Rahmad Maulizar, Senyum dan Harapan Penderita Bibir Sumbing Dari Aceh

8/26/2023 10:21:00 PM

Sumber Gambar : kumparan.com

Senyum adalah jendela hati manusia. Bahkan konon, senyum dikatakan sebagai sedekah, karena dengan senyuman bisa membuat orang lain yang sedang bersedih atau kurang bahagia menjadi ikut tersenyum dan berbahagia. Bahkan, dengan senyuman yang dilakukan pun membuat orang menghargai dan menghormati. Indonesia pun dinobatkan sebagai salah satu negara paling ramah dengan senyuman indah dan tulus. 

Namun, bagaimana jadinya jika senyuman itu tidak bisa hadir dikarenakan ketidaksempurnaan dari lahir? Tentu saja manusia yang lahir menginginkan seperti orang lain yang memiliki raga sempurna, bahkan senyuman manis yang tercipta dari bibir dan gigi yang berbaris rapi. Rupanya penyandang bibir sumbing ini memiliki ketidaksempurnaan di bagian bibir dan mengakibatkan senyum itu redup dan tak mampu menyapa lainnya dengan kepercayaan diri. 

Kegelisahan ini dirasakan oleh Rahmad Maulizar. Betapa mahalnya sebuah senyuman yang indah, dan betapa beruntungnya orang yang memiliki senyuman yang sempurna. Rahmad bahkan menerima ejekan pada saat SMP dan SMA karena memiliki ketidak sempurnaan pada bibirnya. Selain itu, Rahmad pun harus berusaha dalam melakukan banyak hal seperti pada saat makan dan berbicara. 

Namun, dengan ejekan tersebut bukan malah melemahkan Rahmad. Ia akan selalu melawan ejekan tersebut dan dibalas dengan tarikan ketapel yang selalu siap dibalik celananya. 

“Kalau ada yang mengejek langsung saya ketapel dia. Dulu —waktu SMP dan SMA— saya terkenal dengan anak sering berkelahi; ke mana-mana bawa senjata ketapel dan pasir, ” ungkap Rahmad seperti dikutip dari Aceh Kini.

Terus Berusaha Melakukan Operasi Bibir

Bukan tidak berusaha dan melakukan berbagai macam operasi, orang tua Rahmad ini sempat melakukan operasi pada tahun 2004 sebelum tsunami di Aceh melanda. Namun, hasilnya pun tidak sesuai dengan harapan. Rahmad harus menjalani hari-hari dengan hasil operasi yang belum maksimal. 

Harapan untuk menjalani hidup dengan normal, dengan senyuman yang indah, kembali diurungkan. Rahmad tidak bisa terus memaksa kedua orang tua untuk kembali melakukan operasi, karena memang operasi pun membutuhkan biaya yang lumayan besar. 

Tiga tahun berselang, ternyata keberuntung berpihak pada Rahmad. Berbekal hanya dari koran, Rahmad mendapatkan informasi kegiatan operasi bibir sumbing gratis di Banda Aceh dari Yayasan Smile Train Indonesia. Informasi itu mengantar Rahmad pada Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik.

Tepat pada 2008, Rahmad akhirnya bisa menjalani operasi bibir sumbing lagi. Operasi tersebut dilakukan di RSU Malahayati, Banda Aceh. Operasi tersebut bertujuan memperbaiki celah pada bibir dan langit-langit mulut. Operasi dilakukan secara bertahap dan pada tahun 2010 akhirnya operasi berhasil memberikan hasil sempurna dan bibir sumbingnya pun bisa hilang dengan sempurna. Kini Rahmad bisa memiliki senyum sempurna seperti teman-teman yang mengejeknya beberapa tahun lalu. 

Sumber gambar : kumparan.com

Rahmad pun sangat bahagia dengan operasi yang lancar. Dan, Rahmad pun memberi tahu kepada tetangga dan masyarakat sekitar yang menderita hal yang sama dengannya. Ternyata hal ini terdengar sampai Yayasan Smile Train Indonesia hingga tak berselang lama, ia ditawari untuk menjadi sukarelawan di yayasan nonprofit tersebut.

Membuka Harapan Ribuan Anak Penyandang Bibir Sumbing 

Sumber gambar : kumparan.com

Senyum adalah jendela hubungan antar manusia. Bagi Rahmad senyum adalah harapan ribuan anak penyandang bibir sumbing di Aceh dan sekitarnya. Setelah menjadi relawan Yayasan Smile Train Indonesia, kegiatan berkeliling pun dijalaninya setiap hari. Ia harus rela menempuh puluhan bahkan ratusan kilometer untuk menjangkau rumah-rumah warga yang membutuhkan operasi gratis bibir sumbing tersebut. 

Brosur-brosur pun ditempelkan, spanduk dibentangkan diberbagai daerah supaya masyarakat bisa melihat dan menghubungi Rahmad sebagai salah satu narahubung bagi Yayasan Smile Train Indonesia. Usaha tersebut ternyata membuahkan hasil dengan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat yang memiliki anak atau saudara bahkan tetangga yang menyandang bibir sumbing tersebut. 

Bahkan pada saat social media merebak, Rahmad memanfaatkannya untuk menyebarkan informasi operasi gratis bagi penyandang bibir  sumbing. Dan, hasilnya sangat membuatnya bekerja tanpa henti 24 jam sehari, 7 hari seminggu untuk menjawab sms, telpon, dan yang menghubunginya melalui social media. Walaupun sibuk dengan kegiatan relawannya tersebut, Rahmad masih sempat membuka usaha isi ulang pulsa dan jualan online. 

Semenjak Rahmad bergabung dan menjadi relawan Yayasan Smile Train Indonesia, jumlah operasi yang dilakukan oleh Yayasan meningkat sangat tajam dari 2010-2021 tercatat 6.000 tindakan operasi berhasil dilakukan, berbanding terbalik sebelum Rahmad bergabung yaitu dari 2007-2010 hanya berhasil melakukan 1.000 tindakan operasi saja. 

Anak-anak penyandang bibir sumbing tentu saja memiliki mimpi yang sama dengan anak-anak lain untuk bisa memberikan senyuman indah kepada setiap orang. Harapan itu akhirnya bisa diwujudkan berkat operasi gratis oleh Yayasan dan dengan bantuan dari Rahmad yang senantisa memberikan informasi dan mengunjungi banyak anak-anak di berbagai daerah. Apalagi harapan penyandang bibir sumbing yang terkendala oleh biaya operasi dengan adanya layanan operasi gratis ini tentu saja sangat membantu. 

Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan operasi bibir sumbing bisa mencapai Rp 25 juta. Sementara, ketika mengikuti program Smile Train, calon pasien hanya perlu memastikan kondisi kesehatannya.

Selain biaya operasi gratis, program ini juga menyediakan rumah singgah yang bisa digunakan untuk pasien yang bertempat tinggal tinggal jauh dari rumah sakit. Rumah singgah yang disediakan Smile Train dan para donatur ini dapat dipakai oleh pasien untuk beristirahat lebih dulu sebelum menjalani operasi, termasuk bagi anggota keluarga yang mengantar.

Perjuangan Yang Membuahkan Hasil dan Apresiasi 

Sumber gambar : satu-indonesia.com

Rahmad menjadi salah satu dari enam orang di Indonesia yang menerima apresiasi dari ASTRA untuk anak muda pembawa perubahan dalam 12th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021.

"Alhamdulillah, berkat dukungan orang tua, istri dan sahabat semua, bertepatan dengan peringatan 93 tahun Hari Sumpah Pemuda, saya mendapat penghargaan anak muda pembawa perubahan, tentunya hal ini juga menjadi semangat saya kedepan," jelasnya..

Penghargaan adalah semangat baginya untuk terus berkomitmen membantu menjemput harapan anak bibir sumbing yang kurang mampu untuk mendapatkan operasi gratis dari program yang Smile Train Indonesia.

You Might Also Like

0 Comments