Cerita Teman Seperjuangan Dari SMA Hingga Kini

12/22/2022 02:59:00 PM


"Teman sejati adalah seseorang yang melihat rasa sakit di matamu sementara yang lain percaya senyum di wajahmu."

Sahabat atau Teman Seperjuangan itu berharga bagi semua orang tanpa terkecuali bagi saya. Dikala susah dan sedih, dia selalu hadir entah dalam bentuk apapun seperti surat, sms, whatsapp atau sekedar menyapa di social media. Kehadirannya membuat suasana yang tadinya sedih menjadi sumringah, apalagi saya termasuk tipikal overthingking dan baperan, jadi kesedihan pun bisa datang dengan tiba-tiba seperti hujan saat ini. Pun karena sisi introvert membuat saya cenderung malu untuk berinteraksi, apalagi mendahului percakapan, membuat teman pun irit berbicara, tapi jika sudah kenal perbincangan pun biasanya mengalir sangat deras seperti air sungai yang mengalir ke laut. 

Teman bagi saya itu sudah seperti saudara, apalagi pada saat kuliah dulu. Kalau sakit dan harus berobat, temanlah yang mengurusi saya mulai dari membelikan makan, membeli obat dan mengantarkan ke puskesmas saat periksa. Walau sederhana, namun saya sangat memaknai sebagai sebuah hal paling bermakna dan tak terlupakan. Walaupun saya introvert, namun saya mencoba dan berusaha untuk berteman dengan siapapun tanpa terkecuali. Bagi saya semua orang berhak menjadi teman saya dan sebaliknya. Jika merasa tak cocok, maka setidaknya bukan berarti menjadi musuh namun hanya berbeda dalam pola pikir dan kesukaan. Jadi tidak ada paksaan dalam pertemanan dan memilih siapa yang menjadi teman seperjuangan. 

"Man, nanti ke perpus yuk."

Saya yang masih rebahan sontak kaget dan secepatnya merespon chatan tersebut. 

"Yukkk, gue siap-siap dulu ya."


Kadang kala, saat bosan dikos-kosan, saya selalu menyempatkan diri untuk keluar dan melihat suasana luar. Dengan begitu, suasana hati yang biasanya tidak begitu bagus berubah menjadi sesuatu yang luar biasa. Begitupun pada saat bertemu dengan teman maka hati pun terhibur dan kembali menemukan semangat yang seakan hilang gara-gara aktivitas yang cukup tinggi. Rasa dari sekolah tepatnya SMA, kebiasaan saya banyak yang tak berubah, mulai dari rutinitas meminjam buku, menulis dan berkhayal, yang menjadi pembeda hanya saat ini saya melakukan kesemuanya untuk pekerjaan yang saya geluti sebagai blogger dan social media influencer. 

Sebelumnya saya pun hobi melakukan surat menyurat dengan sahabat pena, dan ternyata teman sebangku saya Erlangga pun memiliki hobi yang sama. Selain itu dari dunia menulis khususnya blogger saya pun memiliki sahabat seperjuangan yang siap sedia jika ditanya apapun, walaupun masing-masing memiliki kesibukan.

Bermula Dari Surat Ke Kedubes Jepang dan Komunitas Blogger 


Hampir 21 tahun kami bersahabat, tepatnya saat bangku SMA. Kami berdua memiliki mimpi yang sama, sama-sama ingin menginjakan kaki ke negeri Sakura yang indah dengan Tokyo Tower yang indah. Semua bermula ketika kami berdua mengirimkan surat kepada kedutaan Jepang di Jakarta, tepatnya di Thamrin. Saat itu, Erlangga yang pertama kali mengirimkan surat dan dibalas dengan surat balasan dan sebuah buku kebudayaan dan belajar bahasa Jepang. Kemudian selang beberapa minggu, akhirnya saya mendapatkan buku yang sama. Setelah itu, kami berdua seakan sangat tertarik dengan apapun yang berhubungan dengan Jepang mulai dari bahasa, drama, anime dan lain-lainnya. Erlangga ternyata sangat cepat belajar huruf katakana dan hiragana, bahkan sempat menguasai kata-kata dasar.

Setelah kelulusan, kami berpisah saya di Semarang, sedangkan Erlangga di Yogyakarta. Setelah kuliah, kami pun sama-sama mengirimkan kabar melalui surat. Dan, akhirnya setelah lulus, saya mencoba peruntungan di Jakarta dengan melanjutkan kuliah di Profesi Akuntansi, di Universitas Indonesia. Disinilah saya kembali mengejar mimpi saya untuk bisa ke Jepang, dan akhirnya saya memutuskan untuk mulai belajar bahasa Jepang pelan-pelan. Dan, pada akhirnya setelah bekerja, saya berhasil mewujudkan mimpi untuk ke Jepang. Saya sebetulnya tidak menyangka bisa ke Jepang karena pada tahun 2012 tersebut masih sangat minim informasi mengenai Jepang, saya hanya berpedoman buku dari Claudia Kaunang. Erlangga pun ternyata memberikan apresiasi karena pada saat traveling saya hanya sendiri dan mengandalkan buku dan maps. Begitulah teman seperjuangan yang selalu mendukung satu sama lain, apalagi untuk urusan traveling dan Jepang. Dan, ternyata Erlangga kini sama-sama di Jakarta sehingga bisa berkabar dan bercerita panjang lebar.


Selain dari SMA, Teman Seperjuangan pun hadir dari dunia tulis-menulis, tepatnya Blog. Tahun 2007 saat saya merantau ke Jakarta, saya mulai melakukan dan belajar banyak hal termasuk menulis. Saat itu internet masih sangat bergantung pada warnet, saya pun mau tak mau harus sering ke Warnet. Saat ke warnet, selain mengumpulkan bahan tugas, biasanya saya mencoba hal baru seperti social media dan blog. Saat itu saya masih sangat hijau dalam dunia blog, dan akhirnya saya dikenalkan dengan sebuah komunitas blogger, blogfam. Dari blogfam inilah saya bertemu dengan seorang yang sampai saat ini menjadi Teman Seperjuangan.

Mba Nunik, bisa dibilang Seperjuangan di blogger sampai saat ini, sudah lebih dari 15 tahun. Mulai dari membuat pelatihan bersama, belajar menulis, membuat beberapa project dan mimpi-mimpi tentang banyak hal. Diluar pekerjaan, kami menyempatkan waktu untuk bertukar cerita baik tentang kehidupan keluarga, pribadi dan banyak hal sampai hal kecil misalnya masalah mengedit video atau foto. Pada saat sakit pun, walaupun jauh saya menyempatkan diri untuk membelikan obat-obatan yang dikirim online.

Teman Seperjuangan bukan hanya menyempatkan waktu saja, namun lebih dari itu menyempatkan diri untuk berbagai hal lainnya. 

Teman Seperjuangan itu buanyak macamnya termasuk yang menemani di saat duka. Bahkan bisa menemani pada saat sedang terpuruk dan titik terendah sekalipun. Pada saat pandemi lalu, banyak orang yang kehilangan mata pencaharian, kehilangan sanak saudara dan banyak yang mengalami depresi. Kehidupan di masa pemademk lalu itu bisa jadi merupakan seleksi alam untuk menunjukan siapa yang disebut Teman Seperjuangan.

Mandala Multifinance, Teman Seperjuangan Masa Kini dan Nanti 


Menemukan Teman Seperjuangan itu seperti menemukan saudara bahkan keluarga. Teman Seperjuangan akan melakukan apapun termasuk menerima curhatan dan keluh kesah. Apalagi pada saat mengalami masalah keuangan dan permasalahan kehidupan yang tak kunjung usai, kamu bisa berkeluh kesah ke Mandala Finance. 

Bagi yang belum kenal, Mandala Finance didirikan pada 21 Juli 1997, dan merupakan sebuah perusahaan pembiayaan komersial yang berfokus pada bisnis pembiayaan sepeda motor, elektronik, furnitur, dan pembiayaan multiguna lainnya. Selain itu, Mandala telah hadir di 274 cabang yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, Mandala Finance merupakan wadah yang paling pas untuk menumpahkan isi hati tentang masalah keuangan yang bisa sangat terjamin. Saat ini banyak sekali pembiayaan keuangan yang ilegal, sehingga harus hati-hati dalam memilih. Namun, dengan pengalamannya kami semakin percaya terhadap Mandala Finance.


Dalam kesempatan lalu, Christel Lasmana, Direktur Bisnis Mandala Multifinance dan  Tara Agnesstasha, Corporate Communications Manager PT Mandala Multifinance Tbk menceritakan tentang Teman Seperjuangan yang selalu ada dalam kondisi apapun dan selalu berusaha menemukam solusi dari kondisi saat ini. Mandala Finance menjadi solusi bagi semua orang yang membutuhkan pembiayaan dan modal usaha dengan jaminan yang mudah seperti motor dan kendaraan lain. 


Selain itu, amYuk unggah Instagram story tentang #TemanSeperjuangan kamu, dapatkan hadiah setiap minggunya. Periode submisionnya sampai dengan tanggal 24 Desember 2022.



 

You Might Also Like

0 Comments