Kisah Ruben dan Clara

3/24/2015 06:33:00 AM



Kastil : Sumber Gambar (http://www.voucherhotel.com/travel/kastil-megah-di-skotlandia)


Sebuah Kastil di Skotlandia

Ruben menatap Kastil itu lekat. Kastil itu kokoh, sekokoh pendiriannya saat ini. Gerbang tinggi itu mengukuhkan kekuatan yang tidak mungkin  ia tembus. Namun, ia yakin bahwa ada sebuah kekuatan dan ketulusan yang mampu melawan sebuah kekokohan dan kesombongan itu. Perlahan namun pasti, Ruben terus melangkah.

Didalam Kastil, seorang wanita, bernama Clara menunggunya. Menunggu sampai Ruben mampu menapaki setiap langkah hingga menunju tangga akhir. Tak peduli berapa lama Clara harus menunggu, namun hatinya sudah terpaut pada Ruben.

“Aku akan menjemputmu, Clara. Aku berjanji.”

Ruben menggengam sebuah jam pemberian Clara. Ia menatap kastil itu lagi, memastikan langkah dan tekadnya makin kokoh.

“Aku menunggumu, Ruben. Tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan.”

Beberapa penjaga melihat sosok pria di bawah Kastil. Kemudian, tak berapa lama ratusan pasukan disiapkan untuk berjaga.

Ruben menghunuskan sebuah panah ke arah gerbang. Berharap gerbang itu dapat terbuka dengan sebuah anak panah. Namun, usahanya sia-sia. Anak panah itu bahkan patah, tak berbentuk. Ruben mengepalkan tanganya. Ia mencoba sekali lagi. Tetap saja anak panah itu patah, bahkan tak berbentuk lagi. Tekad kuatnya makin menjadi. Kali ini ia berlari dan menghunuskan sebuah pedang kearah Gerbang Kastil. Namun, pedang itu pun patah.

Ruben terdiam. Ia hanya seorang diri. Bagaimana untuk merobohkan sebuah gerbang kokoh Kastil ini? Ia masih bertahan di depan gerbang, sampai tiba-tiba gerbang itu terbuka dengan sendirinya. Ketika Ruben masuk ke Kastil, dilihatnya sebuah bangunan lain. Ia melihat Clara dengan pakaian yang telah berubah. Ia tak memakai sebuah gaun biasa ia pakai. Kemudian pasukan-pasukan penjaga gerbang pun berubah. Mereka mengenakan pakaian yang tidak familiar. Kemudian Ruben juga melihat sebuah jam besar. Seperti menara jam yang besar. Ia terperangah. Sampai ia pun lupa bahwa dirinya pun telah berubah, ia tak memegang busur panah, pakaian perang maupun sepatu panjang yang seperti biasa ia kenakan.

“Pakaian apa ini?”

Ruben bertanya dalam hati. Sampai ia melihat Clara yang berjalan menuju menara jam itu.

“Clara!”

Ruben coba memanggil dengan suara lantang, namun suara itu tertelan oleh suara desingan mobil dan suara orang-orang disekitanya.

London Icon (Sumber : http://www.jamindustries.co.uk/home/jams-london-adventure-to-the-rally)

London

“Tuan, dimanakah ini?” Ruben bertanya kepada salah seorang pemuda dijalan itu.

“Ah, jangan panggil saya tuan, panggil saja Mark. Ini London.”

“London?” Ruben tidak mengerti dimanakah ini. Ia melihat banyak sekali mobil yang lalu lalang.

Mark ikut terdiam. Kemudian ia bertanya “Kamu baru tiba di London?”

“Iya, saya baru tiba dari Kastil, kemudian saya terdampar disini. Saya tak mengerti mengapa saya berada disini.”

“Oke, baiklah, saya akan mengajakmu kesebuah tempat. Tempat yang akan membawa ke masa mu dan mungkin ini bisa membantu mengenal London lebih dekat.”

Ruben mengikuti langkah Mark. Sekelebat saja kemudian Ruben telah berada di British Museum. Dalam perjalanan kesana Ruben menemui beberapa tempat yang mirip dengan bagunan pada masanya, seperti Buckhingham Palace dan Saint Paul Chatedral.

“Bangunan itu mirip istana dan gereja ditempat saya,” Ruben menjelaskan kepada Mark sebelum mereka tiba di British Museum.

“Kemarilah, saya akan menunjukan sebuah lukisan.”

Ruben mengikuti langkah Mark yang semakin cepat. Mark menjelaskan bahwa banyak koleksi dari berbagai peradaban. Mungkin saja banyak yang bisa menjelaskan semua misteri Ruben.

Perlahan Mark mendekati seseorang wanita. Wanita itu terlihat familiar. Sampai kemudian, wanita itu membalikan badan dan merangkul Mark dengan mesra. Ruben terperanggah. Wanita itu adalah Clara. Wanita yang ia temui menuju ke arah jam besar ditengah kota.

“Ruben, ini tunangan saya. Cleo namanya.”

Ruben menjabat tangan Cleo dengan lemah. Tangannya tak berdaya. Mark dan Cleo menatap Ruben dengan senyum.

“Ruben, Cleo akan menunjukan beberapa lukisan. Mari kita ikuti Cleo.”

Kami bertiga berjalan beriringan melewati beberapa koleksi Museum yang sangat menawan, banyak koleksi yang menarik hatinya, tak terkecuali sebuah dekorasi dari Parthenon yang luar biasa bagus. Langkah saya terhenti ketika melihat sebuah lukisan besar disana. Didalam lukisan itu berdiri kokoh sebuah Kastil. Didalam kastil itu lah, Ruben melihat sosok Clara, dan kemudian ketika ia melihat ke arah bawah, ia melihat dirinya yang tengah menghunuskan sebuah pedang. Ruben terperangah. Ia tak percaya bahwa itu adalah dirinya.

Your Creativity is great, Cleo,” Ruben memuji lukisan itu. Walaupun sebenarnya ada rasa yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata lain.

“Bukan, ini lukisan nenek moyang saya di Skotlandia.Lukisan ini menceritakan wanita dan pria dalam lukisan itu yang akhirnya tak dapat bersatu, karena pria itu terbunuh,” Cleo menjelaskan lukisan itu.

Ruben terkejut. Dirinya terbunuh. Tidak mungkin itu terjadi. Ia kemudian berlari dengan cepat, meninggalkan bangunan museum itu. Ia menelusuri subway yang persis berada di bawah museum. Ruben melihat sebuah lambang lingkaran dengan bertuliskan underground melintang diantara lingkaran itu.

Sumber : http://unclegoop.com/2013/05/03/merawat-arloji
Kemudian ia berjalan menuju sebuah kursi tunggu. Tiba-tiba saja terdengar bunyi benda jatuh. Ruben dengan sigap melihat benda yang jatuh. Ia meraihnya dengan cepat. Diikuti dengan tangan wanita yang meraihnya juga. Ruben melihat benda itu dengan terpana. Sebuah jam yang pernah Clara berikan padanya. Sesaat kemudian wanita itu mengengamnya dengan erat. Ruben melihat wajah wanita itu kemudian terkejut.

“Clara?”

“Iya namaku Clara, tapi bagaimana anda tahu nama saya, sedangkan kita tidak pernah bertemu sebelumnya,”

Wanita itu kemudian berjalan menuju kereta. Ruben masih terpana sampai sebuah pintu kereta terbuka, dan dengan tergesa-gesa wanita bernama Clara itu masuk. Ia mengejar dengan cepat beberapa menit kemudian. Namun, pintu kereta itu telah tertutup.

“Clara!” Ruben memanggilnya sekali lagi dengan suaranya yang parau.

Sumber : https://twitter.com/gameofthrones
Game of Thrones

http://hboasia.com/HBO/id-id/shows/game-of-thrones/cast/
Oberyn Martell merupakan salah satu tokoh dalam Game of Thrones. Oberyn merupakan seorang pangeran muda dari Dorne. Walaupun sangat muda namun karakternya sangat tangguh dan menjadi panutan, karakternya sedikit tergambar pada salah satu tokoh di cerpen yaitu Ruben. Obreyn memiliki julukan yang sangat terkenal yaitu “Red Viper”.


Diikut sertakan dalam "Creativity is GREAT Competition"

https://www.facebook.com/notes/fantasious/menangkan-hadiah-jalan-jalan-gratis-ke-lokasi-shooting-game-of-thrones-di-uk/407826519391264

You Might Also Like

65 Comments

  1. "wanita dan pria dalam lukisan itu yang akhirnya tak dapat bersatu, karena pria itu terbunuh" sedih bangeeeeeet :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Wida, thanks ya udah baca cerpennya, doain ya biar bisa jalan2 ke UK :D

      Hapus
    2. Sama-sama, asik ya semoga tercapai :)

      Hapus
    3. @Wida Zee, amin2 Ya Robal Alamin :D

      Hapus
    4. wewww claraa , cantik benerrr , coba ada di dunia nyata ku ajak traveling :p

      Hapus
  2. Pandai bikin cerpen ternyata. Kalau jalan-jalan ke London jangan lupa selfie sama penjaga istana buckingham yah. hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Mas Ridha, nyambi Mas, kan harus multitalent biar bertahan diindustri ini halah *dilempar sandal*

      Hapus
  3. endingnya sedih yah, ga bersama-sama

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Devina Putri, kan udah ketemu sama Clara di London, hehehe, iya biar dramatis :D

      Hapus
  4. jadi selama ini mas salman cerpenist ya...ihhhh...keren abizzz...amiien semoga menang mas...tapi sayang endingnya kok biken mewekkk...emang harus gitu ya :"(

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Mba Dwi, ini sambilan Mba kekeke, amin2 doain ya, iya sengaja biar memdrama sekali cerpennya :D

      Hapus
  5. wah ternyata bos nya ini.. semoga menang bos

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Anak Nelayan, hehehe amin2 semoga, makasih doanya ya :D

      Hapus
    2. Semoga menang gan , dan jangan lupa share cerita liburan nyaaa

      Hapus
  6. Kenapa harus ada yang meninggal siiiih.. T_T

    BalasHapus
  7. Ceitanya sedih juga yah kasiannn ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Ainnul, yup begitulah cinta deritanya tiada akhir :D

      Hapus
  8. Lho ruben itu ama clara tho ??? yang bener yg mana sech. Setau gw ruben itu sama sarwendah mantan personel cherrybelle #GagalPaham #kaburrr
    Btw aku doain menang yesss, biar bisa keliling UK trus jangan lupa aku diajak atau minimal oleh2 lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Bang Cumiii, hahaha iya Ruben Onsu itu hahaha, salah orang Bang, pintu keluar diujung sana kekeke

      Amiiin Ya Robal Alamin, sip2, nanti tak bawain foto Big Ben aja ya :D

      Hapus
  9. Game of Thrones itu serial banyak adegan hotnya ya gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. @rachmat Amienullah, wahahaha hayo fokusnya kok ke adegan itunya aja :D

      Hapus
  10. Okeh...
    Itu semangatnya emang perlu ditiru. Gak takut dengan apa yang akan dia hadapi di depan. Yang di pikirkan adalah berjuang sampai akhir demi mendapatkan apa yang dia inginkan.

    Walaupun terkadang apa yang kita harapkan gak sesuai kenyataan si. Cuma lebih baik berjuang walaupun gagal daripada gagal tapi gak ngelakuin apa-apa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Mas Haris, lebih baik mencob dari pada hanya berpangku tangan dan menyerah begitu saja, setuju Mas :D

      Hapus
  11. sbenernya saya suka marah-marah loh kalo endingnya ga bisa bersatu.ini cinta bro, tentang perasaan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Hendri, jangan marah2 donk hahaha, ini memang soal perasaan yang kemudian harus terpisah namun akhirnya mereka menyatu hahaha :D

      Hapus
  12. hiks..malangnyaaa....ditunggu kartupos landen ya mas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Mba Dedew, iya Mba malang banget, amiiiin2 makasih doanya Mba :D

      Hapus
  13. Weleh... aku gak terlalu suka ama genre Game of Thorns ini. Moga sukses yah lombanya Bang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Hilda Ikka, Fan Fiction, tapi bagus kok, dulu awaknya ngga suka, tapi lama kelamaan juga suka aja hehehe
      Amin2 Ya Robal Alamin, Makasih doanya

      Hapus
  14. Huhuu sad ending :'( Tapi moga2 lombanya hapy ending yak mas, moga menang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Rahmi Aziza, iya memang agak sad ending disini Mba, amin2 Ya Robal Alamin, makasih doanya ya :D

      Hapus
  15. Sedihnya mengena, perjuangan ya memang mengisahkan nilai yang menjual dalam film ini. Pastinya ini sangat menghibur kita dikala jenuh, semoga kita bisa meraih kebahagiaan itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Muhammad Adam, makasih Mas Adam sudah membaca cerpen saya, doain menang ya, makasih banyak :D

      Hapus
  16. bagus cerita nya sob, tapi sayang nya nggak happy ending yak, jadi sedih ane baca nya sob huhuhu :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Aidil, makasih Banyak loh hahaha, memang agak sedikit Sad ending, doain aye menang ya :D amin2

      Hapus
    2. kalau saya juga turut mendoakan, dan semoga aja menang gan. jangan lupa makan-makannya ya bro heheeee

      Hapus
    3. @Mbah Dinan, amin2 makasih banyak doanya semoga berhasil ya aye amin2, makan2nya ntar dikirim pake tiki :D *siapin krupuk sekarung* hahaha

      Hapus
  17. cerita yang menarik dan sebuah fiksi kehidupan cinta dua anak manusia (ruben dan clara) yang dijauhkan dari perubahan waktu....nice article and nice romance

    BalasHapus
  18. @Mbah Dinan, yup Mbah, kayaknya mendalamui banget nih bacanya Mbah hehehe, makasih udah baca ya Mbah

    BalasHapus
  19. Wah ceritanya keren, selain untuk dinikmati aku bacanya smbil mikir juga loh hehhee..
    ini belum ending yah Mas, dibuat lagi dong lanjutannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Keke, wah makasih banyak loh udah menikmati ceritanya hehehe, nantikan kelanjutannya ya hehehe :D

      Hapus
  20. Hahaha, pas lihat Oberyn Martell langsung ngakak. Wajahnya mirip John Frusciante, ya :D Pose yang ini: http://wac.450f.edgecastcdn.net/80450F/loudwire.com/files/2011/08/John-Frusciante.jpg

    BalasHapus
  21. baca artikel ini jadi kepikiran film Narnia :)

    kastil2 kuno tapi sangat menawan...
    jadi pengen banget ke UK

    *ketemu clara

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Choirul Huda, yuk ke UK hehehe, gw juga pengen ketemu ama Clara :D

      Hapus
  22. Errrr... keren ceritanya :' kalimat-kalimatnya sedih pula itu :'

    Bang salman pandai bikin cerpen ya? hebat :'

    Eh, semoga menang lombanya ya :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Febri, wahahah ini kecemplung aja kok bikin cerpennya :D

      amin2, makasih banget doanya ya Feb, moga menang kuis Note Edge juga ya

      Hapus
  23. cerpennya bagus mas buat cerpenyang lainnya dong mas hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Tips Kesehatan, sippp2 ntar di lanjutin ya, hehehe makasih2

      Hapus
  24. kadang apa yang kita inginin belum tentu apa yang kita butuhkan :( sedih ihhh

    BalasHapus
  25. Aduh, gambar kastil dan ceritanya sesuatu...mau dong aku jadi Clara... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Eka Fikriyah, thank you Eka hehehe, Jadi Clara boleh tuh, kan bisa jalan2 ke London yak hehehe

      Hapus
  26. Maaf, Bang. Baru sempet mampir. :(
    Maklum, krisis kuota. Hehehehe. Oh, Clara. Enak banget jadi tokoh Clara di cerita itu.
    Btw, goodluck, semoga bisa jalan-jalan ke UK. Aamiin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Yoga, hehehe iya dimaafken kok, iya sama, kemaren2 juga krisis waktu untuk nulis dan blogwalking nih hehehe, amin2 makasih doanya ya :D

      Hapus
  27. masih ada kekurangannya tapi idenya keren kak! :D

    BalasHapus
  28. Udah pengumuman belum nih? Semoga menang :)

    BalasHapus