Mengangkat UMKM Tenun Timur Indonesia: Peran BRI di Kampung Umauta, Flores

11/29/2024 11:10:00 PM

UMKM Export Brilianpreneur (Dok. pribadi : salmanbiroe.com)

Jika tidak melihat produk yang dipajang pada UMKM Export Brilianprenuer, maka tak seorang pun tahu bahwa ini adalah produk UMKM berkualitas ekspor, bahkan beberapa diantaranya telah beredar di pasar internasional. Indonesia patut berbangga dengan beberapa produk ekspor seperti mie instan, elektronik, kopi, kebaya, batik dan kain tenun. 

Kain tenun asal Nusa Tenggara Timur mendunia berkat salah satu brand ternama di dunia menggunakan kain ini dalam mahakaryanya. Selain itu, banyak fashion desainer yang menampilkannya dalam peragaan busana kelas dunia. Kain tenun kini dikenal lebih luas di dunia internasional. 

Di balik ketenarannya, pengrajin kain tenun membutuhkan waktu lama, proses dan pewarnaan alami serta keterbatasan modal dan pemasaran, Sanggar Doka Tawa Tana tetap berjalan sebagai pelestari warisan tenun khas Indonesia Timur. 

Sanggar Doka Tawa Tana: Pelestari Warisan Tenun 

Seorang Ibu menenun di UMKM Export Brilianpreneur 
(Dok. pribadi salmanbiroe.com)

Wa'e Heleng Jaga Agang Nian Tanah, sebuah nyanyian diciptakan oleh Cletus Beru Lege Lora dari Sanggar Doka Tawa Tana, Umauta, Flores. Bersiaga di pintu gerbang kampung halaman agar terhindar dari penyakit atau pengaruh buruk masuk kampung halaman, begitulah makna tersirat dan begitu mendalam. Lagu ini lahir pada saat badai pandemi menerpa dan berimbas dengan perekonomian terutama pengrajin kain tenun. Namun, pandemi tak menyurutkan semangat UMKM kain tenun di kabupaten Sikka dengan tetap menjalankan pekerjaan dan dibantu oleh BRI terutama dalam hal modal dan pemasaran. 

"Dari kami belum ada, nenek moyang kami sudah punya tenun."

Bapak Cletus Beru, ketua kelompok Sanggar Doka Tawa Tana dari Kampung Dokar menceritakan bahwa tradisi menenun sudah turun temurun dari nenek moyang, dilanjutkan sampai sekarang oleh perempuan di kampung tersebut. 

"Tenun digunakan dari lahir sampai meninggal."

Kain tenun disebut sebagai pakaian adat dari manusia tersebut lahir ditutupi kain sehingga meninggal. Pada momen-momen adat dan seremonial, kain tenun pun merupakan pakaian yang wajib digunakan. 

Bapak Cletus Beru, Ketua Kelompok Sanggar Doka Tawa Tana
(Dok. Pribadi : salmanbiroe.com)

"Saat orang tua menenun, anak-anak dilibatkan. Bahkan anak saya dari SMP sudah bisa menenun."

Kebiasaan orang tua menenun diajarkan langsung ke anak perempuan, sebagai pewaris tradisi. Selain itu, keahlian ini harus dimiliki seorang perempuan agar dilirik oleh calon suami dan mertua melalui hasil kain tenun yang dibuat. Tradisi ini masih dijaga sampai saat ini. 

Kemudian, seorang wanita di sela-sela mengurus anak dan suami, masih sempat melakukan pekerjaan tenun. Pengrajin kain tenun membutuhkan waktu cukup lama dalam membuat selembar kain sekitar 3-6 bulan. Tak hanya itu, proses pembuatan yang menggunakan proses dan pewarna alam mulai dari pencelupan, pewarnaan dan pencucian hingga dihasilkan sebuah kain tenun.   

Permintaan pasar cukup banyak, namun karena proses pembuatan kain tenun masih menggunakan peralatan tradisional dengan cara alami, maka dibutuhkan waktu untuk memenuhi permintaan dari pelanggan tersebut. Beruntung, Pak Cletus bertemu dengan BRI pada tahun 2018. Semenjak saat itu, BRI memberikan perhatian lebih terutama dalam hal modal dan pemasaran. 

Mendukung Kearifan Lokal: Peran BRI dalam UMKM Tenun Timur Indonesia

Kain tenun yang dimodifikasi oleh Fashion Designer
(Dok pribadi : salmanbiroe.com)

Dokar, sebuah kampung di Kabupaten Sikka biasanya didatangi oleh wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara. Wisatawan sangat tertarik dengan proses menenun dari mulai proses pencelupan, pewarnaan dan pencucian. Tak hanya itu, arti setiap warna yang dihasilkan dari bahan alami pun membuat wisatawan selalu terpana dengan penjelasan seorang pengrajin tenun. 

Sanggar Doka Tawa Tana terbentuk disekitar tahun 1960-an, saat itu orang tua Bapak Cletus merupakan pemuka adat sekaligus ketua kelompok. Saat ini sanggar ini telah beranggotakan sekitar 380-an orang, yang merupakan penduduk Kampung Umauta. Selain menenun, sanggar ini memiliki keahlian seperti menari dan bernyanyi dalam iringan musik tradisional, biasanya kelompok ini akan tampil dalam pernikahan dan ritual adat lainnya. 

Produk kain tenun dijual pada saat kunjungan wisatawan dan sesuai dengan permintaan dari pelanggan yang telah membeli sebelumnya. Selain itu, produk dikirimkan ke Jakarta, Singapore, Malaysia, Australia dan beberapa negara lain. Namun, karena produksi masih mengandalkan peralatan tradisional dan pemasaran pun masih konvensional sehingga permintaan pasar pun tidak dapat dipenuhi dengan maksimal. Permasalahan krusial lainnya adalah terbatas modal usaha karena mata pencaharian utama masyarakat sekitar adalah petani dan peternak. 

Kain Tenun dari Doka Tawa Tana
(Dok. Pribadi : salmanbiroe.com)

Semenjak menjadi UMKM binaan BRI, kelompok tenun mengalami banyak perbaikan terutama dalam permodalan usaha. Sebelum memberikan modal usaha, BRI melakukan berbagai kegiatan sosialisasi mengenai pengelolaan atau manajemen keuangan untuk modal, pemanfaat dan pengembaliannya. 

"BRI itu sangat luar biasa, karena sangat terbuka. Tidak menginginkan memberikan pinjaman untuk mendapatkan agunan, namun hanya sebagai syarat. Yang dipentingkan adalah meningkatnya suatu usaha," Cerita Bapak Cletus. 

Bapak Cletus juga membandingkan bagaimana cara BRI yang kekeluargaan dalam hal penagihan, tidak seperti lainnya yang layaknya rentenir. Jika terjadi permasalahan kredit macet dalam kondisi ekonomi sedang sulit, maka dicarikan solusi seperti diberikan bunga yang rendah dan keringanan lainnya. Masyarakat kampung Dokar pun memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) baik mikro maupun kecil untuk modal usaha baik usaha tenun dan mata pencaharian lain. 

BRI memiliki andil dalam pembenahan manajemen baik permodalan, pengelolaan dan pemasaran. Berkat hal tersebut, Doka Tawa Tana, Desa Umauta berhasil menjadi Desa Wisata terbaik kedua pada tahun 2022. Selain itu, Kelompok tenun pun berhasil mendapat penghargaan sebagai juara kedua dalam UMKM Brilianprenuer pada tahun 2021 silam. 

Kontribusi BRI dalam Pemberdayaan UMKM di Indonesia 

Produk UMKM dalam UMKM Export Brilianprenuer
(Dok. pribadi : salmanbiroe.com)

Bapak Cletus merupakan salah satu dari ratusan UMKM di Export Brilianpreneur yang merasakan peran BRI. Tercatat sekitar 700 UMKM yang ikut dalam event UMKM terbesar di Indonesia dalam mempromosikan produk lokal yang berdaya saing internasional dan kualitas export. Terdapat lima kategori yaitu home decor & craft, food & beverage, accessories & beauty, fashion & wastra dan health care/wellness

Menurut Kadin Indonesia, pada tahun 2023 jumlah UMKM tercatat mencapai sekitar 66 juta, dengan kontribusinya sekitar 61 % dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia yaitu setara dengan 9.580 Triliun. Dengan besaran tersebut, UMKM memiliki porsi cukup besar dalam perekonomian Indonesia 

Sumber gambar : kadin.id

Saat ini, ekosistem digital pun digalakan untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing UMKM baik di dalam maupun luar negeri. Permasalahan UMKM yang berkutat dengan permodalan, pemasaran, kualitas produk dan lain-lain segera dicarikan solusi dan didorong percepatan agar berdaya saing dan berkualitas ekspor. 

Sumber gambar : Kadin.id

Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan dalam beberapa tahun mendatang setidaknya sekitar 25-30 juta UMKM telah memasuki pasar digital sehingga bisa bertransformasi dan melek digital. Dengan digitalisasi, UMKM telah siap dengan persaingan secara global, dan otomatis meningkatkan standarisasi, efisiensi operasional, peningkatan produktivitas dan perluasan jangkauan pasar. 

Sesuai dengan perjalanan BRI, sebagai bank yang berkontribusi dan berkomitmen dengan UMKM memiliki kerangka pemberdayaan mulai dari dasar, integrasi dan interkoneksi. Hal ini direalisasikan dengan memberdayakan tenaga pemasar mikro yang memiliki peranan penting sebagai financial advisor dalam wilayah penugasan di seluruh pelosok negeri. 

Kontribusi BRI sebagai salah satu perbankan yang melayani seluruh pelosok negeri dengan program-program pemberdayaan seperti Desa BRILiaN, Klasterku hidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL) hingga Linkumkm sebagai platform digital. 

Dok. Pribadi

Desa BRILiaN, sebuah program pemberdayaan dengan 4 pilar utama yaitu sustainability, digitalisasi, inovasi, dan optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Setidaknya sekitar 3.100 desa telah menjadi desa sejahtera karena peningkatan ekonomi masyarakat melalui manajemen pengelolaan keuangan. Program Desa BRILiaN ini telah dilakukan semenjak tahun 2020. 

Selain itu, Klasterku hidupku ini fokus kepada kelompok usaha. Sebanyak lebih dari 23.200  kelompok usaha mikro telah menjadi binaan. Tak hanya itu, sebanyak 1.800 kelompok usaha telah diberikan pelatihan dan bantuan sarana dan prasarana produktif sehingga lebih mendorong kelompok usaha menjadi lebih maju dan berkembang. 

Figur Inspiratif Lokal (FIL)  berusaha menghadirkan sosok ahli dalam berbagai bidang melakukan pelatihan dan sertifikasi untuk menjadi pendamping pelaku UMKM. Program ini berfokus pada one stop solution kepada pelaku usaha mikro baik dalam bidang keuangan maupun non keuangan sesuai dengan kebutuhan UMKM. Setidaknya terdapat lebih dari 890 FIL di seluruh Indonesia yang sudah mendapatkan sertifikasi pendamping UMKM. 

Sebagai sarana digitalisasi, BRI menghadirkan Linkumkm sebagai  platform pemberdayaan online yang menyediakan berbagai modul pelatihan dan self assessment. Platform ini bertujuan agar UMKM naik kelas dengan berbagai pelatihan yang ada. Apalagi di era digitalisasi saat ini, masyarakat telah melek internet sehingga pelaku UMKM pun sudah seharusnya mempercepat proses digitalisasi. Hingga saat ini setidaknya terdapat 6,1 juta pelaku UMKM yang memanfaatkan pemberdayaan melalui platform Linkumkm. 

UMKM Export Brilianpreneur : Mendorong UMKM Naik Kelas dan Mendunia

Dok. Pribadi

UMKM Export Brilianpreneur, sebuah event BRI yang memberikan wadah bagi UMKM naik kelas dan go global. Dari ribuan pendaftar, hanya sekitar 700 UMKM terkurasi, 153 UMKM merupakan Local Heroes yang menjadi contoh dan market leader yang dapat memperluas jaringan dan berkolaborasi dengan UMKM lain. 

Acara ini tak hanya menghadirkan UMKM dari Indonesia, melainkan 25 negara lain pun hadir dengan nilai bisnis pun naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022 misalnya, nilai transaksi bisa mencapai 76,7 juta dollar Amerika Serikat, sedangkan tahun 2023 telah mencapai 80 juta dollar. Dengan transaksi ini secara langsung menghadirkan peluang go global dan dikenal secara luas di dunia internasional. 

Tak heran dengan slogan BRI BRILiaN dan Cemerlang, sebagai solusi financial yang inovatif, berkelanjutan dan memberikan dampak bagi masyarakat dan pemangku kepentingan. Terbukti dengan peran BRI sebagai salah satu bank pemberdayaan UMKM di Indonesia. 


Referensi : 
- https://kadin.id/data-dan-statistik/umkm-indonesia/
- https://www.bri.co.id/detail-news?title=digitalisasi-berbasis-ekosistem-meningkatkan-daya-saing-dan-adaptasi-pasar
-https://www.bri.co.id/detail-news?title=bri-umkm-expo-rt-brilianpreneur-program-terintegrasi-bri-berdayakan-umkm-masuk-pasar-global

You Might Also Like

0 Comments