuntan publik di Jakarta.

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Film Toko Barang Mantan

    Ngobrolin tentang Mantan memang ngga bakalan ada habisnya, apalagi kalau baru putus beberapa bulan lalu dan putusnya karena sesuatu hal yang sepele dan diluar dari nalar. Pasti nyesek dan pengen melupakan mantan begitu saja, nah biasanya barang-barang dari mantan yang punya kenangan baik itu suka maupun duka, bakalan dibuang atau dikasih ke teman-teman. Kenapa ngga dijual aja ke Toko Barang Mantan, iya ditoko ini semua barang dari mantan akan dipajang dengan semua kisahnya. Selain bisa cepat move on, kamu juga bisa meraih pundi-pundi uang dari barang itu. Menyenagkan bukan, kalau barang mantan itu bisa jadi uang? 

    Oh iya, Toko Barang Mantan ini merupakan sebuah film yang dibintangi oleh Aktor Reza Rahadian bersama Marsha Timothy. Nah, sebelum lebih lanjut bahas filmnya mendingan kita lihat dulu yuk trailer film besutan Viva Westi ini.



    Sedangkan Sinopsinya adalah sebagai berikut : 

    Film Toko Barang Mantan bercerita tentang sosok Tristan (Reza Rahadian) seorang pria yang rela berhenti kuliah sarjana hukum bahkan di semester akhir yang tengah disibukkan masa-masa skripsi demi memulai bisnis dengan membuka sebuah toko yang diberi nama Toko Barang Mantan.

    Lantaran memiliki karakter yang introvet, Tristan hanya sibuk menjadi pendengar curhatan kisah cinta yang kandas dari orang-orang yang menjual barang ke tokonya.

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Film Toko Barang Mantan

    Tristan kemudian diceritakan kembali bertemu dengan Laras (Marsha Timohty) sang mantan kekasih saat keduanya masih duduk di bangku SMA. Kedatangan cinta lamanya itu ke Toko Barang Mantan bertujuan untuk menjual cincin pertunangannya.

    Usai pertemuan itu, Tristan yang semula bersikap tertutup, menjadi orang yang terbuka dan menceritakan kepada dua sahabatnya Amel dan Rio bahwa dia mulai merasakan benih-benih cinta sejak pertama bertemu Laras di tokonya.

    Apakah kisah cinta mereka semasa SMA akan terulang kembali? (Sumber tagar.id)

    Cast Pemain 

    Reza Rahadian sebagai Tristan
    Marsha Timothy sebagai Laras
    Iedil Putra sebagai Rio
    Dea Panendra sebagai Amel
    Roy Marten
    Widi Mulia
    Fendy Chow
    Stella Cornelia

    Review Film

    salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger - Film Toko Barang Mantan

    Secara keseluruhan film ini sungguh menghibur meskipun endingnya masih terkesan dipaksakan karena harus diselesaikan, padahal kalau endingnya bisa dibuat lebih dramatisir lagi, maka akan membuat filmnya lebih menarik lagi. Secara kualitas akting, Reza Rahadian dan Marsha Timothy ini tidak diragukan lagi dan membuat film ini memiliki kesan yang romantis dan sangat beda. 

    Dari segi sinematik, film ini sudah sangat bagus, namun memang karena bergenre romantis dan kekinian nuansa ceria dan cerah mendominasi di setiap adegan. 

    Overall, Toko Barang Mantan ini wajib ditonton karena mengulang kisah mantan dan barang-barang yang memiliki kenangan bersamanya. Jangan lupa saksikan Film Toko Barang Mantang tanggal 20.02.2020 di seluruh bioskop di Indonesia. 
    Continue Reading

    Pernah ngga merasakan dalam posisi yang benci tapi jadi rindu dan cinta? Pernah ngga merasakan bahwa akhirnya popularitas dan harta hanya menjadi salah satu tujuan dalam hidup kita? Mungkin kalaupun belum menemukan arti maknanya bisa menonton sebuah film yang di tulis skenarionya oleh Garin Nugroho dan disutradarai oleh Danial Rifky.

    Sebagai penikmat film,  saya merasakan bahwa film ini memiliki makna yang sangat luas dan bukan hanya sekedar mengangkat makna religiusnya saja namun mengangkat sisi-sisi humanis dari setiap peran yang ada. Mungkin di Indonesia sangat jarang mengaikatkan antara religius dan populer sekaligus sehingga memunculkan harapan untuk terus menggabungkan keduanya.


    Dunia perfilman Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan Acha Septriasa, pasca melahirkan, 99 Nama Cinta merupakan film pertamanya. Secara akting,  Acha ini sudah tidak diragukan lagi. Apalagi, kali inberadu akting dengan Deva Mahenra,  seorang aktor yang namanya melambung gara-gara sitkom di sebuah televisi swasta di Indonesia.

    Deva Mahenra memerankan karakter yang berbeda dari kesehariannya, Seorang Ustadz yang memiliki sisi religius. Namun saya begitu terpukau karena Deva lagi-lagi sangat meyakinkan saya lewat beberapa shalawat dan lantunan ayat suci yang dibacakannya.

    Film ini banyak bercerita tentang seluk beluk dunia pertelevisan, terutama sebuah program acara yang diminati oleh masyarakat dan bagaimana cara menjaga rating dan kualitas tayangan. Kita tidak pernah tahu bahwa rating itulah yang menjadi pertimbangan khusus sebuah program acara dilanjutkan atau tidak. Dan,  banyak sekali seluk beluk yang dikupas tuntas.


    Dan, tak lengkap rasanya kalau membahas film tanpa tahu sinopsisnya terlebih dahulu. Nah,  ini dia sinopsis yang diambil dari google.com

    Hidup dan karier Talia, seorang presenter sekaligus produser acara gosip yang sedang melejit di dunia infotainment, mendadak berubah drastis saat bertemu Kiblat, seorang ustaz muda yang muncul di kantornya untuk memberikan pelajaran agama kepada Talia atas kehendak almarhum ayah Talia kepada Kiblat sebagai hutang budi. Sejak pertemuan itu, karier Talia merosot jatuh gara-gara kesalahan kecil, tapi tak disangka, Kiblat lah yang membantunya bangkit dari keterpurukannya. Kedekatannya dengan Kiblat menimbulkan getar-getar cinta dalam hati Talia yang selama ini terasa kosong. Namun, semuanya buyar ketika mendengar gosip bahwa Kiblat hendak dijodohkan dengan Husna, seorang pengajar baru di pesantren milik keluarga Kiblat. Mampukah Talia memenangkan hati Kiblat?

    Oh iya, dan inilah trailer film 99 Nama Cinta.


    Bagaimana dengan Filmnya? Secara keseluruhan,  filmnya bagus. Jalan ceritanya cukup bagus dengan beberapa kejutan ditambah aktingnya pemainya yang bagus sesuai peran. Namun, memang lagi-lagi hanya dikendala teknis saja seperti kualitas gambar yang masih bisa ditingkatkan setara dengan film di ASEAN seperti Thailand misalnya.

    Secara pribadi, film dengan genre religius dan populer seperti ini harus diperbanyak ditengah banyaknya film dengan tema misteri dan horor.
    Continue Reading

    Apa sih yang kamu lakuin pada saat di kampus? Masa-masa dulu itu penuh dengan kenangan dan tidak bakal terulang sampai kapanpun. Kalau saya dulu termasuk golongan aktif organisasi dan kenal banyak komunitas. Salah komunitas yang saya ikuti sampai semester akhir adalah paduan suara dan IMPP (Salah satu ikatan mahasiswa daerah).

    "Enak ngga kuliah?"

    Beberapa orang yang kurang beruntung dan hanya sampai bangku SMA sering menanyakan hal ini pada saya.

    "Ada enak ada enggaknya."

    "Enaknya?"

    "Bisa bebas memilih apapun yang disukai termasuk mata kuliah dan dosennya."

    "Enggak enaknya?"

    "Semuanya serba dituntut bagus dan harus lulus tepat waktu."

    Kehidupan kampus inilah yang menginspirasi film Koboy Kampus. Sebuah film tentang kampus, tepatnya tentang Pidi Baiq. Siapa yang tak mengenal Pidi Baiq? Penulis buku Dilan 1990 ini sangat fenomenal dan karyanya meledak dipasaran. Bukan hanya buku,  namun filmnya juga sangat di gemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.

    Nah,  ada baiknya kita menonton trailer filmnya terlebih dahulu.


    Sinopsisnya secara garis besar adalah cerita tentang Pidi Baiq pada masa kuliahnya di Fakultas Seni Rupa ITB. Di mana pada saat itu Pidi (Jason Ranti) dan teman-temannya Ninuk (Ricky Harun), Deni (Bisma Karisma), Erwin (David John Schaap) dan Dikdik (Miqdad Auddasy) mendirikan sebuah negara sendiri yang bernama "Negara Kesatuan Republik The Panasdalam".

    Film ini dikemas dengan bahasa yang ringan, unik, penuh candaan khas tahun 1990-an, mengangkat problematika masa kuliah dan kisah cinta yang diwarnai lagu-lagu segar dari The Panasdalam Bank.


    Secara keseluruhan, filmnya sangat menarik karena berhubungan dengan dunia kampus dan pada masa sekitar 1990-an akhir dengan bumbu jokes yag sangat kental. Apalagi pada masa tersebut mahasiswa dipandang sebagai agen perubahan dan sebagai kepanjangan dari aspirasi masyarakat.


    Nah, siapa yang pengen mengenang semua kehidupan kampus dan kisah suka dukanya bisa mulai menonton dari tanggal 25 Juli 2019 di seluruh bioskop kesayangan kamu di seluruh Indonesia.

    Cast:

    Jason Ranti as Pidiq

    Ricky Harun as Ninuk

    Bisma Karisma as Deni

    David John Schaap as Erwin

    Migdad Addausy as Dikdik

    Steffi Zamora,

    Danilla Riyadi,

    Vienny JKT48 as Viny

    Christi Colondam,

    Jennifer Lepas,

    Anfa Safitri

    Produser:

    Budi Ismanto, Muhammad Soufan (munna), M. Nolizamo

    Sutradara:

    Pidi Baiq, Tubagus Deddy

    Penulis:

    Pidi Baiq, Tubagus Deddy

    Produksi:

    69 Production & MNC Pictures



    Continue Reading

    Pernah ngga nonton film bareng keluarga mulai dari yang kecil sampai kakek nenek pun menonton film yang sama? Saya kira jarang sekali kita mendapatkan momen seperti ini. Apalagi saat ini film keluarga itu sangatlah jarang bahkan hampir bisa dihitung dengan jari. Dan,  pastinya hitungan kita tidak sampai pada jari ke sembilan atau ke sepuluh. Film yang saya maksud adalah film keluarga Indonesia seperti dahulu ada "Petualangan Sherina".

    Anak-anak pun butuh hiburan yang membuat dirinya merasa terhibur dan mendapatkan pembelajaran yang mungkin orang tua sulit lakukan. Dengan film,  anak-anak mampu menangkap adegan dan melatih kemampuan menangkap momen dan kejadian yang tidak dilihatnya di kehidupan sehari-hari.

    Saya senang sekali dengan kemunculan film koki-koki cilik 2 ini. Saya patut memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya bagi MNC Pictures yang selama ini konsisten menelurkan banyak film keluarga yang dapat diterima oleh semua pihak. Jarang sekali terdapat film yang mampu merangkul seluruh anggota keluarga. Kalau saya pastinya akan mengajak keponakan saya Syafira yang kini akan masuk Taman Kanak-Kanak.

    Sebelum masuk kedalam review saya,  tidak ada salahnya kita mendapatkan gambaran dari sinopsisnya.

    Koki-Koki Cilik 2 merupakan film drama keluarga yang disutradarai oleh Viva Westi. Libur telah tiba artinya Cooking Camp akan kembali dibuka. Bima, Alfa, Kevin, Niki, Mely dan Key datang ke camp dengan niat reuni malah dikejutkan bahwa camp sudah tutup. Ini semua berawal dari omongan Evan, mantan Chef terkenal, yang meragukan kredibilitas Grant sebagai pengajar di camp. Sementara keluarga besar Pak Malik ingin menjual lahan camp. Grant yang terpuruk kemudian dihibur anak-anak agar mau membuka Cooking Camp lagi. Mereka mempunyai ide untuk menjual makanan di food truck agar bisa mengumpulkan modal camp.



    Usaha mereka dibantu oleh Tante Adel dan Adit, keponakan Adel yang lucu sekaligus pemurung sejak kematian Mamanya. Konflik bermunculan ketika menjual makanan tidak segampang yang mereka kira. Ditambah sandwich buatan Adit dituduh hasil jiplakan restoran yang dikelola oleh Evan yang ternyata adalah alumni Cooking Camp angkatan pertama. Kini anak-anak harus bersatu dan bekerja keras untuk mempertahankan Cooking Camp.

    Menurut saya, film ini membuktikan bahwa film keluarga sangatlah dinantikan oleh penonton Indonesia yang mayoritas memiliki anak dan keluarga besar yang memiliki sanak saudara yang banyak. Bagi saya inilah film Indonesia yang memiliki pesan sangat mendalam tentang cita-cita anak yang harus mendapatkan prioritas dari orang tua. Jangan sampai cita-cita ini hilang digantikan oleh ego orang tua yang menjadi boomerang bagi anaknya nanti.

    Film keluarga di Indonesia sangatlah sedikit. Maka dari itu,  kita membutuhkan film seperti ini untuk menumbuhkan kreativitas dan hiburan bagi anak-anak diseluruh Indonesia.

    Siapkah kamu menonton koki-koki cilik 2 yang sudah tayang di seluruh bioskop di Indonesia? Yuk ajak seluruh teman,  sahabat,  orang tua,  om tante,  kakek nenek dan seluruh warga di sekitarnya untuk nonton bareng.



    Continue Reading

    Suami adalah kepala rumah tangga yang biasanya memiliki kewibawaan di depan istri dan anak-anaknya. Biasanya Suami akan selalu menjadi pengambil keputusan pada saat adalah permasalahan yang melanda di keluarga. Namanya juga kepala rumah tangga maka akan dengan bijaksana memutuskan masalah. Namun, apa jadinya jika kepala rumah tangga justru menjadi sebab harta benda lenyap dan tak berapa lama kemudian jatuh miskin ketika usahanya ditipu oleh seseorang yang mengaku sebagai pemain bisnis yang handal? 

    Monty Tiwa selalu menghadirkan kelucuan dalam beberapa film yang disutradarainya. Tora Sudiro, Tata dan Adipati Dolken menambah banyak kelucuan yang terjadi pada ketiga orang bersahabat karena terjalin dalam suatu bisnis yang awalnya sangat menjanjikan. Akting Tora memang sangat tidak diragukan, namun Adipati Dolken yang biasanya bermain dalam genre romantis ini mampu beradaptasi dengan banyak kelucuan yang dibuatnya. Sementara Tata memang sangat ahli sebagai bahan bully atau obyek penderita yang mampu mengoreng seluruh cerita menjadi sangat menarik. 

    Sebelum kita menikmati sinopsi ceritanya, ada baiknya menonton dulu trailer film dari MNC Pictures ini.



    Sedangkan sinopsis filmnya adalah sebagai berikut :

    Film 3 Dara 2 bercerita tentang sebuah keluarga kecil dari Grace (Ovi Dian) dan Jay (Adipati Dolken) yang sudah menginjak usia tiga tahun pernikahannya. Sementara itu ada juga dua pasangan lainnya yang juga sudah mempunyai hubungan romantis dan harmonis dengan keluarganya masing-masing. Aniek (Fanny Fabriana) dan Affandy (Tora Sudiro) telah menikah serta sedang asyik dalam menggeluti bisnis online. Ada juga Kasih (Rania Putri) dan Richard (Tanta Ginting) yang sudah mendapatkan sebuah restu untuk menuju ke jenjang pernikahan.

    Disisi lain ada sebuah kejadian atau kutukan yang menimpa Affandy, Richard dan Jay. Kutukan tersebut menimpa ke tiga cowok tersebut lantaran menganggap remeh perkerjaan rumah tangga yang biasanya sering istri mereka lakukan. Hal yang anggap sepele oleh ketiga cowok tersebut malah membuat mereka bangkrut. Akhirnya Jay, Affandy dan Richard memutuskan untuk tinggal di rumah Eyang Putri (Cut Mini), ibu Aniek.


    Setelah menonton film ini, simpulan saya adalah film ini sangatlah menghibur dengan bumbu komedi namun berbalut romantisme dalam arti sebenarnya. Jika kita disuguhkan dengan romantisme anak remaja yang terkesan gombal, film sangat realistis dalam hal romantisme. Cinta itu bukan hanya rayuan gombal, cinta itu dibuktikan dengan kata-kata dan perbuatan. Jika cinta, maka suami pun harus rela menanggalkan semua kewibawaannya untuk kemudian menjadi bapak rumah tangga yang mengurus segala kebutuhan rumah mulaai dari nyuci, ngepel, masak dan mengurus anak. Sementara istri-istri mengantikan peran suaminya dan bekerja sampai malam demi mencukupi segala cicilan hutang yang didapatkan akibat berhutang kepada perusahaan lainnya. 


    Konflik dan kekonyolan mampu menyulap film ini menjadi komendi yang menyenangkan. Tidak banyak film komedi Indonesia yang mampu membuat tertawa terpingkal-pingkal di tengah maraknya film horor yang merajalela belakangan ini. 

    Saya terus terang sangat takut dengan film horor, namun biasanya karena ajakan dari teman, maka saya hanya mampu untuk menutupi muka selama film itu diputar. Film ini pun demikian, terdapat bumbu-bumbu seperti horor, misteri dan lainnya yang secara tidak langsung membuat penonton tidak bosan. 


    4 bintang adalah nilai yang pas buat film ini dari 5 bintang. Memang ada beberapa kekuarangan seperti plot yang mudah ditebak dan alur yang begitu cepat sedangkan penonton ingin menikmati film lebih lama. Cast dan latar tempat menurut saya sudah pas, namun alangkah lebih baik lagi bila diperhatikan antara puncak, Bandung dan Jakarta yang kadang-kadang masih bisa bisa tertukar settingnya. 

    Cast Film 3 Dara 2

    Sutradara         :  Monty Tiwa
    Penulis         :  Nataya Bagya
    Bintang Film :  Tora Sudiro, Adipati Dolken, Tanta Ginting
    Produksi         :  MNC Pictures
    Continue Reading

    Batavia, sebuah masa dimana Jakarta masih dibawah pendudukan Hindia Belanda sekitar tahun 1600-an. Sejarah mencatat banyak sekali hal yang terjadi di Jakarta tempoe doeloe. Bukan hanya tentang penjajahan, namun dibalik itu semua terdapat kisah menarik yang patut kita ikuti. Kisah romansa lama yang akhirnya menjadi cerita turun temurun. 

    Saya sebetulnya tidak terlalu suka namun saya juga tidak menolak jika diberikan banyak soalan mengenai Sejarah. Bagi saya pelajaran ini akan terasa sama saja, namun ketika lulus Sekolah Menengah, justru saya tak sadar sangat ingin tahu kehidupan dimasa lampau lebih dalam lagi dan lagi. Ya, sangat bertolak belakang dengan jaman-jaman SMA dulu.


    Beberapa waktu lalu, saya menemukan kesenangan baru berupa film yang bergenre masa lampau Batavia, karena mengambil setting tempat di Museum Fatahillah atau yang dikenal dengan sebutan Museum Sejarah Jakarta. Dulunya, Fatahillah merupakan balaikota Batavia, seluruh kegiatan dan perdagangan dilakukan disekitar wilayah ini. Ternyata banyak kisah yang tidak terungkap di Batavia, salah satunya adalah kisah romansa antara Noni Belanda dengan kekasihnya dari kalangan bawah, atau prajurit.

    Bagi saya, Indonesia memang butuh banyak film yang mengangkat Sejarah, karena masih banyak bangunan kuno yang harusnya tetap dilestarikan. Lagi pula, Kids Zaman Now juga harus tahu dan faham mengenai sejarah Indonesia di masa lampau. Dulu saya sangat hambar dalam menelaah Sejarah, kini seakan saya haus akan sejarah mengenai banyak hal termasuk sejarah Batavia dan lain-lainnya. 

    Trailer Film Sara dan Fei Stadhuis Schandaal

    Sebelumnya mari kita saksikan dulu bagaimana trailer film ini.


    Sinopsis Film Sara dan Fei Stadhuis Schandaal

    Fei (Amanda Rigby) adalah seorang mahasiswi yang sedang bertugas di kota tua Batavia. Saat ia mencari bahan dan riset tentang  The Old Batavia di kota tua, ia diperhatikan oleh seorang gadis cantik turunan Belanda-Jepang yang kemudian kita kenal dengan nama SAARTJE SPECX dipanggil Sara (Tara Adia), yang pernah hidup pada awal abad ke 17, tepatnya tahun 1628 saat Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen menjabat.

    Suatu hari setelah kembali dari Shanghai, Fei meneruskan tugasnya. Di gedung Fatahillah, Sara kembali muncul dan tanpa sadar Fei dibawa melalui lorong waktu kembali ke abad 17. Sara menceritakan siapa, apa,dan kenapa. Sara membutuhkan media masa kini untuk menyampaikan bahwa hubungannya dengan Peter Cortenhoof adalah cinta murni, bukan perselingkuhan yang menyebabkan Peter dihukum gantung hingga mati dan Sara dibuang serta dikawinkan dengan orang lain.

    Di lain sisi, Fei semakin dekat dengan Danny (Volland Voolt), seorang pengusaha partner ayahnya, setelah pacarnya Chiko semakin hari semakin tidak terkendali dan ternyata anggota sindikat Abimanyu (Anwar Fuady ) yang bergerak dalam kegiatan Cyber Crime. Pihak berwajib dapat menggulung sindikat Abimanyu.

    Danny yang menemani Fei dalam perkara Chiko, kembali ke Shanghai, di mana dia tinggal sejak usia tujuh tahun. Fei menunda tugasnya dan menerbitkan sebuah novel yang menceritakan tentang Sara dan Peter, sebagaimana yang diinginkan oleh Sara.

    What's My Poin

    Menurut saya film seperti ini perlu diperbanyak dan saya harap banyak pihak yang mau mendukung film jenis sejarah seperti ini. Dari segi akting dan setting, saya akui sangat mengalir dan sesuai dengan karakter yang ditokohkan. Namun, beberapa hal yang seharusnya menjadi detail tidak digarap dengan sempurna. Serta, harusnya film ini membutuhkan sentuhan lain seperti humor yang akan menambah betah penonton mengikuti alurnya. 

    Detail dan Cast Film Sara dan Fei Stadhuis Schandaal

    Tanggal Rilis : 26 Juli 2018
    Genre : Drama-Misteri
    Sutradara : Adisurya Abdy
    Penulis Skenario : Adisurya Abdy
    Rumah Produksi : Xela Pictures

    Amanda Rigby sebagai Fei
    Tara Adia sebagai Sara
    Michael Lie sebagai Peter Cortenhoof
    Villand Voolt sebagai Danny Wong
    Anwar Fuady sebagai Abimanyu
    Roweina Umboh sebagai Eva Ment
    Julian Kunto sebagai Komandan Polisi Cyber Crime
    Septian Dwi Cahyo sebagai Perwira Belanda
    Ricky Cuaca sebagai Teman Fei

    Dan tonton juga keseruan Gala Premierenya

    Continue Reading

    Sebagai manusia, tentu memiliki masalah masing-masing. Entah itu masalah yang bisa dihadapi dengan senyum ataupun masalah yang menguras energi malah membawa diri kepada titik terendah. Saya pun merasakan hal yang sama. Saya pernah merasakan betapa banyak tekanan dari kerjaan yang membuat saya stress sampai ke tahap frustasi. Beruntung saya masih memiliki hobi traveling yang mengendurkan sedikit rasa frustasi tersebut. 

    Setelah saya resign dari pekerjaan tetap saya di salah satu kantor akuntan, kemudian saya memulai membangun kantor baru bersama teman namun ternyata tak semudah membalikan telapak tangan. Perlahan tapi pasti teman-teman tersebut menjauh dan meninggalkan saya tanpa suatu pesan. Istilahnya saya ditendang keluar dari kantor tersebut. Lalu, saya bergabung dengan teman dengan bisnis lain, ternyata itupun  tak bertahan lama. Tak genap setahun, saya pun tertendang keluar kembali, karena saya tidak becus dengan kerjaan yang saya lakukan. 

    Hati saya hancur, lebih hancur lagi ketika yang menendang kita tak lain dan tak bukan adalah teman yang selama ini kita anggap manusia baik. Tak hanya masalah pekerjaan, namun masalah keluarga pun mendera. Tahun 2015 dan 2017, saya kehilangan Mamah dan Kakak Kandung. Betapa berat hari-hari yang saya lalui ketika kehilangan Mamah. Rasa stres, frustasi dan bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup pun sekelebat datang. Namun, saya berpikir untuk terus melanjutkan hidup walaupun penuh tantangan. Masih banyak orang yang sangat peduli dan sangat sayang dengan kita.


    Pak Onggy Hianata, memberikan sebuah pelajaran tentang sebuah nilai kehidupan. Onggy Hianata Chunnardy adalah seorang inspirator yang mengalami berbagai macam masalah kehidupan. Baginya, hidup dengan bekerja keras dan mengalami berbagai macam kegagalan adalah sebuah proses mencapai pada posisi saat ini. Inilah alasan saya untuk terus berusaha dan bekerja lebih keras sehingga dapat membuat diri saya bangga seperti yang dilakukan oleh Pak Onggy.

    Pak Onggy memulai segalanya dari sebuah kota Tarakan, Kalimantan Timur dengan 8 saudaranya. Ayahnya, Ong Chong Moi adalah pegawai kecil dengan gaji yang sangat kecil sehingga jauh dari kata cukup untuk memenuhi kesembilan anaknya. Onggy kecil selalu mencari kayu bakar di tengah hutan, kemudian dijual sebagai tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tak hanya usaha kayu bakar, namun berkebun dan beternak sehingga dapat memperbaiki kehidupannya.

    Beliau selalu berpesan, bahwa nilai-nilai kebaikan yang ia tanamkan semenjak kecil selalu ia terapkan dimanapun dan kepada siapapun. Bahkan ketika ia pindah ke Singapura untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, semua nilai keluarga terutama kerja keras dan kejujuran selalu ia jaga sehingga sampai sekarang ia menjadi seorang yang sukses.


    Saya seorang yang haus akan kesuksesan, namun untuk meraihnya diperlukan sebuah kerja keras. Kadang sesuatu penghambat dan masalah membuat saya terjatuh dan mundur dari dunia yang begitu keras. Namun, Pak Onggy lagi-lagi meyakinkan bahwa hidup ini harus dinikmati sebagai bagian dari proses dan memberikan sesuatu kepada orang lain. Value your life, kehidupan pun harus memiliki makna dan nilai-nilai, jangan sampai mati hanya meninggalkan nama yang buruk, namun hiduplah dengan nama harummu.

    Kebetulan sekali Pak Onggy adalah motivator sekaligus Inspirator yang mengadakan booth camp setiap tahunnya, dan tahun ini akan diadakan pada bulan Mei awal. Booth Camp ini telah dihadiri oleh hampir 80 -an negara di Dunia. Wow, sungguh luar biasa sekali ya.



    Selain Booth Camp, kini hadir sebuah film bernuansa motivasi dengan judul Terbang Menembus Langit. Film ini dibintangi oleh Dion Wiyoko, Laura Basuki, Aline Adita dan Baim Wong.



    Cerita Film Terbang Menembus Langit bercerita tentang seorang keturunan China bernama Onggy Hianata (Dion Wiyoko) yang dulu hidup miskin. Namun kegigihannya ia menjadi seorang pengusaha sukses di Singapura.

    Pria yang sering disapa dengan nama Onggy tersebut lahir di Tarakan pada tanggal 6 Maret 1962. Sejak masih kecil hingga menginjak dewasa ia hidup serta tinggal di Tarakan. Namun pada tahun 1983 ia mempunyai mimpi untuk hijrah sera kuliah di Surabaya. Disitulah awal mula kemudian ia menjadi orang sukses di Singapura.

    Yuk, ikutan booth camp dan nonton film Terbang Menembus Langit di bioskop kesayangan kamu. 
    Continue Reading

    Dilan 1990 menuai prestasi tersendiri di 2018 ini dengan menjadi salah satu film terlaris. Prestasi ini memang sangat membanggakan karena ditengah serbuan film asing, Dilan 1990 mampu membuktikan bahwa film Indonesia pun tak bisa di pandang sebelah mata. 

    Berkat kesuksesan filmnya ini, maka banyak bermunculan parody dan meme yang membuat semarak di media sosial baik Youtube maupun Instagram. Namun sebelum berbicara parody-parody terlucu yang layak ditonton, maka ada baiknya kita menyaksikan trailer film yang sudah ditonton lebih dari 10 juta penonton di youtube ini.


    Nah ini dia parody-parody terlucu oleh youtuber di Indonesia. 

    Kery Astina



    Kery Astina adalah youtuber asli Bandung yang dengan kreatif memparodikan trailer Dilan 1990 dengan mix antara Dilan dan Milea dengan peristiwa yang tren sekarang seperti komentator sepakbola dan ngopi-ngopi.

    Edho Zell



    Edho Zell memang sangat kece dan kretif dengan memparodykan Dilan 1990 versi dari masing-masing penggemarnya. Salah satunya Ngopi apa Ngopi, Moba, Mobile Legend, dan masih banyak lainnya.

    Gracecika Marthgareth



    Parody satu ini memang agak berbeda dengan pemeran Milea yang berjenis kelamin Laki-laki. Memang alurnya agak terpotong-potong, namun parodinya sangat lucu dan menghibur.

    Social Bros Indonesia



    Social Bross Indonesia membuat Parody Dilan 1990 menjadi Dolan 1998, beda sekitar 8 tahun dari Dilan hehehe. Parodynya sangat lucu dan menghibur banget, apalagi per scene sangat lucu sekali.

    Jani Master



    Parody ini merupakan kompilasi dari beberapa parodi yang beredar di social media. Sangat kreatif ya bisa parodiin Dilan 1990.


    Continue Reading

    Anak Muda Jaman Now atau Remaja Milenial itu penuh problematika banget. Yes, ibarat mangga muda yang asam dan penuh kejutan rasanya bahkan kalau di rujak bisa jadi nano-nano rasanya. Beberapa tahun lalu, di usia lulus SMA dan menjelang kuliah biasanya dipenuhi dengan gejolak untuk mencoba sesuatu hal yang baru. Rasanya pengen melakukan sesuatu yang baru dan mencobanya. Terbukti, saya pun melakukan banyak hal seperti ikut UKM Paduan Suara, Jurnalis, Sastra, Radio, BEM dan lain-lain. 

    Walhasil , IPK saya drop karena tersita dengan seluruh kegiatan UKM yang seabrek-abrek. Setahun berlalu, kemudian saya lebih selektif memilih UKM mana saja yang dilanjutkan dan ditinggalkan, akhirnya pilihan saya jatuh pada UKM Paduan Suara dan Kegiatan Mahasiswa Pemalang, Kota Kelahiran saya. Semester 3, IPK saya mulai naik karena kondisi yang nyaman dengan kegiatan diluar kuliah. Dan tren positif ini pun berlanjut hingga lulus kuliah. 

    Pernah melakukan kegiatan yang tak berguna atau cenderung merugikan? Tentu saja pernah. Bolos kuliah karena kegiatan di UKM lebih menarik ataupun lupa mengerjakan tugas gara-gara main games. Kenakalan-kenakalan ini sebetulnya tidak disengaja, tapi memang saya termasuk mahasiswa patuh aturan kecuali dengan dosen killer. 

    Wah, seru juga ya membahas kelakukan Anak Muda Jaman Now. Sebetulnya, anak membutuhkan pengertian dari orang tua dan begitu sebaliknya orang tua pun butuh dimengerti oleh anaknya. Kuncinya adalah masalah komunikasi agar semuanya berjalan mulus tanpa ada yang salah paham. Beruntung, kini ada film yang related dengan kegalauan dan permasalahan anak muda jaman now yaitu My Generation.

    Yang kepengen lihat trailernya, yuk lihat youtubenya.


    Sinopsis My Generation

    Film ini akan menceritakan tentang persahabatan dari empat orang siswa SMU, yaitu Zeke, Suki, Konji dan Orly. Yang mana kisah mereka di awali oleh gagalnya pergi liburan, dikarenakan video buatan mereka yang mengkritik guru, sekolah dan juga orang tua, telah menjadi viral di sekolahan mereka.

    Hingga berakibat mereka dihukum dan tak boleh pergi berlibur. Liburan sekolah yang mereka sangka terkesan tak istimewa tersebut, akhirnya malah membawa mereka pada kejadian-kejadian serta petualangan, yang memberikan mereka pelajaran yang sangat berarti dalam kehidupan mereka. Semenjak saat itu kehidupan mereka tak lagi sama. Seperti apakah kisah lengkapnya? Tonton Full Movie-nya untuk mengetahui jawabannya.


    Kisah Persahabatan dan ...


    Remaja Milenial jaman now sangat dekat dengan social media dan smartphone. Kejadian apapun langsung di upload ke socmed. Termasuk Zeke, Suki, Konji dan Orly, yang merekam video dan curhat segala hal mulai dari sekolah hingga orang tua. Dan, ternyata viral di sekolah. Bukannya menjadi yang positif, malah menghancurkan liburan dan hubungan dengan orang tua mereka. 

    Upi mengangkat kisah remaja dengan pendekatan persahabatan dan bukan dari kisah cinta yang sudah banyak diangkat oleh film lain. Upi merupakan sutradara dari film 30 hari mencari cinta dan realita, cinta dan rock n roll. Upi mengharapkan dari film ini, remaja dan orang tua dapat memahami satu sama lain. Sudah saatnya label yang diberikan kepada anak misalnya si anak bandel, si anak kutu buku dan lainnya dihilangkan dan mendukung seluruh bakat dan minat anaknya. So cool adviced both for parent and children. 

    It's time for you to have me time with your childs. Kerjaan yang banyak dan waktu yang kurang biasanya menjadi hal yang akumulatif bagi keluarga. Saatnya menonton film ini dengan keluarga dan bangunlah hubungan yang sangat komunikatif. Anak butuh support bukan judgement yang hanya sepihak saja. Sekecil apapun komunikasi kepada anak, peliharalah komunikasi tersebut. Jangan sampai anak mencari orang lain untuk mencurahkan isi hati dan problemnya. Jangan sampai anak salah arah di tangan orang lain. 

    Selamat menonton film yang luar biasa untuk keluarga anda. Jangan lupa tanggal 9 November 2017 di bioskop-bioskop terdekat di kota kamu. 

    Cast Film 


    Sutradara Film: Upi
    Rumah Produksi Film: IFI Sinema
    Distributor Film: -
    Penulis Naskah skenario / Novel Film: Upi
    Produser Film: Adi Sumarjono
    Tanggal Rilis / Tayang Film: 9 November 2017 (Indonesia)
    Pemain : Surya Saputra, Arya Vasco, Alexandra Kosasie, Joko Anwar, Aida Nurmala, Indah Kalalo, Karina Suwandhi, Bryan Langelo, Lutesha, Tyo Pakusadewo, Ira wibowo. 


    Continue Reading

    Saat memulai perjalanan, semua terasa menyenangkan dan penuh canda tawa. Namun, ditengah perjalanan semuanya bisa berubah drama, duka dan malapetaka. Tujuan akhirlah yang menguatkan semuanya dan semuanya menanggalkan ego-egonya demi menuju puncak tertinggi, Jaya Wijaya, Papua. 

    Negeri Dongeng, bukan sebuah cerita malam pengantar tidur yang indah, namun penuh lika-liku dan memacu adrenaline mendaki 7 puncak tertinggi di Indonesia. 7 puncak tertinggi di masing-masing pulau seperti Semeru di Jawa, Kerimci di Sumatera, Rinjani di Nusa Tenggara Barat, Bukit Raya di Kalimantan, Latimojong di Sulawesi, Binaiya di Maluku dan Jaya Wijaya di Papua. 

    Trailer 


    Sinopsis

    Negeri Dongeng berkisah tentang 7 sineas muda Indonesia yang mendaki 7 puncak gunung tertinggi di Indonesia dengan berbekal 7 buah kamera, bersama-sama. Perjalanan panjang membuat mereka mengupas setiap cerita pada setiap tempat yang disinggahi. Beragam emosi berkecamuk dalam perjalanan.

    Pertemuan dengan orang-orang baru selama perjalanan darat, laut dan udara. Setiap potongan kisahnya akan memperlihatkan betapa Indonesia begitu kaya dan luas untuk dijelajahi bersama-sama. Dan, diujung perjalanan itu, kita akan menemukan arti sebuah perjalanan.


    Cast 

    Expeditor yang mendaki 7 gunung tertinggi tersebut adalah Anggi Frisca, Teguh Rahmadi, Rivan Hanggari, Jogie KM. Nadeak, Yohannes Patiasina dan Wihana Erlangga. Disetiap kisah terdapat Guest Star seperti Nadine Chandrawinata, Darius Sinatria, Medina Kamil, Djukari "Bongkeng" Adriana, Alfira "Abex" Naftaly Pangalila dan "si kecil" Matthew Tandioputra.


    Review 

    Menonton film dokumenter bukanlah sebuah keharusan bagi saya beda dengan film komersial, selain membutuhkan daya tarik lebih, fil dokumenter harus memiliki sisi lain yang membuat saya mampu duduk selama lebih dari satu setengah jam. Namun, Negeri Dongeng ini mampu menarik perhatian saya. Jujur, sebagai traveler yang tidak memiliki keberanian untuk naik gunung manapun, saya terkesima dengan para warrior Aksa 7 yang mampu menaklukan 7 puncak gunung tertinggi di Indonesia. Nurani saya tergugah, list saya selama ini dipenuh dengan pantai, air terjun dan bukit tak lebih dari seribu meter mulai berubah. Someday, doakan saja saya dapat menaiki salah satu puncak tertinggi ini. Amin.

    Semua foto diambil dari negeridongeng.co.id
    Menonton film dokumenter memang akan sangat membosankan jika tidak ada soul didalamnya, namun berbeda dengan Negeri Dongeng. Alur cerita memang terasa membosankan diawal, namun hanya beberapa menit saja ketika kekonyolan terjadi, semuanya berubah menjadi cair. Tanda tanya menghantui dari awal, apa yang akan terjadi nantinya? Alur kisah menjadi begitu drama dan emosional ketika warrior dan guest star tidak dapat melanjutkan perjalanannya sehingga harus terpisah dengan rombongan. Kita yang menyaksikan diajak untuk berempati dengan kondisi pendakian yang tak selalu mulus, namun saya tahu betapa beratnya sebuah perjalanan menuju tempat-tempat yang baru apalagi ini mendaki ke puncak gunung.

    Alam Indonesia memang kaya, ini ditunjukan di frame selama sekitar hampir 100 menit. Tidak ada yang tidak sempurna di tanah air ini, semuanya begitu indahnya. 7 puncak gunung tertinggi pun menjadi saksi bahwa selain keindahan alamnya, warganya pun menyambut hangat expeditor dengan senyuman dan ramah tamah.

    Dari segi cast, Nadine dan Darius mampu menjadi teman yang baik ditengah berat medan pendakian di Maluku dan Papua.

    Film dokumenter ini sangat cocok ditonton oleh pendaki di seluruh Indonesia atau yang baru memulai menekuni dunia pendakian. Bagi saya, film ini bukan sekedar film pendakian semata. Film ini merupakan suara hati pemuda Indonesia yang patut diapresiasi dan mudah-mudah muncul film-film lain yang dapat menginspirasi lainnya. 
    Continue Reading

    Siapa yang tak mengenal Labuhan Bajo atau Pulau Komodo? Hampir semua orang mengenalnya sebagai sebuah surga. Pantai berpasir pink, kerang-kerang dan bintang laut, keindahan bawah laut yang kayak dengan spesies yang beraneka ragam, puncak bukit yang mampu menghipnotis seseorang dengan pemandangan luar biasa diatas sana. Hampir semua khayalan ini nampak sangat nyata di Film Labuhan Hati.

    Sang pemimpi terus mendamba, agar suatu saat keinginan Pulau Komodo dapat terwujud. Begitulah imipian kecil saya menjelajahi Pulau Komodo dan Labuahn Bajo ini terus mengelora saat mendapat undangan nonton bareng Film Labuhan Hati. Memang terkesan norak, Labuhan Bajo aja belum pernah? Ya, dari mimpi kecil ini, saya yakin akan terwujud suatu saat. Amin.

    Sebelum menonton filmnya, lebih baik mengetahui secara jelas Sinopsis dan Review yang saya buat dalam beberapa ratus kata ke depan. Meski saya memiliki analisis sendiri, namun bisa jadi review orang lain sangat berseberangan dengan tulisan saya ini, so ini hal wajar karena taste atau selera pribadi akan cenderung disesuaikan kesukaan saya. 

    Trailer Film Labuhan Hati 

    Sebelum menyelam review terlebih dalam lagi, ada baiknya membuka mata dengan trailer film. Secara kualitas gambar, film ini tak akan diragukan lagi. So, enjoy watching ya. 


    Sinopsis Film Labuhan Hati 

    Perempuan bernama Maria itu tengah melesat ke dalam laut. Sosok berusia 27 tahun itu tak sekedar berenang atau menyelam, namun ia tengah menari indah dengan deburan ombak sebagai panggungnya.
    Maria sang gadis pesisir Sulawesi Utara itu telah bekerja di resort di Pulau Sebayur, sebagai tour guide bagi turis yang datang ke Pulau Komodo.
    Sejak ditinggalkan oleh kekasihnya dua tahun silam, Maria selalu menimpakan kepergian kekasihnya tersebut pada tubuhnya. Menurutnya, hal itulah yang menjadi penyebab kekasihnya berselingkuh dan meninggalkannya.
    Adapula Bia (40 tahun), seorang wanita sekaligus ibu dari satu anak perempuan. Datang dengan segala kemewahan yang ada padanya, mulai dari koper mahal jinjingannya hingga beragam baju-baju perancang papan atas yang mengisi kopernya, nyatanya tak mampu memenuhi relung hati Bia.
    Puluhan buku self development yang turut dibawanya pun sekedar tentengan tanpa makna. Sebab, relung hati Bia semata-mata hanya dipenuhi kerinduan yang teramat membuncah akan dunia menyelam. Rasanya sudah bertahun-tahun sejak melahirkan anak pertamanya, dengan segala rutinitas kegiatannya   laut jadi satu hal yang jauh dari agendanya.
    Kemudian, ada pula Indi. Perempuan usia 35 tahun yang punya tunangan seorang pria yang memaknai cinta sama dengan komitmen. Itu sebab, bagi Indi laut di Pulau Komodo adalah titik surganya sebelum kembali pada realita untuk siap menjalankan apa yang jadi prinsip calon suaminya : cinta berarti komitmen.
    Dan Labuhan Bajo, menjadi titik awal  pertemuan tiga perempuan dengan latar belakang yang berbeda tersebut, yakni Bia, Indi dan Maria.
    Ketiganya menghabiskan waktu 7 hari, 6 malam living on boat bersama seorang instruktur diving bernama Mahesa.
    Sang pria berusia 35 tahun itu begitu menguasai tiap sudut kepulauan Komodo. Mahesa ditugaskan ikut ke atas kapal bersama ketiga perempuan tersebut, sebab Indi dan Bia butuh pendampingan untuk menyelam.
    Tak dinyana, dalam, waktu singkat, hubungan ketiga perempuan itu meningkat dari pertemanan hingga persahabatan.
    Hingga akhirnya, ketiga perempuan tersebut saling berperang dingin demi merebut hati Mahesa.
    Lantas, akankah perjalanan ‘pelarian diri dari segala rutinitas’ ini justru membantu menyelesaikan masalah mereka? Atau justru kehadiran Mahesa makin memperparah keadaan ketiganya?

    Sumber Sinopsis : postfilm.com

    Review 

    Sumber Foto Disini 
    Setelah menonton filmnya, saya terkesan dengan footage per footage yang luar biasa memukau mata saya. Dengan teknologi yang bagus, gambar film sangat detail dan tergambar dengan indah. Jadi sepanjangan pemutaran film, yang terucap dari mulut saya adalah waah, wow, keren dan kata-kata pujian lainnya.

    Lola Amaria berhasil mengantarkan penonton masuk kedalam film melalui gambar, namun dari segi cerita, alur dibangun dengan sangat lambat. Apakah ini ciri khas Lola dalam setiap filmnya? Sepertinya inilah ciri khas yang melekat. Seperti novel, bagian per bagian sangat detail namun bumbu-bumbu kejutan sayang tak segera muncul sehingga pada bagian akhir justru tidak memuncak atau klimaks. Sungguh sayang, alur sangat runtut tanpa ada random atau flashback yang semakin menguatkan kekuatan cerita.

    Dari segi Casting, Nadine, Kelly, Ully dan Ramon cocok memaikan peran masing-masing. Dan dari segi background, mereka telah memiliki jam terbang traveling dan diving yang tinggi, jadi tidak ada keraguan. 

    Unsur humor sebetulnya terjadi dalam beberapa part, sebetulnya penonton membutuhkan tambahan unsur komedi, namun lagi-lagi genre drama sangat dominan sehingga akan membuat film menjadi tak fokus.

    Selain alur cerita, film sangatlah bagus. apalagi OST yang berrjudul Butiran angin. Penasaran dengan OST? Ini dia dibagian Original Soundtrack. 

    Overall, film ini sangat disarankan untuk traveler dan diver yang sangat menyukai petualangan di alam bebas seperti Labuhan Bajo dan Komodo. 

    Original Soundtrack 

    OST Labuhan Hati ini berjudul Butiran Angin dari Mondo Gascaro. Menurut saya, lagu ini adalah bagian yang tak terpisah, lagu ini seperti ruh dan sangat menyatu dengan film Labuhan Hati. 



    Continue Reading


    Saat menonton youtube, tak sengaja referensi video lain menunjukan saya kepada Shy Shy Cat. Rasa penasaran membuat saya menonton trailernya dari awal sampai habis. Dan hasilnya, saya menanti film ini rilis di bioskop. Bagai mendapat durian runtuh, seorang teman lama menghubungi saya dan menawarkan premier film ini. Tanpa basa-basi, saya langsung saja menerima undangan ini dengan senang hati, baru nerima undangan nonton film aja sudah senang apalagi nerima undangan nikah, eh, baper deh jadinya.

    Silahkan bagi yang belum nonton trailer filmnya. 


    Shy shy cat adalah terjemahan bebas dari Malu-malu kucing, terjemahan ini bukan dalam arti sebenarnya, namun lebih ke arah "terjemahan secara komedi" atau biasa dilakukan pada saat belajar bahasa Inggris di sekolah dulu. Maklum, setting tempat film adalah Sindang Barang, sebuah desa di Sukabumi yang semangat mempelajari bahasa Inggris. Wow, semangatnya itu loh yang patut diapresiasi. Keep going, Sindang Barang! 

    Nirina Zubir dan Acha Septriasa, dua pemain ini pernah membintangi film yang sama yaitu Heart beberapa tahun silam. Bisa dikatakan film ini sebuah film reuni bagi keduanya. Hal ini membuat chemistry yang dibangun keduanya sangat natural dan tidak membutuhkan waktu untuk memahami karakter masing-masing. Di film ini, keduanya berperan sebagai sahabat yang saling membantu dalam suka dan duka. Pemeran lainnya adalah Fedi Nuril, Tika Bravani dan Titi Kamal. Fedi Nuril berperan sebagai sahabat masa kecil Nirina, sedangkan Tika bersama Acha menjadi sahabat masa kini. Titi Kamal merupakan teman main pada saat di kampung dahulu.

    Sinopsis : Ketika Perjodohan dan Persahabatan Diuji 


    Mira (Nirina Zubir) sudah sukses membangun karirnya di Jakarta. Di ulang tahunnya ke 30, sang Abah (Budi Dalton), seorang jawara kampung pemilik padepokan silat, menagih janji agar Mira pulang ke desa Sindang Barang, untuk dijodohkan dengan Otoy, teman masa kecilnya. Mira tidak mau pulang kampung karena merasa desanya tidak pernah maju-maju, apalagi dijodohkan dengan Otoy (Fedi Nuril), anak yang seingatnya menyebalkan. Untuk menyiasatinya, Mira dibantu oleh dua sahabat, yaitu Jessy (Acha Septriasa) dan Umi (Tika Bravani) berniat menggagalkan perjodohan itu.

    Namun saat kembali ke desa Sindang Barang, Mira, Jessy dan Umi mendapati semua kondisi sudah berbeda, dan mereka dihadapkan dengan pilihan sulit yang menguji persahabatan mereka setelah melihat Otoy sekarang.


    Review 


    Titi Kamal Sedang Diwawancarai 
    Otoy pernah berkata bahwa " Orang kota atau orang yang memiliki ilmu namun tidak memiliki pegangan agam yang kuat, sedangkan orang desa Sindang Barang memiliki tradisi agama yang kuat namun tidak memiliki ilmu yang tinggi ". Otoy merupakan pemuda desa dengan pendidikan tinggi di Mesir dan kembalilagi membangun desanya. Seperti kita ketahui, banyak pemuda desa yang hilang dan mencari nafkah di kota-kota besar seperti Jakarta, namun paradigma itu ingin dihilangkan dan diubah oleh Otoy.

    Sungguh saya tersentuh dengan salah satu pesan moral ini, apalagi pemuda desa seyogyanya membangun desanya agar dapat bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. Bahkan di film ini, Sindang Barang memiliki WIFI super cepat dan english day pada hari tertentu. Hal ini ingin menunjukan secara tegas bahwa desa siap menerima orang kota atau luar negeri yang ingin berwisata dan menikmati alam dan perkebunan yang luas.


    Untuk segi pemain, cast menempatkan aktor-aktor yang pas dengan karakternya. Sebut saja Acha Septriasa yang memerankan Jessy yang penuh dengan drama dan lebay. Soleh Solihun berhasil mengocok perut penonton dengan perannya yang ceplas-ceplos. Nirina Zubir dengan kekuatan acting berhasil menghidupkan karakter Mira dan Tika Bravani dengan karakter Umi yang mengalami depresi. Sedangkan pemeran lain seperti Ade Fitria Sechan, Dwi Sasono, Juwita Bahar, Adelia Rasya, Budi Dalton, Iszur Muchtar dan cast lainnya cukup tepat dan sangat menghibur.

    Foto Bareng Sarah Sechan? Bukan ini Adiiknya Ade Sechan ehehehe
    Humor yang disuguhkan sangat menghibur, namun lagi-lagi kendala bahasa masih terjadi, karena beberapa dialog dalam bahasa Sunda tidak diterjemahkan. Humor dibangun berdasarkan situasi dan bahasa memang harus dicerna terlebih dahulu sebelum tertawa. Kadang selera humor satu orang dengan yang lain berbeda, namun saya jamin, film ini menghadirkan humor secara universal dan dapat dinikmati oleh segala usia.

    Sinematografi memiliki peranan penting dalam film ini. Kualitas dan pengambilan gambar alam dan seting tempat sangat bagus, namun untuk pengambilan gambar antar adegan zoom pemain masih terlihat tidak sesmooth yang dibayangkan. Sound pun memilki sedikit masalah dalam memotong adegan Mira yang sedang monolog atau sedang bekata dalam hati. Mungkin saya kurang paham secara teknis, namun menurut saya masih kurang rapi pada bagian ini saja, adegan lain sudah sangat sempurna.

    Seting tempat yang mengangkat budaya sunda memiliki nilai yang tinggi. Film ini berani menampilkan budaya diwakili oleh pencak silat, seni kecapi dan bahasa sunda. Saya salut dengan tim produksi yang mengangkat kembali unsur budaya Indonesia melalui budaya Sunda. Applause untuk tim produksi. Salut banget.

    Secara keseluruhan, film ini sangat layak ditonton bersama keluarga dan teman-teman atau bahkan pacar dan gebetan asal jangan bawa mantan aja ya nanti baper. Selamat menonton ya pada tanggal 3 November 2016 di bioskop kesayangan anda.

    Cast 

    Producers : Starvision 
    Director: Monty Tiwa
    Writers: Adhitya Mulya, Monty Tiwa
    Stars: Nirina Zubir, Fedi Nuril, Acha Septriasa, Tika Bravani, Titi Kamal, Izhur Muchtar, Soleh Solihun, Juwita Bahar, Adelia Rasya, Ade Fitria Sechan, Budi Dalton, Cecep Arif Rahman

    Yuk Joged Bareng Nirina, Acha dan Tika 


    Continue Reading
    Older
    Stories

    Search

    Follow Me

    • facebook
    • twitter
    • youtube
    • instagram

    New Post

    Postingan Populer

    • Ini Tentang Kita, Memberi dan Rasa Syukur
    • Massuro Coffee and Kitchen, Cafe Murah Dan Instagramable di Sekitar Jakarta
    • Santai Aja Lagi, Permainan Kartu Seru Untuk Mengisi Liburan
    • Keseruan Jakarta Humanity Festival 2023 (JakHumFest) di Pos Bloc
    • Cara Menghasilkan Uang Dari Internet
    • Menikmati Bandung, Liburan Cara Aku
    • Travelling ke Cape Town: Rasakan Sensasi Summer di Bulan Desember
    • Happy Surgery, Kini Trigeminal Neuralgia Bisa Sembuh Di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
    • Tips Bisnis Aquascape: Modal Tipis Untung Berlapis
    • Perlu Nggak Freelance Lapor Pajak Penghasilan?

    Blog Archive

    • ▼  2023 (3)
      • ▼  Februari (2)
        • Cara Menghasilkan Uang Dari Internet
        • Keseruan Jakarta Humanity Festival 2023 (JakHumFes...
      • ►  Januari (1)
    • ►  2022 (75)
      • ►  Desember (14)
      • ►  November (5)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  September (12)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juli (4)
      • ►  Juni (6)
      • ►  Mei (3)
      • ►  April (12)
      • ►  Maret (6)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (4)
    • ►  2021 (38)
      • ►  Desember (4)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (6)
      • ►  Mei (4)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (7)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2020 (25)
      • ►  Desember (3)
      • ►  November (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (2)
      • ►  Mei (2)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (2)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (53)
      • ►  Desember (5)
      • ►  November (5)
      • ►  September (6)
      • ►  Agustus (4)
      • ►  Juli (5)
      • ►  Juni (2)
      • ►  Mei (7)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (3)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (8)
    • ►  2018 (83)
      • ►  Desember (9)
      • ►  November (8)
      • ►  Oktober (7)
      • ►  September (8)
      • ►  Agustus (13)
      • ►  Juli (6)
      • ►  Juni (3)
      • ►  Mei (8)
      • ►  April (9)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2017 (36)
      • ►  Desember (5)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  Agustus (6)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (3)
      • ►  Mei (3)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (4)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2016 (41)
      • ►  Desember (3)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (4)
      • ►  September (3)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (7)
      • ►  Mei (3)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (1)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (4)
    • ►  2015 (63)
      • ►  Desember (5)
      • ►  November (5)
      • ►  Oktober (11)
      • ►  September (2)
      • ►  Agustus (3)
      • ►  Juli (7)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (6)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2014 (11)
      • ►  Desember (3)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Maret (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2013 (5)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (1)
    • ►  2010 (1)
      • ►  Desember (1)

    Blogger Friend

    • - Connect and Share Blogging Tips in Two Languages
      Is P2P Lending a Good Option for Investors?
      23 jam yang lalu
    • BLOGFAM – When Sharing Meets Caring
      Skincare Dissy Bling, dari Ussy Sulistiawaty untuk Semua Perempuan Indonesia
      1 hari yang lalu
    • HM Zwan
      Pertama Kalinya Menikmati Nasi Pecel Siram Kuah Rawon di Warung Pak Berdi Lumajang
      2 hari yang lalu
    • My Purple World
      WW: Good Shepherd Church Lake Tekapo - South Island, Here We come - Road Trip in South Island NZ
      2 hari yang lalu
    • Gembul Kecil Penuh Debu
      Review Warung Makan Pojok Mbah Tinah, Karangduwur, Purworejo
      2 hari yang lalu
    • Berbagi Cerita
      Mengapa Memilih Pesantren?
      2 hari yang lalu
    • Kimi's Cool Blog
      February 5, 2023. Happy Birthday to Me.
      2 hari yang lalu
    • Langkah Baruku
      Hello, Guys! Selamat Datang di Omah CERIS
      3 hari yang lalu
    • every mom has a story
      11 Tahun Kumpulan Emak-emak Blogger, Berjejak dan Berbagi
      3 hari yang lalu
    • Bisnis, Motivasi, Inspirasi, Opini, Hiburan, Informasi, Sosial Media, Tip & Trik » Bisnis, Motivasi, Inspirasi, Opini, Hiburan, Informasi, Sosial Media, Tip & Trik
      How to Play Baccarat
      4 hari yang lalu
    • fitrian.net
      Dompet Dhuafa Gelar Jakhumfest 2023 Yang Ramah Difabel
      6 hari yang lalu
    • Menuliskan Sebelum Terlupakan
      Ingin Mulai Belajar Piano? Ikuti 5 Kelas Basic di Udemy
      6 hari yang lalu
    • Small Things, Kecil Tapi Penting :)
      Pengalaman Treatment Insta Glow Serum Micro Injection di ZAP Clinic DP Mal Semarang
      1 minggu yang lalu
    • YOGA AS YOGGAAS
      Don't Let Me Drown
      1 minggu yang lalu
    • a Dreamer - Travelographer - Food Adventurer - Travel Blogger
      Mr Yoo, The House Hostel dan Pengalaman Menyenangkan ketika di Kota Sokcho, Korea Selatan
      1 minggu yang lalu
    • Blognya bisot
      Cara Menabung Uang di Bank Digital Khusus Untuk Traveling
      1 minggu yang lalu
    • ge[n][d]ud BlogPacker
      Zaman Boleh Canggih Tapi E-Book Tidak Bisa Menggantikan Buku
      1 minggu yang lalu
    • The Dusty Sneakers
      Cerita dari Jalan
      1 minggu yang lalu
    • Mampir yuk, kerumahku
      Para Pecinta Buku Pasti Suka, Miliki Private Library di Rumah
      2 minggu yang lalu
    • Lucia Priandarini
      Saba Budaya Baduy: Hal-hal Indah yang Tak Tersimpan dalam Memori Ponsel
      2 minggu yang lalu
    • Tukang Ngukur Jalan
      Kenapa dulu Bisa Menulis apa Saja?
      2 minggu yang lalu
    • Redcarra
      Tips Membuka Jasa Endorsement di Instagram
      2 minggu yang lalu
    • Pipit Widya
      Jualan di Facebook Marketplace
      3 minggu yang lalu
    • My Life My Style
      Es Cokelat Santuy. Pas Buat Santai
      3 minggu yang lalu
    • desperate housewife
      Membuat Cerita Romantis Tanpa Adegan Kissing dan Unboxing
      3 minggu yang lalu
    • Blog Bukunya Kimi | Banyak-banyaklah Membaca. Biar Pintar.
      #142 – Taman Rahasia
      3 minggu yang lalu
    • Catatan Perjalananku
      Main Ke Monkey Forest Ubud, Tiketnya Makin Mahal! [ Wisata Bali ]
      4 minggu yang lalu
    • Macangadungan
      Thank You, 2022
      4 minggu yang lalu
    • Cerita EKA
      Makan Rahang Tuna Segede Gaban di Republik Seafood Sorong
      4 minggu yang lalu
    • Motherhood
      3 Cara Ibu Rumah Tangga Mencari Biaya Lanjut Kuliah S2
      4 minggu yang lalu
    • Cokelat Gosong
      [Review Film] Cek Toko Sebelah 2: Lebih Hangat dari yang Pertama
      5 minggu yang lalu
    • Herdis Suryatna | Pengalaman adalah guru yang terbaik
      Penerimaan Mahasiswa Program Beasiswa Pemberdayaan Umat Berkelanjutan (PUB) UNAS PASIM Bandung
      5 minggu yang lalu
    • WHEN IT'S ONLY JG & AST
      2022
      5 minggu yang lalu
    • The TraveLearn
      Traveling Cara Aku di Jepang, Hidup Seperti Warga Lokal dengan Kereta Apinya
      1 bulan yang lalu
    • Akhmad Muhaimin Azzet | mari bersama menggapai ridha-Nya
      Mengingat Allah dengan Bacaan Hamdalah
      1 bulan yang lalu
    • Ratu de Blog
      5 Alasan Utama Zenfone 9 Bestie Macan Ternak & Pelaku UMKM
      1 bulan yang lalu
    • Melfeyadin
      Pengalaman Menginap di Hotel di Bandar Lampung
      1 bulan yang lalu
    • udafanz[dot]com
      Akhirnya HokBen Hadir di Bukittinggi
      1 bulan yang lalu
    • tindak tanduk arsitek
      makanan favoritku di surabaya
      1 bulan yang lalu
    • Mira Sahid
      Membangun Support System Bagi Ibu Tunggal
      2 bulan yang lalu
    • Life begins at 30...
      Liburan Thanksgiving
      2 bulan yang lalu
    • Jurnal Evi Indrawanto
      3 Contoh Karakteristik Wirausahawan Sukses, Tirulah Untuk Memajukan Bisnis Sendiri
      2 bulan yang lalu
    • Lianny Hendrawati
      5 Resep Olahan Tahu Yang Digoreng, Bahan Minimalis Bikinnya Super Gampang
      3 bulan yang lalu
    • suarane.org
      Kere-Aktif
      5 bulan yang lalu
    • SimBale - Download Software Gratis
      AVG Anti-Virus 22.8.7500
      5 bulan yang lalu
    • Una Vida Escrita de la Una
      Pulang setelah 3,5 tahun
      5 bulan yang lalu
    • A HOUSEWIFE'S DAY OUT
      Perjalanan Dua Minggu Jadi Kontributor di Shutterstock
      6 bulan yang lalu
    • Blog Adi Nugraha
      Mengenal Gudang-Gudang Tua di Jakarta
      6 bulan yang lalu
    • Dunia Kecil Indi
      Cerita Ulang Tahun dan Rambut Baru
      6 bulan yang lalu
    • backpackstory
      Pada Suatu Waktu di Uluwatu
      7 bulan yang lalu
    • punyapista
      Apakah Rambut Wangi Bisa Meningkatkan Kepercayaan Diri?
      7 bulan yang lalu
    • Cinta Teknologi
      Router Static Berbasis CLI di Cisco Packet Tracer - Cinta Teknologi
      7 bulan yang lalu
    • my story
      Pentingnya Memahami Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi OYPMK dan Remaja Disabilitas
      8 bulan yang lalu
    • Shintaries
      Umroh di Tahun 2022
      8 bulan yang lalu
    • Jejak BOcahiLANG
      8 Permainan Slot GACOR GAMPANG MENANG di JOKER123!
      11 bulan yang lalu
    • Putrinyanormal
      Beli Disini Ya! Kumpulan Link Rekomendasi
      1 tahun yang lalu
    • Sometimes you have to go a little crazy to stay a little sane
      Top 10 Satisfactory Depended On Loose Bitcoin Cloud Mining Websites Without Investment Of 2021 – The Bharat Specific News
      1 tahun yang lalu
    • Dunia Senja
      Catatan Hati Penghujung Tahun 2021
      1 tahun yang lalu
    • ..:: ntan™ | bunga dengan nama terbuka
      Pindah
      1 tahun yang lalu
    • Dunia Iwok
      [Review] Sylvia Hotel & Resort Labuan Bajo
      1 tahun yang lalu
    • Dija Princess
      Teman Sekelas
      1 tahun yang lalu
    • Blog - Lucedale.
      Dearest: New Post
      1 tahun yang lalu
    • Linda Leenk - Little Part of My Life
      Review Scarlett Whitening Body Lotion Jolly
      1 tahun yang lalu
    • #FDCG
      bye 🌻
      1 tahun yang lalu
    • jinjinger
      Kompleks
      1 tahun yang lalu
    • Sisi Hidupku
      Abah Ahmad: Usia 85 Tahun, Tetap Aktif Berdagang Bubur Ayam
      1 tahun yang lalu
    • Write Your Diary
      Icip-Icip Kuliner Juwara dari Medan dan Lampung
      1 tahun yang lalu
    • The Shymphony Of EKA
      Aku Divaksin Covid! Kamu?
      1 tahun yang lalu
    • Stay Hungry. Stay Foolish
      Green Jobs: Tips Mempersiapkan Karir di Bidang Lingkungan 2026...
      1 tahun yang lalu
    • Indah Julianti
      Mengadang Pusaran, Kisah Perempuan dalam Kekangan Zaman
      2 tahun yang lalu
    • Jefferson's Stage.
      The Diplovemat
      2 tahun yang lalu
    • Ika Koentjoro
      德克萨斯精英赛首轮未完 刘钰T31阎菁T58林希妤T80
      2 tahun yang lalu
    • Nova Wijaya
      Sebelum Mulai Investasi Online, Yuk Pahami 5 Cara Aman Berinvestasi Berikut Ini
      2 tahun yang lalu
    • Resep Kuliner Indonesia dan Dunia
      Karedok Leunca
      2 tahun yang lalu
    • Garis Horizon
      Harusnya Biznet customer service bisa lebih baik lagi
      2 tahun yang lalu
    • Dian Kelana
      Lindungi Keluarga Kita dengan Antiseptik.
      2 tahun yang lalu
    • sketsa hati
      Life and Us
      2 tahun yang lalu
    • Wira Nurmansyah
      Traveling Pasca Pandemi. Bagaimana Kita Berwisata Setelah ini?
      2 tahun yang lalu
    • .: adie DOES :.
      Memorabilia Maria
      2 tahun yang lalu
    • Ca Ya
      Welcome Home Anta!
      2 tahun yang lalu
    • All of Putri (¬.¬)ƪ_(˘⌣˘'!)
      21 Maret 2020 : Menuju Rumah
      2 tahun yang lalu
    • SALAMINZAGHI
      Camping di Pantai Ngetun Gunung Kidul Yogyakarta
      2 tahun yang lalu
    • Kehidupan Di Jepang
      Main Salju bersama keluarga
      3 tahun yang lalu
    • Kaleng Harapan » Kamera Lubang Jarum
      3 Fakta dibalik Promo 12.12
      3 tahun yang lalu
    • Pemimpi Hujan
      Nyobain 6 Menu Terbaru Horison Ultima Ratu
      3 tahun yang lalu
    • Fardelyn Hacky
      Kapan Kita ke Bandung?
      3 tahun yang lalu
    • Taqorrub.com
      new chair
      3 tahun yang lalu
    • Rumah Mayaku
      Menuju Negeri Tulip
      3 tahun yang lalu
    • BlogCamp
      Menunggu Keputusan MK
      3 tahun yang lalu
    • Bangsari
      Nahdliyyin Yang Bersujud Di Hadapan Yesus
      3 tahun yang lalu
    • Donna Imelda
      Bebas Komedo dan Bekas Jerawat dengan Sabun Herbal Banana Peel Carbon
      3 tahun yang lalu
    • Keluarga Haripahargio
      REPLACED
      3 tahun yang lalu
    • Natureve Shop
      Istri Marah Karena Terlalu Cepat Ejakulasi? Pake Ini Biar Gagah
      4 tahun yang lalu
    • DISGiOVERY
      パーフェクトワンホワイトニングジェルと人気オールインワンジェル20選を比較しました!おすすめはどれ?
      4 tahun yang lalu
    • Ruang Emak
      Bersatu Lebih Baik, Maka Hormatilah Perbedaan
      4 tahun yang lalu
    • BETOIJO
      GOD'S MIRACLE: I GOT A NEW JOB!
      4 tahun yang lalu
    • TGIF! Magazine
      Kereta Hantu Pagi Hari
      4 tahun yang lalu
    • fanabis
      Craftsman Style Kitchen Faucet
      4 tahun yang lalu
    • lalank pattrya dan hal random lainnya.
      Ngatain Mereka Disini
      4 tahun yang lalu
    • Ninik Setyarini
      Kasih Sayang itu Tidak Mengekang
      4 tahun yang lalu
    • Galaksi Pungky
      Review: Sakura Collagen Cream Anti Age's, Siap Menua dengan Kulit Bahagia!
      4 tahun yang lalu
    • Aksaraku
      Rasakan Indahnya Malam Pertama di Bali Itu Mudah dan Murah, Begini Caranya
      4 tahun yang lalu
    • Aulia Fasya
      Masa Lalu dan Jejak Digital
      4 tahun yang lalu
    • Anisa AE
      Penyebab Ibu Kandung Aniaya Bayi Calista
      4 tahun yang lalu
    • Narzis Blog
      Ayo Move On!
      4 tahun yang lalu
    • Beby's Diary
      Ayang-Ayangan di Depan Umum
      4 tahun yang lalu
    • A Border that Breaks
      Berkaca tentang Papua dari Afrika
      5 tahun yang lalu
    • pemainkata | sekadar bilik kecil pecinta kata
      Wayang Orang, Upaya Bertahan Dalam Gerak Zaman
      5 tahun yang lalu
    • irhapunya
      #PontianakTrip : Menjelajah Rasa dengan Kuliner Pontianak
      5 tahun yang lalu
    • Blog Anak Nelayan
      Anak Love Networking
      5 tahun yang lalu
    • Tulisanku
      Begini Cara Memindahkan Data dari Blogdetik ke WordPress
      5 tahun yang lalu
    • Bibi Titi Teliti
      Menyongsong Masa Depan Digital bersama CBN
      5 tahun yang lalu
    • HELLO!
      Cara Melakukan Lompat Jauh Gaya Jongkok (Tuck/Kauer)
      5 tahun yang lalu
    • aksara senandika | Sedikit noktah kehidupan
      Dia
      5 tahun yang lalu
    • Catatan Anazkia
      Gerbong Wanita, Tak Semenyeramkan yang Dikira
      5 tahun yang lalu
    • My Daily Notes
      Berbagi Inspirasi
      5 tahun yang lalu
    • eithea
      Life is living in Moments
      5 tahun yang lalu
    • Rianda Prayoga Blog
      Ngabisin Uang THR, Kenapa Gak?
      5 tahun yang lalu
    • Jalan Pendaki
      Annapurna Basecamp Series: Drama Pertama Menuju Tanah Dewa-Dewa Himalaya
      5 tahun yang lalu
    • Netnesia
      Telkom Buka Pemblokiran Netflix
      5 tahun yang lalu
    • Perjalanan Tak Berujung
      Ngak Cukup ½ Hari Keliling Nusa Penida
      5 tahun yang lalu
    • Widaku.com
      Temukan Sunscreen Yang Baik Untuk Wajah Disini
      5 tahun yang lalu
    • Gulanya Gulali
      Beragam Cara Menikmati Frisian Flag Susu Kental Manis
      6 tahun yang lalu
    • Ahmad Rafiq Chaniago
      Wisuda POLIMEDIA PSDD Medan 2016
      6 tahun yang lalu
    • Travel Diary
      Si Yaki dan Tarsius Bitung yang menggemaskan
      6 tahun yang lalu
    • Jendela Keluarga
      Pentingnya Mengembangkan Kecerdasan Sosial
      6 tahun yang lalu
    • Ayu Saritem Blog
      Cara Membuka Aura Kecantikan Bagi Wanita Hamil
      6 tahun yang lalu
    • mata buku indri
      Review: Menghirup Dunia
      6 tahun yang lalu
    • when journalist becomes backpacker
      WALL OF XI'AN, CHINA
      6 tahun yang lalu
    • Arsitektur Dunia | Gallery Arsitektur Dunia
      Lorem ipsum dolor sit amet
      6 tahun yang lalu
    • Nicegreen
      Itinerary 10 hari 9 Malam di Madinah dan Mekah
      6 tahun yang lalu
    • Jurnal Mira Sahid | Emak Blogger
      That Moment!
      6 tahun yang lalu
    • Petrus Andre Blog
      10 Hal yang Harus Dilakukan agar Blog Kamu Lebih Menghasilkan
      6 tahun yang lalu
    • Wuri Nugraeni | Reporter, Menulis, dan Wisata
      Pindah Rumah ke wurinugraeni.com
      7 tahun yang lalu
    • AGIASAZIYA
      PAKSAISME
      7 tahun yang lalu
    • Controversy
      Less is More dalam Kumpulan Cerita
      7 tahun yang lalu
    • SECAWANKOPISENJA
      [Flash Fiction] PURA-PURA PULANG
      7 tahun yang lalu
    • Febry Hadinata WordPress
      Jogja x Dieng x Solo Part 1
      7 tahun yang lalu
    • Saoscabe.com | Website Humor Indonesia
      Fakta Kota Tembung
      7 tahun yang lalu
    • Albarnation
      Mau Kredit Motor ? Di Cermati.com Aja
      7 tahun yang lalu
    • Makhluk Kecil
      Pindah
      7 tahun yang lalu
    • Melihat Dunia
      Before I Die I Want...
      7 tahun yang lalu
    • Catatan Ruslan
      Satu Jam Menyusuri Sungai Kahayan
      7 tahun yang lalu
    • .:: Nhie ::. | Just another WordPress.com weblog
      Noda Makanan di Pakaian
      8 tahun yang lalu
    • Beautify Me
      Pore Wish List
      10 tahun yang lalu
    • Angga Ong
    • Chronosphere
    • Catatan Kartina
    • yandi punya cerita
    • hidayah-art.blogspot.co
    • Jejaring Miss Fenny
    • Tukangecuprus
    • Jogja Ready
    • Arian's Blog
    • zubaid.ID
    • yosbeda
    • Benablog - Cerita Si Benakribo
    • pegipegi.com: Pesan Hotel & Tiket Pesawat Termurah Online
    • BlogS of Hariyanto
    Perlihatkan 5 Perlihatkan Semua

    Labels

    Asuransi Backpacker Bank Budaya Fashion Film Movie otomotif Review Wisata
    facebook Twitter instagram

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top