Menuju Indonesia Bebas Kusta

2/03/2024 11:51:00 AM

 

Pada Peringatan Hari Kusta Sedunia yang jatuh pada 28 Januari 2024 ini banyak sekali pekerjaan rumah Indonesia. Saat ini Indonesia masih tercatat sebagai negara dengan penderita kusta terbanyak peringkat 3 di Dunia. Sebetulnya apakah terdapat korelasi antara negara berkembang atau kemakmuran suatu negara dengan penyakit ini? Ternyata 3 negara teratas penderita kusta terbanyak juga termasuk dalam negara berkembang dengan banyak penduduk. 

Selain itu, ternyata penyakit kusta termasuk penyakit tua bahkan sudah terjadi pada zaman nabi Muhammad SAW bahkan sebelumnya. Pada saat itu, sudah ada teknik pengobatan yang bisa mengurangi bahkan mengobati penyakit, dan saat ini telah banyak obat yang bisa menggobati kusta hingga sembuh total. 

Stigma negatif penderita kusta pun terkadang menjadi peran pada penyakit ini. Sering kali Kusta dianggap sebagai penyakit yang diebabkan oleh guna-guna atau kutukan masih merebak di masyarakat. 

Mitos dan Fakta Mengenai Penyakit Kusta

Stigma negatif terhadap penyakit kusta masih menjadi masalah serius di Indonesia, meskipun upaya pencegahan dan pengobatan telah dilakukan secara intensif. Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia telah terpapar pada pandangan yang keliru dan mitos seputar kusta, yang menyebabkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita.

Salah satu penyebab stigma negatif adalah ketidaktahuan tentang penyakit ini. Banyak orang masih percaya bahwa kusta adalah kutukan atau hukuman atas dosa-dosa masa lalu. Mitos ini memberi ruang bagi penyebaran ketakutan dan ketidakpahaman, memicu perilaku diskriminatif terhadap penderita kusta. Penderita sering dianggap sebagai beban sosial dan diisolasi dari masyarakat.

Menurut Siloamhospital.com, ada beberapa Mitos yang sering dianggap benar dan sudah saatnya diluruskan mengenai hal tersebut.

Penyakit Kutukan dan Turun-Menurun

Sering beredar di masyarakat bahwa penyakit kusta merupakan penyakit kutukan dan turun-menurun. Dan faktanya adalah bahwa penyakit disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium leprae. Namun demikian, risiko menderita kusta dapat semakin besar jika salah satu anggota keluarga terkena penyakit ini.

Mudah Menular

Sering kita anggap bahwa Kusta akan sangat menular walaupun tidak terjadi kontak apapun, dan faktanya adalah kusta tidak akan mudah menular kecuali jika Anda tidak melakukan kontak berulang dengan penderita. Dan, sering dianggap kalau penularanya itu bisa terkena melalui udara atau droplet dari penderita, namun ternyata penularannya itu terjadi jika melalui kontak erat dengan penderita selama periode tertentu. Dan, satu hal lainnya adalah hindari penggunaan handuk dan pakaian yang sudah dipakai oleh penderita kusta ini.

Kutsa Tidak Dapat Disembuhakan 

Nah, inilah yang beredar di masyarakat mengenai penyakit kusta yang tidak dapat disembuhkan, padahal faktanya adalah penderita kusta dapat sembuh dengan perawatan dan pengobatan yang cepat dan tepat. Nah, salah satu yang harus dilakukan adalah dengan terapi multiobat (Multi Drug Therapy/MDT) yang mendapatkan pengawasan langsung dari dokter, kusta dapat disembuhkan secara total.

Tidak Menyebabkan Komplikasi Serius

Nah, penyakit kusta ini merupakan penyakit yang menyerang kulit dan sistem syaraf, serta akan terjadi komplikasi yang cukup serius namun dianggap sebagai penyakit yang biasa saja seperti penyakit kulit, padahal sebaliknya dan akan terjadi penyakit lainnya seperti kemuduran pengelihatan, kerusakan oragn lainya sehingga harus segera ditangani dengan serius. 

Menuju Indonesia Bebas Kusta Pada Peringatan Hari Kusta Sedunia 2024


Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan mencatat hingga semester pertama pada 2022,  jumlah penderita penyakit kusta di Indonesia mencapai sekitar 13.000 orang. Dalam kurun waktu setahun, sekitar 20 ribu orang pun terkena penyakit ini 

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi masalah kusta, termasuk kampanye penyuluhan, peningkatan aksesibilitas terhadap pengobatan, dan upaya pengurangan stigma sosial. Program imunisasi dan deteksi dini juga berkontribusi pada penurunan kasus. Meskipun demikian, upaya untuk menghilangkan stigma negatif terhadap kusta tetap menjadi fokus, mengingat dampak sosial dan ekonomi yang seringkali dialami oleh penderita.

Indonesia tekad untuk menjadi negara bebas kusta pada 2045 (Indonesia Emas). Langkah-langkah pencegahan dan pengobatan semakin diperkuat, mencakup kampanye penyuluhan massal, akses terpenuhi terhadap pengobatan, dan peningkatan sistem deteksi dini. Kesadaran masyarakat tumbuh, mengurangi stigma dan memotivasi penderita untuk mencari pengobatan tanpa rasa takut. Dengan kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat, Indonesia semakin mendekati visi mulia untuk menjadi negara bebas kusta pada tahun 2045, memastikan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua warganya.


You Might Also Like

0 Comments