Ini Tentang Kita, Memberi dan Rasa Syukur

12/29/2022 08:48:00 PM


Ini Tentang Kita, Humanesia. Sebuah cerita tentang banyak hal, termasuk pertarungan batin antara memberi atau berhenti. Bukan hanya tentang salah atu betul melainkan tentang rasa dan empati. Jika merujuk antara betul dan salah, maka rasa kemanusian itu terhalang oleh banyak label dan batasan. Maka, inilah uraian tentang banyak hal, namun bisa dimulai dari saya sendiri. 

Dan, saat jalan-jalan ke Jepang, saya mendapatkan beberapa hal yang membuat saya semakin terbuka bahwa kebaikan itu bisa dilakukan siapapun tanpa terkecuali, dan sebaliknya ketika membantu sesama pun sebaiknya tulus dan tanpa mengharap imbalan apapun. 

Antara Jepang Dan Indonesia 

Saat pertama kali ke luar negeri, gambaran saya tentang negara yang saya kunjungi itu hanya bisa dilihat dari berbagai sumber seperti google. Pandangan pertama saya mengenai Jepang bukan hanya familiar, namun sudah menjadi konsumsi saya dari kecil. Sebut saja kartun-kartun Jepang menghias layar kaca setiap hari, dan banyak sekali yang menghibur sekaligus memberikan insight tentang artinya kerja keras dan berbuat baik terhadap sesama. 

Dari Doraemon misalnya, saya mendapatkan pembelajaran bahwa harus berbuat kebaikan meskipun tidak tahu apakah orang yang kita tolong ini berterima kasih dan bersyukur dengan pertolongan tersebut. Doraemon seberapa pun baik atau buruk Nobita, namun selalu siap sedia membantu dalam keadaan apapun tanpa berharap apapun. Keikhlasan dan ketulusan inilah yang bisa diambil dari kartun ini. 

Dan, ternyata bukan hanya dari kartu saja saya bisa merasakan kebaikan orang-orang Jepang. Saya mengalaminya sendiri pada saat saya kebingungan memegang peta dari buku traveling ke Jepang karya Claudi Kaunang. 

"Excuse me, do need some help?"

Dengan wajah penuh kebingungan dan kepolosan, saya mengangguk.

"I want to go this place."

Saya menunjukan Gunung Fuji, salah satu tempat impian semua orang termasuk saya. 

" Let me guide you to the ticket information."

Seorang gadis Jepang yang berpakaian rapi layaknya orang kantoran ini bukan hanya menunjukan jalan saja, melainkan menemani saya sampai ke ticketing dan information center yang berada entah dimana. 

"This is the location."

"Thank you so much for your help."

Saya membungkuk, tanda mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan ini. Kemudian gadis itu pun sama-sama membungkukan badan. Kemudian dia berpamitan dengan senyum. Saya pun membalas dengan senyuman tulus dan bahagia atas bantuan yang saya terima.

Bukan hanya saat itu saja, beberapa kali saya menanyakan alamat kepada orang Jepang, walaupun mereka tidak mahir berbahasa Inggris, namun dengan segala daya upaya akan membantu dan menunjukan arah yang benar. 

Ternyata benar, bahwa berbuat baik itu tidak mengenal suku, ras, agama, golong, negara atau label apapun yang kita miliki. Sebagai seorang manusia, apabila sesorang mengalami kesulitan, sudah sewajarnya kita sebisa mungkin membantu walaupun hanya dengan tenaga, uang ataupun doa sekalipun, itu sudah tercatat sebagai niat membantu sesama. 

Dan, ternyata kita harus bangga juga dengan Indonesia. Dikutip dari Tempo.com, Indonesia tahun ini kembali dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia oleh Charities Aid Foundation alias CAF. Berdasarkan World Giving Index 2022 yang disusun dan diterbitkan oleh CAF, Indonesia mendapat nilai sebesar 68 dari 100 persen dan menduduki peringkat 1 dari 119 Negara.

Indonesia menjadi negara paling dermawan sebanyak lima kali berturut-turut sejak 2018. Pada 2021, diperkirakan sebanyak 8 dari 10 orang Indonesia kerap berdonasi dan 6 dari 10 orang setidaknya pernah menghabiskan waktu sebagai sukarelawan.

Saya sangat bangga dengan penobatan ini kepada Indonesia, setidaknya ini membuktikan bahwa empati dan rasa saling memiliki serta gotong royong ketika ada musibah di Indonesia, maka sumbangan pun akan terus mengalir. Namun, memang diperlukan sebuah lembaga pengelola sumbangan yang kredible dan bisa menjalankan amanah dari donatur. 

Ini Tentang Kita, Campaign Humanesia Dari Dompet Dhuafa

Inilah Tentang Kita, mulai dari kamu, mari ambil peran merawat kebaikan kolektif, inilah program Humanesia dari Dompet Dhuafa. Terlahir dari keluarga yang biasa saja namun tidak kekurangan mengajarkan saya untuk terus menerus bersyukur. Namun, tidak semua orang merasakan kebahagiaan dan keberuntung seperti yang dialami. Banyak diantara kita yang mau makan pun harus memulung atau mengamen, atau bahkan berjuang di jalanan dengan barang dagangan yang sulit terjual. Melihat hal tersebut, mungkin mengetuk hati untuk sekedar berbagi. 

Ya, #IniTentangKita , dengan ragam perbedaan dalam satu persamaan. Dengan upaya dan percaya, bahwa dukungan kemanusiaan kita turut menguatkan satu sama lain. Dedikasi kepedulian itu Dompet Dhuafa rangkum dalam momentum campaign Humanesia, agar optimis menyala yang membuka tahun 2023.

Program Humanesia, #IniTentangKita

Komitmen program Indonesia Siaga bagi mereka yang terkena dampak bencana. Bagikan pentingnya menjadi bergairah tentang wanita tangguh. 'Hadiah akhir tahun' untuk anak yatim dari kami saudara angkat. Bahkan Wakaf untuk Ibu adalah doa bakti yang abadi untuk kedua orang tua kita. Dompet Dhuafa memiliki motto "Ini Tentang Kita".

Yang dimaksud dengan "kita" mengacu pada semua pihak. Dompet Dhuafa, para relawan, donatur, penerima manfaat, jaringan mitra dan semuanya. Ini menggambarkan semua pihak dari berbagai latar belakang, status, profesi dan kelompok umur. Untuk terlibat aktif bersama dalam kepedulian terhadap kebaikan bersama, lebih bersatu dan lebih bersatu.

Beberapa program antara lain :

Hadiah akhir tahun' untuk anak yatim

Progam ini ddalah sebuah program berbagi keceriaan akhir tahun dengan memberi kado kepada anak-anak yatim di berbagai daerah. Bukan hanya sekedar berbagi kado akhir tahun, sedekahmu untuk mereka adalah jalan untuk mendapat ridho Allah dan berdekatan dengan Rasulullah di surga. Keceriaan kado akhir tahun darimu akan dibagikan ke anak-anak yatim di berbagai wilayah Indonesia, di antaranya Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan lain-lain.

Bantu Perempuan Berdaya, Maju & Mandiri

Dampak COVID-19 menyebabkan perempuan sulit untuk bekerja kembali karena tanggung jawab bertambah untuk merawat anak, menjadi guru di rumah, dan urusan rumah tangga lainnya. Selain tidak bisa bekerja, COVID-19 juga menyebabkan perempuan harus jadi tulang punggung keluarga karena suami berhenti bekerja, diisolasi, atau meninggal dunia. 

Perubahan pola konsumsi dari offline ke online saat masa pandemi juga menyebabkan 87,5 UMKM terdampak. Kondisi ini juga dialami oleh banyak ibu rumah tangga yang telah menjadi tulang punggung keluarga sebelum masa pandemi COVID-19. 

1000 Sepatu Untuk Anak Cianjur 

Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 telah merusak dan memporak porandakan 701 fasilitas pendidikan, 56.548 bangunan rumah rusak serta mengakibatkan 602 jiwa meninggal dunia, 5 jiwa masih dalam pencairan, 595 jiwa luka-luka dan 114.683 jiwa mengungsi. 

Anak-anak terpaksa belajar di sekolah – sekolah darurat beralaskan tikar, berlangitkan terpal dengan perlengkapan sekolah seadanya. Tanpa seragam, alat tulis lengkap, bahkan sepatu sebagai pelindung. Semuanya lenyap oleh reruntuhan gempa. Semangat belajar mereka tentu saja harus tetap didukung dengan perlengkapan yang memadai. Melalui gerakan “Shoecial Movement” ini kami mengajak para Sahabat untuk ikut berkontribusi dalam program berbagi 1000 pasang sepatu baru untuk anak-anak penyintas gempa Cianjur.

Selain itu masih banyak movement dan gerakan lainnya. Untuk informasi selengkapnya bisa ke website resmi HUMANESIA - Ini Tentang Kita - Portal Donasi Dompet Dhuafa . 

You Might Also Like

0 Comments