Berbagi Kebaikan dan Kebahagiaan Dalam Buku Bahagia Bersama

10/27/2021 10:54:00 PM

 5AuhCu.md.jpg

Ketika berbagi, ada sebuah rasa bahagia yang timbul karenanya. Bukan karena hal yang dibagikan atau nominalnya, melainkan rasa kepedulian terhadap sesama manusia yang membuat kebahagiaan itu terpacar baik dari pemberi dan penerima. Dan, saya percaya kalau dalam diri ini selalu ingin berbagi, maka dalam kondisi apapun, justru akan menambah kepedulian kita terhadap sesama. Satu hal lainnya, adalah ketika berbagi itu bukan menunggu memiliki kesempurnaan dalam hal materi, seberapa pun harta atau benda yang dibagikan terhadap sesama, maka nilai berbagi itulah yang dicatat oleh Tuhan sebagai sebuah kebaikan yang akan menolong nantinya di akhirat. 

Kira-kira begitulah beberapa kisah yang ada di Buku Bahagia Bersama karya Kang Maman Suherman dan Ilustrator Mince (Kartunis) dan merupakan sebuah buku dari JNE. Pertama kali melihat buku ini, sepintas buku ini mirip dengan komik, namun ternyata di dalamnya tersimpan kisah-kisah inspiratif yang luput dari pandangan kita selama ini, seperti kisah dermawan cilik si penjual gorengan, si buta pembawa cahaya dan banyak kisah lainnya. 

Cerita Berbagi Kebahagian di Buku Bahagia Bersama 

5Aus3v.md.jpg

Buku Bahagia Bersama mungkin merupakan satu dari beberapa buku yang mengulik cerita kebahagiaan dari versi atau sudut pandang yang sangat unik. Selain membuat orang bertanya-tanya, buku ini membuat saya penasaran dengan ilustrasi karya kartunis, Mince. Sosok Mince adalah sebuah keniscayaan bahwa buku ini akan sangat menarik dengan gambar-gambar dalam buku ini. Tak hanya membuat buku ini menjadi unik, namun sangat berwarna. Di samping itu, kita tahu Kang Maman Suherman juga memiliki keahlian dalam menangkap kisah-kisah unik dan lain daripada yang lain membuat karya buku ini bukan sekedar buku, melainkan maha karya yang wajib di baca oleh semua orang. 

Buku ini memiliki nilai yang wajib disebarluaskan oleh siapapun. Dengan membaca buku ini, semua orang seakan tergugah untuk menanamkan kebaikan walaupun hanya dengan meringankan beban orang lain misalnya dengan menyebrangkan nenek di jalan raya, atau sekedar memberikan tulang ikan kepada kucing di warung makan atau banyak kebaikan lain yang bisa dilakukan tanpa menunggu kita menjadi kaya. 

Berbagi, itulah pesan yang disampaikan buku ini melalui berbagai kisah didalamnya. Berbagi itu tidak menunggu kaya, sesederhana itulah pesan yang ingin disampaikan. Betul sekali, berbagi itu tidak harus kaya secara materi melainkan kaya secara hati. Pun, saya memiliki contoh nyata, Ayah saya yang selama ini mengajarkan dan menamankan nilai berbagi kepada siapapun. Ayah selalu memberikan uang 'pesangon' kepada setiap tamu, terutama tamu dari jauh yang membutuhkan bantuan. Hal ini tertanam dalam diri saya, bahwa berbagi itu bukan hanya karena mampu secara finansial, namun sebuah kewajiban karena menolong sesama manusia itu sudah sewajarnya. Dan alhamdulillah, sampai saat ini saya selalu ingat dan menanamkan dalam diri saya bahwa berbagi terhadap sesama itu sebuah kebahagiaan walaupun dengan uang 5 ribu ataupun satu bungkus makanan. 

Review Buku Bahagia Bersama 

5A53IS.md.jpg

Membedah buku Bahagia Bersama ini seperti tidak sedang membaca buku melainkan kisah-kisah mulai dari yang unik sampai mengelitik, ditambah dengan ilustrasi khas ala Mince membuat buku ini sangatlah menarik. Tak salah jika Kang Maman ini selalu dinantikan karyanya, karena memang menyajikan berbagai ragam kisah yang unik. 

Buku ini terdiri dari 3 bagian yaitu Berbagi Tidak Mengurangi, Tiga Serangkai dan Cerita Juara. Kisah-kisah dalam bagian pertama adalah kisah berbagai ragam mulai dari kisah lucu, menginspirasi dan tak disangka-sangka, sedangkan bagian kedua buku adalah kisah pendiri JNE yang selalu menanamkan nilai "Berbagi, Memberi, Menyantuni", dan bagian ketiga merupakan berbagai kisah inspiratif dari masyarakat. 

Bagian pertama ini memang mengelitik lagi unik, Kang Maman berhasil membawa saya membaca kisah-kisah secara utuh dan meresapi maknanya sekaligus menghibur dengan deretan gambar-gambar seorang mince. Kisah penjual gorengan yang dermawan misalnya, sebuah kisah dari seorang anak berusia 8 tahun dan adiknya berusia 7 tahun. Dalam video singkat sekitar 1 menit itu mempertontonkan kakak beradik ini membagikan gorengan kepada bapak yang cukup tua di pasar. Kemudian ketika bapaknya ingin membayar, anak tersebut menolaknya. Video itu kemudian viral dan mendapatkan respon dari masyarakat, dan ternyata tak berhenti sampai disitu. Ternyata masyarakat mengumpulkan donasi hingga terkumpul lebih dari 60 juta. Ketika ditemui dirumahnya yang hanya petakan tak lebih dri 3x4 meter itu, Fahri (nama anak penjual gorengan) itu menjawab ketika ditanya kenapa tidak mau dibayar, ia dengan polosnya bahwa ibunyalah yang mengajarkan dirinya untuk berbagi. Saya terharu dan kadang merasa malu, kenapa saya yang memiliki uang lebih dari anak itu kadang merasa enggan bahkan tidak mau menolong orang yang sedang kelaparan. Hal ini mengajarkan kita bahwa "berbagi itu tidak harus menunggu kaya". 

Bagian kedua, tak kalah menarik dari sudut pandang pendiri JNE yaitu Bapak Soeprapto Suparno. Beliau mengajarkan kita untuk senantiasa menyampaikan atau menghubungkan kebahagiaan kepada siapapun termasuk dengan cara mengantarkan paket ke seluruh Indonesia. Disamping itu, nilai-nilai "Berbagi, Memberi, Menyantuni" inilah yang sampai saat ini dilakukan oleh JNE. Tak hanya jadi filosofi belaka, JNE mewujudkan semua nilai termasuk menyantuni fakir miskin, yatim piatu dan orang-orang tidak mampu dari keuntungan perusahaan. Kebahagiaan berbagi inilah yang selalu ditanamkan sampai saat ini. Bahkan, beberapa program masyarakat seperti penyaluran buku dan bantuan untuk masyarakat pun dibantu oleh JNE dengan tanpa dibayar sepeserpun. 

Dan, dibagian ketiga, berbagai macam kisah inspiratif dari masyarakat yang mengikuti JNE Writing Competition baik dari Jurnalis maupu  masyarakat umum yang sudah pernah dipublikasikan di koran, majalah dan media publikasi lainnya. Kisah-kisah ini pun tak kalah menginspirasi sehingga wajib dibaca oleh kita semua.

Menjadi seorang yang berbuat banyak terhadap orang lain itu merupakan sebuah anugerah dan kebahagiaan tersendiri. Berbuat baik bukan hanya demi konten dan mengharapkan ridho dari Tuhan adalah sebuah hal yang tak ternilai harganya. Dan, satu hal bahwa berbuat kebaikan dan berbagi terhadap sesama tidak perlu menunggu kaya, karena sejatinya berbagi itu tidak dinilai dari seberapa banyaknya melainkan niat yang tulus membantu sesama. 


You Might Also Like

0 Comments