Princess Mononoke, Relasi Antara Manusia Dan Hutan

8/15/2023 03:02:00 AM

 

Jika Ashitaka tidak terkena kutukan iblis dari babi yang menyerangnya, mungkin ia tidak bertemu dengan Lady Eboshi dan Princess Mononoke. Ashitaka harus mencari penawar racun yang telah menjalar keseluruh tubuh dan menyebarkan kebencian. Ternyata racun tersebut adalah buatan dari Lady Eboshi yang merupakan pimpinan dari Kota Besi. Setelah didalami, tambang besi yang menjadi mata pencaharian di kota tersebut ternyata sudah habis dan harus mencari hutan di wilayah lainnya, dan hutan tersebut adalah rumah Ashitaka. 

Keserakahan Lady Eboshi menyebabakan hutan terbakar, hewan-hewan terbunuh, dan menyebabkan hewan sangat membenci manusia. Jalan penyembuhan Ashitaka juga terhabat, karena Lady Eboshi juga mengincar Dewa Hutan, sang penyembuh kutukan Ashitaka. 

Salah satu penjaga hutan yang dikenal tanggung adalah Princess Mononoke, seorang manusia yang dibesarkan oleh serigala di dalam hutan. Ia mati-matian mencegah manusia menghancurkan hutan yang menjadi tempat tinggalnya dan makhluk-makhluk lain di dalamnya. 


Keserakahan Lady Eboshi ini merefleksikan kondisi saat ini, saat hutan dan lahan ditebang guna membangun tertentu. Kadang kala, walaupun sudah sesuai dengan izin dan AMDAL yang berlaku, nyatanya banyak oknum yang membuka lahan tanpa adanya pertimbangan kelestariannya. Yang ada dalam pikiran oknum tersebut hanyalah keuntungan yang didapat dari pembukaan lahan dan diubah dengan lahan lainnya. 

Bagaimanakah pentingnya hutan dan lahan gambut bagi kelangsungan ekoistem saat ini? Jika hutan sebagai paru-paru, maka lahan gambut juga memiliki fungsi yang sama apalagi wilayah yang tanahnya hanya memiliki lahan basah aja. Apa sih peran penting lahan gambut? 

Peran Penting Lahan Gambut 


Wilayah Kalimantan misalnya merupakan dataran dengan lahan hutan dan gambut luas. Peran lahan gambut juga sangat penting dan krusial untuk menjaga keseimbangan alam. Lalu, apa aja sih peran penting lahan gambut bagi ekosistem?

Mengurangi dampak bencana banjir dan kemarau

Daya serapnya yang tinggi membuat gambut berfungsi sebagai tandon air. Gambut dapat menampung air sebesar 450-850 persen dari bobot keringnya. Selain itu, gambut yang terdekomposisi juga  mampu menahan air 2 hingga 6 kali lipat berat keringnya. 

Menunjang perekonomian masyarakat lokal 

Berbagai tanaman dan hewan yang habitatnya di lahan gambut dapat menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar gambut.

Habitat untuk perlindungan keanekaragaman hayati

Berbagai macam flora dan fauna dapat tumbuh dan tinggal di lahan gambut. Beberapa jenis flora sangat berguna bagi masyarakat sehingga perlu dibudidayakan. Sementara itu, fauna yang tinggal di  lahan.

Lahan gambut menjaga perubahan iklim 

Gambut menyimpan cadangan karbon yang besar sehingga ketika lahan gambut Lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan yang ada di seluruh dunia. Ketika terganggu,  dikeringkan atau mengalami alih fungsi, simpanan karbon di dalam gambut terlepas ke udara dan menjadi sumber utama emisi gas  rumah kaca. 

Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut

Kebakaran hutan dan lahan gambut ini menyebabkan rusaknya ekosistem yang telah dibangun beratus-ratus tahun. Selian itu, flora dan fauna juga ikut musnah akibat dari kebakaran ini, dan lebih parahnya dapat menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Penyakit Jantung serta iritasi pada mata, tenggorokan dan hidung. Kabut asap dari kebakaran hutan juga dapat mengganggu bidang transportasi, khususnya transportasi penerbangan.

Tersebarnya asap dan emisi gas Karbondioksida dan gas-gas lain ke udara juga akan berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim. Kebakaran hutan mengakibatkan hutan menjadi gundul, sehingga tidak mampu lagi menampung cadangan air di saat musim hujan, hal ini dapat menyebabkan tanah longsor ataupun banjir. Selain itu, kebakaran hutan dan lahan juga mengakibatkan berkurangnya sumber air bersih dan bencana kekeringan, karena tidak ada lagi pohon untuk menampung cadangan air.

Upaya Pengedalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)


Ada beberapa tahapan pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, yaitu :

Tahap Pencegahan

Penanganan kebakaran hutan dan lahan yang paling efektif adalah dengan melakukan pencegahan sebelum terjadinya kebakaran.  

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan sosialisasi terkait bahayanya kebakaran hutan, merevisi peraturan perundangan yang  berkaitan dengan pemberian perizinan di lahan gambut, serta pengamatan titik rawan kebakaran yang lebih intensif.

Tahap Pemadaman

Proses pemadaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 
  • Pembuatan sekat bakar, yakni jalur yang dibersihkan dari bahan bakaran yang sengaja dibuat di wilayah
  • yang rawan terjadi kebakaran untuk mencegah penyebaran api apabila terjadi kebakaran; 
  • Pemadaman manual dengan mobil pemadam kebakaran dan tangki air; 
  • Water bombing, yakni menjatuhkan bom air dari helikopter untuk memadamkan api; 
  • Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan cara penyemaian garam untuk menciptakan awan hujan di atas area yang terbakar.

Penangan Pasca Kebakaran

Penanganan pasca kebakaran adalah semua usaha, tindakan atau kegiatan yang meliputi inventarisasi,  monitoring dan evaluasi serta koordinasi dalam rangka menangani suatu areal setelah terbakar. Penanganan pasca kebakaran dapat dilakukan dengan pembuatan kebijakan mengenai restorasi gambut, melakukan restorasi gambut (rewetting, revegetation, revitalitation) yang telah terdegradasi serta monitoring.

Dari Princess Mononoke, kita belajar bahwa kesimbangan ekosistem hutan dan lahan gambut sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan kedepan. Bukan hanya anak cucu, namun generasi selanjutnya lah yang akan menerima konsekuensi dari kerusakan hutan, alam dan lahan gambut yang ada saat ini.





You Might Also Like

0 Comments