TravelWork : Surabaya - Jember

1/01/2014 02:46:00 AM


Kalau ditanya, "Akhir tahun ini mau merayakan malam tahun baru dimana, Man?", pasti akan saya jawab dengan jawaban datar dan sama, yaitu "SO". Lalu teman yang bertanya itu pasti akan bingung dan balik bertanya, "Apa itu SO?". "Iya SO, stock opname. Menghitung persediaan barang klien."

Barangkali pertanyaan-pertanyaan akhir tahun itulah yang sangat saya hindari, karena selain malas menjawab, saya juga enggan untuk merayakan malam pergantian tahun baru. Menurut saya pribadi, ada hal yang lebih berguna daripada hanya meniup terompet dan pesta kembang api. Hal itu adalah renungan atau kilas balik selama satu tahun itu. Pasti sangat banyak perbuatan atau perilaku kita yang dirasa kurang dan harus memperbaikinya di tahun baru mendatang. Namun, hakekatnya pembenahan diri sebenarnya di lakukan tidak harus pada malam pergantian tahun baru, renungan dapat kita lakukan setiap hari bahkan setiap waktu.


TravelWork

Kalau anda mendapatkan tugas dari kantor untuk keluar dari tempat anda bekerja menuju kota yang berbeda, maka anda akan menemukan suasana baru bukan? Tentu saja Iya. Untuk kejadian seperti ini saya menyebutnya sebagai "TravelWork" (Istilah pribadi dalam menyebut tugas luar kota). 

Bekerja sebagai Auditor tentunya dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru secara cepat. Karena memang Auditor bertemu dengan kliennya setiap kali penugasan, sehingga skill adaptasi akan terasah dengan sendirinya. Entah karena bakat atau kebiasaan, saya pun terlatih untuk beramah tamah dengan klien saya sehingga klien saya merasa puas dengan service yang saya berikan. Lagi-lagi ini berhubungan dengan profesi Auditor sebagai penjual jasa.

Bandara Djuanda Surabaya
Saya tiba di Bandara Djuanda Surabaya sekitar pukul 7.45 WIB. Jakarta - Surabaya termasuk penerbangan cepat dengan hanya memakan waktu 1 jam lebih 10 menit. Namun karena penerbangan yang agak terlambat sedikit menjadikan waktu mendarat pun lebih lambat sekitar 20 menit. 

Saya pun memutuskan untuk rehat sejenak di'warung cepat saji' yang terdapat tidak jauh dari pintu keluar bandara. Saya berusaha menghubungi supir "travel' yang akan membawa kami ke Jember, tempat saya melakukan SO nanti. Saya pun menelepon beberapa kali untuk menanyakan posisi supir tersebut, namun tidak ada respon. Barulah setengah jam kemudian saya bisa menghubungi. Namun, saya harus menunggu lama lagi sekitar satu setengah jam lagi. Sampai pada akhirnya, supir itu muncul dan saya memulai perjalanan ke Jember melalui rute probolinggo.

Surabaya - Jember
Surabaya-Jember

Perjalanan dari Surabaya ke Jember ini di tempuh sekitar 4 sampai 5 Jam perjalanan. So, masih panjang perjalanan saya, tapi nikmati aja ya kan? Iya. Tapi tidak lama kemudian, supir pun melaju dengan kecepatan tinggi. Saya lihat sekeliling, "oh ini masih jalan tol jadi wajar kalo melaju dengan kecepatan tinggi". Jalan tol pun dilalui, tapi mobil ini masih berjalan diatas kecepatan 100 km/jam, "oh ini supir kejar setoran ya?" Batin saya. Saya pun melirik partner tugas luar kantor saya, Ia pun tak nyaman dengan kecepatan tinggi ini. Ah, ini sangat tidak nyaman, saya berusaha untuk tidur, namun tak bisa. Yang bisa saya lakukan untuk saat itu adalah berdoa sebanyak-banyaknya.

Setelah satu setengah jam berpacu dengan jantung yang mau copot, akhirnya penderitaan itu sementara terhenti karena supir mampir di sebuah restoran. "Ah, lega untuk sementara."

Setelah saya kenyang dengan nasi ayam yang memang enak, dan murah. Supir pun melajukan kendaraannya, dan ya seperti yang saya tebak, supir ini malah melaju dengan kecepatan tinggi. Sport jantung pun dimulai lagi. Entah apa yang ada dipikiran supir ini, yang pasti sangat menyiksa.

Kejadian tak terduga terjadi, supir ini mulai melambatkan kendaraan. Saya melihat ke kursi kemudi, dan astaga supirnya ngantuk. Saya segera menepuk teman kerja supaya membangunkan supirnya. Beruntung didepan mobil kami tidak ada satupun mobil yang melintas, kalau ada satu saja yang melintas, entah apa jadinya nasib saya.

Seluruh penumpang sepakat menginstruksikan supir travel tersebut untuk beristirahat sebentar, daripada nasib saya tak menentu karena supir yang ngantuk. Alhasil, saya berhenti sejenak di pom bensin. Lega plus kesal juga karena supirnya teledor seperti itu. Tapi sudahlah, yang penting bisa bernafas lega untuk sementara.

Setelah saya menunggu selama setengah jam lebih, akhirnya supirnya muncul dengan muka yang sedikit fresh. Alhamdulillah, dan mobil melanjutkan perjalanan yang hampir sampai di Jember.

Dan, akhirnya saya sampai di Jember satu setengah jam kemudian. Lega banget akhirnya bisa selamat sampai Jember. Kayaknya saya kapok naik travel yang satu itu. Hahaha. Tapi seru juga ya kalo dipikir-pikir saya bisa lihat pembalap beneran *lirik supir travel yang ngantuk*.

Jember 

Saya menginap di Hotel Bintang Mulia di Jalan Nusantara, dekat dengan pusat kota Jember atau alun-alun. Hotel ini sangat saya kenali, karena dua tahun sebelumnya, saya juga pernah menginap disini. so far Hotel ini sangat nyaman.

sumber : jemberajib.wordpress.com 
Bercerita tentang Jember, dengan sebutan kota tembakau, adalah salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki potensi pariwisata yang cukup mengagumkan. Iya karena memiliki Puncak, dan Pantai yang menawan. Untuk puncaknya, Rembangan merupakan tempat pariwisata yang diminati pengunjung karena sejuk dan dapat menikmati pemandangan kota Jember secara keseluruhan. Sedangkan Pantai, tak mau kalah dengan Bali, Jember memiliki pantai pasir putih, yaitu pantai Papuma. Dan pantai lainnya adalah Pantai Watu Ulo.

Rembangan 

Ingin melepas stress, penat dan rutinitas yang menghadang anda setiap hari, cobalah berwisata ke Puncak Rembangan Jember. Dijamin semua stress dan penat pun hilang seketika. Puncak Rembangan ini dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan sewa. Harga tiket masuk pun termasuk murah yaitu sekitar Rp 7.500 dan parkir mobil/motor sekitar seribu sampai dua ribu setiap kendaraan, murah bukan?

Sebelum sampai ke Puncak, di perjalanan saya menemukan fakta unik mengenai pohon yang banyak ditanam oleh penduduk Jember, yaitu pohon sengon. Ya, sengon di pandang sebagai salah satu pohon yang dapat menghasilkan keuntungan daripada pohon jati. Alasan menanam pohon sengon karena waktu panen yang lebih singkat dari pada pohon jati.

Selain pohon sengon, ada lagi yang menarik perhatian saya, yaitu pohon buah naga. Iya buah naga yang merah menyala itu warnanya. Seumur-umur saya hanya pernah menikmati buah naganya saja dan tak pernah melihat secara langsung pohon. Namun, di perjalanan ini saya mendapatinya. Dan, wow ternyata pohonya memang seperti naga, makanya disebut Buah Naga.

Ornamen di Rembangan


Narsis di Rembangan
Sebenarnya, Rembangan hanya menyajikan penginapan dengan fasilitas restoran dan kolam renang dengan permainan anak-anak yang lengkap, namun karena dikemas dengan baik, dan pemandangan yang bagus, maka wisatawan akan terhibur.

Pantai Papuma
Pemandangan Menuju Pantai Papuma - Jember

Pantai dengan hamparan pasir putih yang indah dan tebing bebatuan yang mirip dengan tanah lot di Bali ini memang sangat memikat perhatian saya. Letaknya hampir satu jam dari pusat Kota Jember. Saya sebenarnya penasaran dengan pantai ini, karena kunjungan saya sebelumnya hanya sempat mengunjungi Puncak Rembangan. Untungnya, hari ini bisa ke Pantai Papuma.

Selain pantai Papuma, ternyata ada Pantai Watu Ulo yang terdapat tidak jauh dari Papuma ini. Namun, saya memilih Pantai Papuma karena 'Pasir Putih'nya yang indah. Lihat saja hamparan pasir putihnya (gambar dibawah) yang mampu menyihir pengunjung untuk menikmatinya. Pantai ini menarik wisatawan lokal baik dari Jember maupun luar Jember. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan, diantaranya berenang, bermain pasir, atau sekedar jalan-jalan menikmati deburan ombak serta pasir putihnya. Jujur saja, saya menikmati keindahnyanya, namun ada satu hal yang mengusik hati saya. Saya lihat sekeliling pantai, banyak sekali sampah yang berserakan, serta banyaknya warung-warung yang membuat pantai menjadi sempit dan kotor. Menurut saya, jika PemKot tidak merawatnya dengan baik, maka beberapa tahun kedepan, Pantai ini akan sangat kotor dan berpengaruh terhadap wisatawan.

Pasir Putih - Papuma

Pasir Putih - Papuma



























Dan, akhirnya setelah puas jalan-jalan sepanjang pantai pasir putih ini, saya memutuskan untuk menikmati pemandangan indah lainnya disisi atas dari pantai, yaitu batu-batu koral yang menyerupai bukit-bukit batu seperti tanah lot yang ada di Bali.

Indah sekali bisa menikmati sunset di ujung bukit koral di Pantai Papuma ini. Sekali memandang sunset yang indah itu, ingin rasanya menikmatinya lagi dan lagi, karena memang Indah dan Indah.

Sunset di Papuma

Rujak Cingur ala Jember

Pernah merasakan lezatnya Rujak Cingur? hmmm pasti anda tidak akan terlewat untuk menikmati makanan lezat khas Surabaya ini. Saya sempat kaget kala mendapati Jember juga ada makanan ini, ya Rujak Cingur ala Jember. 

Sebelumnya, saya belum pernah sekali pun mencicipi rujak ini. Saya hanya mendengar cerita dari teman-teman serta info dari televisi ataupun majalah kalau makanan ini disebut rujak 'Cingur" karena campuran antara buah-buahan, sayuran serta di campur dengan daging lidah sapi atau kerbau. Mendengar percampuran ini saya pun membanyangkan apa rasanya jika saya memakannya.

Rujak Cingur Khas Jember
Rujak Cingur telah siap di meja. Saya meliriknya. Hmmm rasanya harus di coba, apalagi saya sangat penasaran dengan rasanya. Saya buka bungkusnya, dan meilhat semua yang disebutkan tadi. Saya mencoba buah-buahan terlebih dahulu dan 'WOW' ini enak sekali. Rasanya bermacam-macam bercampur jadi satu. Ada segar dari buah dan sayuran, ada manis dan gurih dari sambal serta tempe, dan terakhir yang lezat yaitu lidahnya yang kenyal dan enak. PUAS menikmatinya. Love Rujak Cingur.

Work

Saya bekerja dari hari Sabtu sampai Selasa tanpa terputus (Hari Minggu pun masuk) di PTPN X di Jember. Nah, ini beberapa hal yang saya lakukan disana.

Stock Bobin - Jember


Buruh Pabrik Tembakau - Jember

Pabriknya - Jember


Surabaya

Dan, akhirnya setelah 5 hari di Jember kini tiba saya kembali ke Surabaya untuk terbang ke Jakarta via Djuanda.

Surabaya itu kotanya mirip-mirip Jakarta. Ya macetnya, ya panasnya, tapi yang beda adalah budaya jawa yang kental di sini. Kalau ke Surabaya tidak lengkap tanpa ke monumen Sura Boyo dan manumen kapal selam yang terletak di bantaran Kali Mas di pusat Kota Surabaya.

Monumen Sura Boyo 

Kuliner

Ke Surabaya tak lengkap kalau tidak mencicipi kuliner di sini. Ada beberapa tempat yang bisa anda singgahi salah satunya yaitu Bu Rudy yang menjual sambal beserta oleh-oleh yang berasal dari Surabaya serta Jawa Timur. Bu Rudy ini sangat terkenal dengan sambal yang enak serta beberapa jenis makanan dan bumbu racikan yang terkenal lengkap dan murah.



Setelah ke Bu Rudy, saya merasa lapar sekali, tadinya mau makan di Bu Rudy, namun berhubung ramai dan tidak mendapat tempat duduk terpaksa saya beralih ke Gudeg Surabaya.

Gudeg di Surabaya? Apa ada? Iya di Surabaya ini ternyata ada gudeng yang enak dan gurih. Rasa yang ditawarkan gudeg ini sangat memanjakan lidah kita. Bayangkan gurihnya santan serta buah nangka yang dimasak beserta krecek yang sangat gurih jika di lumat didalam mulut kita. Tidak menyesal saya mencicipi kuliner yang satu ini.

Gudeg Surabaya

Mau menikmati Gudeg ini di Surabaya? Mau kan, cukup kunjungi saja Depot Gudeg Bu Har yang terdapat di Jalan Prof. Moestopo atau dikenal dengan daerah DharmaHusada Surabaya. Dijamin bakal ketagihan lagi dan lagi.

---
see you in next TravelWork

Salman Faris

You Might Also Like

12 Comments

  1. maulah kesana bg.. hahah.. jadi guide nanti ya

    BalasHapus
  2. wa... komplit man...
    tapi kok oleh-oleh roll tape gak ada sih... :D

    BalasHapus
  3. Pantai Papuma, beru denger gue...
    Maklum akhir akhir ini da update utk jalan jalan...
    Pernah ke surabaya jember, tapi sayang ga mampir ke pantai situ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pantainya bagus banget, tapi memang agak ngga kerawat

      Hapus
  4. ke timur lagi, bablas ke Banyuwangi. Bukan ke rumah saya, tapi ke Plengkung atau ke G-Land. Pantainya masih alami dan menyenangkan. Cuma jauhnya itu yang bikin pantat panas. Swear! Pokoknya keren deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah banyuwangi ya, pengen juga kesana, wisata pantai yang menyenangkan, hehehe....

      Hapus