Mengenal Kusta, Penyakit menular yang dianggap guna-guna

11/27/2021 04:23:00 PM

5P1H0l.md.jpg

Kusta, siapa yang menyangka kalau penyakit ini menular dan sering dianggap masyarakat Indonesia sebagai hasil guna-guna yang dikirimkan oleh dukun. Banyak sekali mitos yang beredar di permukaan yang sering dianggap sebagai pembenaran. Walaupun penyakit kusta ini sudah berusia sangat tua, namun masih banyak orang yang belum tahu cara mengatasi dan mengobatinya sehingga beresiko menularkan kepada orang lain melalui beberapa cara. Dan, satu hal lainnya yang membuat penyakit ini sulit diobati adalah stigma negatif masyarakatnya terhadap penderita apalagi yang memiliki keterbelakangan mental atau memiliki keterbatasan fisik (disabilitas). 

Stigma negatif masih melekat bahkan penyakit ini masih dianggap sebagai sebuah kehinaan, yang mana penderitanya akan dikucilkan dari masyarakat sehingga makin membuat penderita akan sulit sembuh dan melakukan aktivitas secara normal kembali.

"Wah si Tono kena penyakit itu lagi, kita jangan sampai dekat-dekat. Menular banget loh penyakitnya."

"Iya, kita jangan dekat-dekat sama dia. Ntar ketularan."

"Penyakitnya itu bikin seluruh tubuh kayak korengan gitu deh. Itu pasti hasil guna-guna deh."

"Iya, itu pasti hasil guna-guna. Jangan sampai kena deh."

Penderitaan penyakit kusta ini bukan hanya dari penyakitnya itu sendiri melainkan dari masyarakat yang sering menganggap bahwa Kusta adalah sebuah penyakit yang hina dan hasil guna-guna, serta sangat menular. Beberapa sebab inilah yang membuat penyakit ini masih banyak ditemui di masyarajat tanpa tahu bagaimana cara mengobatinya. 

5P1krl.md.jpg

Nah, beruntung banget saya bisa menyaksikan Talkshow Ruang Publik KBR dengan topik Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta. Acaranya sangat membuka mata bahwa penyakit kusta itu adalah penyakit yang bisa disembuhkan bahkan penderitanya itu bisa melakukan perawatan dengan bantuan dari tenaga medis serta obat-obatan yang sudah tersedia di toko obat atau apotik dimana pun. 

Nah, lalu apa saja sih Mitos yang sering beredar dimasyarakat yang perlu diluruskan? 

Mitos dan Fakta Mengenai Penyakit Kusta

Oh iya Kusta adalah penyakit penyakit jangka panjang yang menyerang beberapa bagian tubuh, seperti kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, dan mata. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang ditakuti karena bisa menyebabkan kecacatan, mutilasi (misalnya salah satu anggota tubuh seperti jari terputus), ulserasi (luka borok), dan lainnya. (Sumber : https://www.siloamhospitals.com/)

Menurut Siloamhospital.com, ada beberapa Mitos yang sering dianggap benar dan sudah saatnya diluruskan mengenai hal tersebut.

Penyakit Kutukan dan Turun-Menurun

Sering beredar di masyarakat bahwa penyakit kusta merupakan penyakit kutukan dan turun-menurun. Dan faktanya adalah bahwa penyakit disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium leprae. Namun demikian, risiko menderita kusta dapat semakin besar jika salah satu anggota keluarga terkena penyakit ini.

Mudah Menular

Sering kita anggap bahwa Kusta akan sangat menular walaupun tidak terjadi kontak apapun, dan faktanya adalah kusta tidak akan mudah menular kecuali jika Anda tidak melakukan kontak berulang dengan penderita. Dan, sering dianggap kalau penularanya itu bisa terkena melalui udara atau droplet dari penderita, namun ternyata penularannya itu terjadi jika melalui kontak erat dengan penderita selama periode tertentu. Dan, satu hal lainnya adalah hindari penggunaan handuk dan pakaian yang sudah dipakai oleh penderita kusta ini.

Kutsa Tidak Dapat Disembuhakan 

Nah, inilah yang beredar di masyarakat mengenai penyakit kusta yang tidak dapat disembuhkan, padahal faktanya adalah penderita kusta dapat sembuh dengan perawatan dan pengobatan yang cepat dan tepat. Nah, salah satu yang harus dilakukan adalah dengan terapi multiobat (Multi Drug Therapy/MDT) yang mendapatkan pengawasan langsung dari dokter, kusta dapat disembuhkan secara total.

Tidak Menyebabkan Komplikasi Serius

Nah, penyakit kusta ini merupakan penyakit yang menyerang kulit dan sistem syaraf, serta akan terjadi komplikasi yang cukup serius namun dianggap sebagai penyakit yang biasa saja seperti penyakit kulit, padahal sebaliknya dan akan terjadi penyakit lainnya seperti kemuduran pengelihatan, kerusakan oragn lainya sehingga harus segera ditangani dengan serius. 

Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kusta


5PGIN1.md.jpg

Stigma negatif inilah yang kadang membuat penderita kusta sering mendapatkan perlakukan diskriminatif  dari masyarakat, bahkan beberapa penderita dikucilkan dan tidak diberikan pertolong atau bahkan pengobatan. Nah, lalu bagaimana sih pencegahan dan pengobatan yang benar? 

Kusta sebetulnya merupakan penyakit yang terjadi karena bakteri dan kontak erat dengan penderita selama periode tertentu. Nah, pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit ini adalah mengenali gejalanya dan menghindari kontak erat dengan penderita maupun menggunakan pakaian atau handuk yang telah digunakan oleh penderita. Serta apabila salah seorang anggota keluarga atau tetangga memiliki penyakit kusta segeralah konsultasikan dengan dokter untuk pengobatan yang tepat. 

Pengobatan penyakit Kusta itu diperlukan observasi yang cukup akurat, karena penyakit ini cenderung menyerang sistem syaraf dan organ lainnya, sehingga sangat diperlukan penanganan secara cepat untuk menghindari penyebaran bakteri ini keseluruh tubuh. Nah, setelah dilakukan pemeriksaan, akan ditentukan obat-obat yang sesuai dengan gejala, dan biasanya akan diberikan beberapa vitamin seperti vitamin A dan E untuk penyakit kulit yang terjadi. 

Menurut dr. Febrina Sugianto, banyak stigma negatif inilah yang membuat penyakit kusta sulit diobati, dan untuk pencegahan bisa dilakukan sosialisasi yang masif mengenai gejala dan ciri-ciri penyakitnya lalu pengobatan yang harus dilakukan sehingga penyakit ini bisa diobati dengan cepat dan tepat. Kusta ini penyakit tua sudah dari zaman dahulu sehingga sudah ada banyak obat-obatan yang dapat menyembuhkannnya. 

Selain itu peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk mempercepat penanganannya, seperti memberikan ruang bagi penderita serta cepat merespon apabila ada gejala atau ciri-ciri penyakit tersebut harus segara dibawa ke puskesmas atau klinik sehingga penyakitnya tidak menjangkit keseluruh tubuh. 



You Might Also Like

0 Comments