Selain Endorse, Ini Dia Strategi Influencer Marketing dari IDN Creator Network

3/18/2021 02:55:00 PM

 

Brand yang kuat bukan hanya dikenal melalui iklan di televisi ataupun media sosial, namun brand yang melekat di masyarakat dengan sebuah stigma yang baik dan dibutuhkan dalam berbagai kesempatan. Untuk membangun brand yang dikenal luas bukan hal yang mudah dan membutuhkan sebuah trobosan dalam banyak hal termasuk marketing. Marketing pun mengalami banyak perubahan mengikuti zamannya, kalau dahulu beriklan di koran dan televisi adalah sebuah solusi yang tepat, untuk saat ini hal tersebut sudah menjadi hal yang ditinggalkan banyak brand. 

Nah, saat ini kita mengenal Influencer Marketing yang dibutuhkan banyak brand untuk memperluas jangkauannya di masyarakat. Hal ini dikaitkan dengan makin banyaknya sosial media yang digunakan sehingga memerlukan strategi pendekatan berbeda agar makin efektif. Bisa dibilang saat ini, strategi Influencer Marketing pun sangat beragam menyesuaikan sasaran dan kebutuhan dari brand. 

Yohana Sitompul selaku Digital Strategy Manager di IDN Creator Network, sebuah creator marketing platform di bawah naungan IDN Media, mengungkapkan hal-hal krusial yang harus diperhatikan oleh brand saat hendak menjalankan influencer marketing. 

influencer-marketing-idn-creator-network


Tiga Hal Penting Sebelum Menjalankan Influencer Marketing

Marketing Objective

Kita harus paham apa tujuan dari pengadaan sebuah campaign melalui influencer marketing: apakah untuk awareness, conversion, promo, atau product launch. Dengan mengetahui adanya sebuah campign ini diharapkan tepat sasaran.

Target Audiens

Selain itu, target audiens juga tak kalah penting untuk diperhatikan. “Kedua, target audiens. Dengan mengetahui target audiens brand, akan lebih mudah bagi kita untuk menentukan platform mana yang cocok untuk brand tersebut: Instagram, Twitter, Tiktok, Podcast. Namun, perlu ditekankan bahwa creator marketing platform jangan terus-terusan Instagram-minded. Everything is always evolved, we always need to adapt. Pada kenyataannya, shift memang perlahan terjadi: dari Instagram ke Tiktok, misalnya,” sambung Yohana.


Jenis Campaign

Tak hanya kedua hal di atas, referensi gaya konten yang akan diluncurkan oleh suatu brand juga perlu dipertimbangkan secara matang. “Ketiga, apakah soft-selling, ada alur ceritanya? Ataukah lebih to the point, menunjukkan produk dan menyatakan langsung apa benefit dari produk yang ditawarkan? Sekarang ini, kalau saya bilang, sih, lebih banyak yang pakai strategi soft-selling, meski ada juga yang tetap pakai strategi hard-selling. Strategi soft-selling lebih baik didukung dengan konsep honest review―kita buat seolah audiens tak tahu bahwa mereka sedang terkena wxposure branding, begitu,” ujar Yohana detail.

Parameter untuk mengukur kesuksesan campaign 

Parameter yang umumnya digunakan dalam campaign influencer marketing adalah number of reach dari suatu post. Namun tentu juga ada faktor lain yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu campaign. “Kuantitas berdasar data adalah parameter utamanya―apakah memenuhi target yang sebelumnya telah ditetapkan, bagaimana interaksi yang mungkin dihasilkan dari suatu post, brand awareness-nya bagaimana. Nantinya, insight yang kita dapat akan kita kompilasi di sebuah laporan,” terangnya. Kesuksesan sebuah campaign, bagi Yohana, juga dapat dinilai secara subjektif. Dengan kata lain, kesuksesan sebuah campign juga bisa dinilai dari seberapa banyak masyarakat membicara brand tersebut sehingga mampu menarik hati semua orang. 

Ide campaign paling happening versi IDN Creator Network 

Selanjutnya, Yohana juga membagikan beberapa ide campaign yang biasanya IDN Creator Network tawarkan pada brands. Ada 5 ide campaign yang selalu digunakan yaitu sebagai berikut : 

Pertama, hyperlocal KOL (Key Opinion Leader)

Hyperlocal KOL adalah para KOL yang berada di kota-kota kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka dinilai memiliki kedekatan yang lebih dengan para audiens mereka, jadi lebih targeted.” 

Kedua, always on

Dengan kata lain, sebuah brand akan terus menjalankan campaign secara berkelanjutan untuk suatu periode waktu tertentu. Contoh, brand A, dari bulan Januari 2021 hingga Desember 2021 tap in di, misalnya, IDN Creator Network dengan tujuan menjaga eksistensi brand di mata konsumen. 

Ketiga, agile campaign

Maksudnya, kita akan bantu track dan cek platform mana yang sekiranya sedang ramai digunakan. Contoh, clubhouse. Cara ini digunakan agar brand image terbentuk dengan lebih cepat.

National KOL

Ada juga national KOL. Bedanya dengan hyperlocal KOL, national KOL ini lebih fokus di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Pemilihan KOL akan disesuaikan dengan domisili target audiensnya. 

Vertical domination

Terakhir, ada pula yang disebut dengan vertical domination. Ide ini lebih mengarah pada penggunaan KOL dalam jumlah yang sangat masif. Satu konten yang sama akan dibagikan oleh, misalnya, 200 KOL dalam jangka waktu sekian hari. Biasanya, ini dilakukan ketika sebuah brand sedang meluncurkan produk baru atau sedang melaksanakan campaign promo.


You Might Also Like

12 Comments

  1. baru denger istilah hyper KOL
    :) biasnaya kan nanao,micro, macro dan mega influenzaaaahhh

    BalasHapus
  2. saya pernah melihat model campaign dengan vertical domination. Sepertinya efektif juga ya untuk keberhasilan penjualan suatu prduk

    BalasHapus
  3. Always On sih penting untuk menjaga eksistensi brand, kalau tiba-tiba ilang ga ada campaign rasanya aneh gitu, kaya kurang niat promoin :)

    BalasHapus
  4. Menjaga eksistensi sebuah brand di mata konsumen itu sangatlah penting yaa

    BalasHapus
  5. Pernah terlibat dalam campaign produk bersama ratusan KOL lainnya. Sekarang baru tahu kalau itu namanya vertical domination. Pengetahuan baru :)

    BalasHapus
  6. Aku baru denger soal ide ide campaign itu hehe selama ini taunya hard selling atau soft selling ajaa

    BalasHapus
  7. Stigma yang baik dan dibutuhkan dalam berbagai kesempatan...
    Apapun platformnya pasti digemari masyarakat...

    BalasHapus
  8. creator marketing platform jangan terus-terusan Instagram-minded. Everything is always evolved, we always need to adapt. Pada kenyataannya, shift memang perlahan terjadi: dari Instagram ke Tiktok. Setuju banget sih, kebanyakan pelaku bisnis instagram minded padahal banyak social media yang bisa dipakai

    BalasHapus
  9. Ide campaignnya boleh juga nih ditiru kalo udah punya brand sendiri.

    BalasHapus
  10. Makasih, mas untuk sharingnya..ini kepake banget terutama saat buat usaha di era digital ini. Biar gak asal buat campaign.

    BalasHapus
  11. makasih sharingnya, Mas. Apalagi di era digital sekarang, butuh strategi yg tepat biar ga asal buat campaign

    BalasHapus
  12. istilah2nya masih asing di telinga saya, jadi makin penasaran dengan dunia influencer ini :)

    BalasHapus